KRINGG!!
Albert melirik handphone Via yang menandakan adanya panggilan masuk. Begitu Via mengetahuinya, ia bersegera menjauh dari pandangan Albert.
"Siapa pria itu, Clara?" seseorang menelepon Via.
"Bukan urusanmu!!" sentak Via.
"Lu cewek gua. Otomatis urusan lu mnejadi urusan gua!" pria itu menanggapi dengan datar.
"Sejak kapan aku jadi cewek kamu?!. Jangan asal ngaku-ngaku yah!" wajah Via memerah marah.
"Kita sudah sepakat bukan?!. Ohh sepertinya perlu gue ingetin isi kesepakatannya ya. Lu nemenin gue dan berakting menjadi pacar kemanapun acara kelompok gue, maka lu akan gue perlakukan layaknya pacar sesungguhnya. Tapi jika lu menolak, maka gue akan bersikap kasar dan memaksa lu supaya benar-benar jadi pacar gue sekaligus meladeni kebutuhan ranjang gue. Gimana, sudah ingat nona Clara?" nada suara si pria terkesan mengejek.
"Itu hanya akal-akalanmu saja!" sinis Via.
"Jika hanya akal-akalan, kenapa beberapa kali lu ikut di acara gue?" komplain lawan bicara Via.
"Yah kuakui memang aku pernah tergiur untuk menjadi wanita paling terkenal di kalangan anak muda kota ini karena berada di sisimu. Tapi setelah sadar, aku tak pernah kesana lagi sampai sekarang!" kilah Via mulai gemetar.
Dari jauh Albert bisa melihat gerak tubuh Via yang gemetar. Albert mengerutkan keningnya penasaran.
"Nah, berarti lu secara otomatis memilih poin kedua. Lu minta dipaksa menjadi pacar gue. Ga salah dong tadi gue bilang gitu?!" nada suara lawan bicara Via penuh intimidasi.
"Aku tidak mau!" Via membentak nyaring hingga Albert menoleh kearah kekasihnya.
"Lu udah dalam cengkeraman gue. Lu ga bisa menghindar lagi. Ohh mungkin dia tadi kekasihmu?. Akan lebih baik jika gue habisin dia, biar lu lebih paham gimana kekuatan gue!" ancam pria tersebut.
"Kamu jangan macam-macam!" Via semakin kalut.
"Datanglah kepelukan gue!!. Hahaha,"
TTUTT
TUTT
TUTT
"Tunggu, Anggara. aku belum selesai ngomong!"
"Hahh!!" Via menghempaskan tubuhnya keatas sofa dengan frustasi.
"Siapa yang telepon, Honey?" tahu-tahu Albert sudah berada didekat Via.
"Ohh tidak. itu ehmm, anu. Hanya teman cewek yang nyebelin." Via gelagapan mencari alasan untuk menutupi dari Albert.
"Ya sudahlah. Cobalah untuk bersabar menghadapi masalah," Albert beranjak turun ke lantai 1 tanpa menunjukkan kecurigaan sedikitpun.
Bukan maksud Via menutupi keadaan tersebut dari Albert, namun kondisi begitu rumit. Via bagai memakan buah simalakama. Jika ia mempertahankan Albert dan berterus terang, maka nyawa Albert akan dalam bahaya. Sebalik jika ia menutupi dari Albert dan berusaha menjauh, dia sendiri yang akan dipaksa melayani Anggara.
--
BRAKKK
KRANGGG
KRAKK
Sebuah mobil masuk dengan paksa dan menerjang pagar rumah Via hingga roboh. 5 Orang pria bergegas turun dari mobil kemudian menggedor-gedor pintu ruang tamu.
"Ss-siapa kalian?" Sabir muncul dengan tubuh gemetar ketakutan.
Siang itu Vano sedang mengantarkan Huri untuk kontrol ke dokter. Albert juga sedang menjemput Via kuliah menggunakan mobil sportnya. Praktis hanya tersisa Sabir seorang diri di rumah tersebut.
"Clara mana?!" bentak salah satu pria yang sepertinya pemimpin dari kelima orang tersebut.
"K-kak Clara ku-kuliah," jawab Sabir gemetaran.
"Dimana pria itu?" kembali orang tersebut membentak.
"Pria mana maksud Abang?" Sabir mengerutkan kening bingung.
"Arrhh begoo!!" kelima pria memaksa masuk.
Sabir tak kuasa menahan mereka. 4 orang yang merupakan bawahan dari pria pertama segera menyebar dan mengobrak-abrik setiap ruangan yang dilalui untuk mencari pria yang mereka maksud.
"Apa yang kalian lakukan!!" emosi Sabir memuncak.
Baru saja ia hendak menggunakan handphonenya untuk menghubungi Albert. Tiba-tiba..
PLAKK
BUUGGHH
"Berisik luu!!" pria pertama yang sekaligus pemimpin dari para penyerang itu menampik handphone Sabir hingga jatuh kelantai disusul satu tendangan melesak ke perut Sabir.
Sabir terlempar ke belakang menimpa meja ruang tamu hingga hancur. Ia menggeliat kesakitan pada punggungnya.
BRAKK
PRANGG
PRANG
Kawanan tersebut terus saja mengobrak-abrik segala isi rumah Via hingga terlihat seperti kapal pecah. Amarah mereka kian meninggi karena tak mampu menemukan orang yang mereka cari.
"Dimana pria itu, bangsad?!" pria pertama menghardik Sabir kembali.
"Pria yang mana?" Sabir terlihat linglung karena tak tahu pria mana yang dimaksud oleh mereka.
"Gogilo nya Claraa!!" imbuh pria pertama menyalak.
Sabir tersentak. Ia kini tahu bahwa Albert-lah pria yang mereka maksud. Namun Sabir tetap harus melindungi sahabatnya tersebut.
"Kak Clara hanya Ibu kos bagi kami. Mungkin kalian salah paham.." Sabir berusaha mengelabuhi.
"Lu pikir gue bodoh, hahh?!. Ok kalau niat lu memang membohongi kami. Terima ini!" pria pertama bergerak sangat cepat.
Dalam sekejap mata saja lutut pria pertama sudah menghujam ulu hati Sabir.
BAKKK
BUKK
BUGHH
Lusinan pukulan dan tendangan meronjok tubuh Sabir tanpa bisa dicegah. Sabir sudah tersungkur dengan mulut bersimbah darah.
"Katakan pada pria itu. Jangan sekali-kali mendekati Clara lagi!. Jika ia tak terima, katakan bahwa Anggara menunggu kedatangannya!. Ayo kita pergi dari rumah pelacure ini.." pria yang bernama Anggara pergi bersama keempat pria lainnya dan meninggalkan Sabir yang mulai menghilang kesadarannya.
..._-_-_...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Edy Sulaiman
ALBERT. LO. HARUS. KUAT. DULU. BARU BER ULAH...INI NI JADI NYA, MUSUH MU BANYAK..
2024-02-21
0
Jimmy Avolution
Josss....
2022-08-20
1
Lia Yulia
kasian banget si Sabir...ayo Al cpt bls kelakuan si Anggara dan jgn lp sandal jepitnya😁
2022-08-01
2