Belum jam 6 pagi ketiga teman Albert sudah tiba di rumah Via. Tak ubahnya seperti Albert, mereka juga terbelalak takjub tatkala melihat kondisi rumah Via yang begitu mewah.
"Masuk saja tak perlu sungkan," Albert menyambut di halaman dan membawa mereka menuju ke ruang tamu.
"Ini rumah siapa, bro?. Ya Ampun gede banget," Sabir berdecak kagum.
"Nanti juga kalian akan tahu," Albert kembali bergaya sok cool meski sekarang ia telah berubah lebih hangat.
"Lu kok bisa kenal sama pemilik rumah ini sih. Kenapa lu ga pernah cerita dari dulu?!" Vano sibuk memantulkan tubuhnya diatas sofa yang super empuk.
"Ya gitu lah," lagi-lagi jawaban singkat Albert mewarnai obrolan mereka.
Tak lama, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga.
"Eh sayang, teman-temannya udah pada dateng ya?"
CUPP
Via mendaratkan ciuman mesra ke pipi Albert tanpa peduli pandangan 3 pasang mata didepan mereka.
"Oh iya perkenalkan, Honey. Mereka teman-temanku satu kosan. Yang ujung itu Vano, dia rajanya tawuran jaman sekolah dulu. Yang tengah itu Sabir, anggota kosan paling imut, hehe. Dan yang seperti mumi ini Huri. Dia yang kapan hari dianiaya Yodi," Albert memperkenalkan satu per satu temannya pada Via.
Ketiganya gantian bersalaman dengan Via. Wajah mereka terlihat sangat kaget. Pertama, karena terpukau kecantikan Via yang begitu memikat. Kedua, karena heran melihat Albert yang tiba-tiba memiliki kekasih. Ketiga, merasa aneh melihat Albert yang begitu nyaman berbicara dan hilang karakter dinginnya.
"Mau pada minum apa nih?" tanya Via berbasa-basi.
"Terserah. air kran juga boleh," goda Vano yang langsung menerima pelototan dari Albert.
"Ya udah kalian lanjut ngobrol dulu. Aku tinggal kedalam sebentar. Oya, pada belum sarapan kan?, sebentar aku sekalian buatkan sarapan ya. Jangan buru-buru pulang!" Via yang menggunakan rok jenis umbrella sedikit diatas lutut dengan atasan kaos lengan pendek pres body terlihat melangkah anggun diiringi tatapan haus darah ketiga teman Albert.
"Ehemm..itu mata kalian pada mau di jus atau dibikin perkedel?" tegur Albert kesal.
"Eh sori, jangan marah dong, Sob!" Huri tersenyum menampakkan barisan gigi yang bolong bekas dihajar Yodi tempo hari.
"Kalau ga salah itu Kakak tingkat kita kan ya?. Anak semester 5 deh kayaknya.." Vano mencoba mengingat-ingat.
"Iya. Dia Clara Zavia, anak design grafis semester 5.." balas Albert berterus terang.
"Dia cewek lu, bro?. Gila lu ya. Diem-diem aja selama ini!" Sabir menggelengkan kepala.
Mereka saling ngobrol santai hingga Via memanggil mereka untuk masuk ke ruang makan.
Menu mewah tersaji dengan cepat. Ketiganya makan seperti kesetanan.
"Maklum anak kosan, Mbak. Biasa mie instan, hehe..Haikk." Sendawa Sabir yang begitu keras membuat yang lain menjadi malu.
--
Sekian menit berikutnya, mereka kembali melanjutkan obrolan di ruang tamu. Via duduk manis pada sandaran tangan kursi Albert. Tangannya yang mulus merangkul mesra bahu kekasihnya.
"Jadi yang menaklukkan The Black Tiger itu elu?. Wihh gila lu ya. Sadis banget jadi orang. Lagian lu hebat banget bisa menghadapi puluhan orang!" mulut Vano ternganga lebar.
"Dan lu bertiga gue angkat sebagai komandan utama geng Gold Wings. Itu kan yang kalian cari selama ini?. Bergabung dengan salah satu geng di kampus," terang Albert.
"Tapi, sayang..geng Maniac sangat kejam. Terlalu berbahaya buat mereka bertiga jika bertemu dengan para anggota Maniac!" potong Via.
"Sebaiknya kalian bertiga pindah kerumah ini dulu untuk sementara waktu. Atau jika kalian mau, tinggal saja disini seterusnya, ga usah ngekos segala." Saran Via, dan tentu saja bakal diterima baik oleh ketiga teman Albert.
"Kami tak sanggup membayar kos disini. Pastinya jauh lebih mahal daripada kosan kami yang lama!" keluh Huri.
"Kalian ini apaan sih!. Kalian itu sahabatnya Albert, berarti sahabatku juga dong. Lagian rumah ini cukup besar untuk bisa menampung kalian.." ujar Via.
"Kalian bebas pilih kamar di lantai 1. Ehmm ada sekitar 5 kamar di lantai 1. Untuk isi kamar nanti aku belikan jika ada yang kurang." Lanjut Via.
"Lu pilih kamar yang mana, Bert?" Vano ingin mendahulukan Albert sebagai kekasih pemilik rumah.
"Albert dikamarku, lantai 2!" potong Via cepat dan spontan membuat ketiganya tertegun tak percaya.
"Wihh Albert menang banyak nih," ledek Huri.
"Diam lu. Mau gue tambahin patahan tulang lu?" sentak Albert yang merasa wajahnya mulai memanas merah.
Hari itu Huri dan yang lainnya membolos kuliah dan mulai sibuk memindahkan barang dari kosan ke tempat tinggal Via. Tak lupa Vano menemui perwakilan anggota geng Gold Wings yang setia menunggu Albert di markas dan mengajak rapat bersama.
"Silvana, Status Sistem."
[Ok, honey]
"Ish ngeledekin mulu lu yah!"
[Ampun Kakak Alberto Bara yang menang banyak]
"Silvanaaa, jangan ikut-ikutan Huri lu ya. Buruan, status sistem!"
--
FLIP-FLOPS SYSTEM
Ver. 1.00
Inventory 1284 FF, Pedang White Dove
Saldo Rp. 101.500.000
Power : 12% (1/100)
Basic : White Dove 7
Aura : Putih 6
Support : -
Bonus : Deposito Rp. 55.000.000
end.
--
"Wih mahal juga ya sandal jepitnya Via!?"
[Horang kaya gitu loh, Kakak. Belinya di mall aja mahal]
"Sayangg..kamu tahu sandal jepitku yang kamu cobain semalam ga?. Kemana ya kok bisa hilang tanpa jejak?!" Vio melongokkan kepala dari lantai 2.
[Wah runyam, Kakak. Maaf Silvana ga ikut-ikutan]
..._-_-_...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Nice....
2022-08-20
1
Lia Yulia
hayoloh Al si Via nyari sandal jepitnya tuh😂
2022-07-30
2
YYYEEEKKKAAANNN
semangat Kaka
yyyyyyeeeeeeeeeekkkkkkkkkaaaaaaaaaannnnnn 🤣🤣🤣
2022-07-30
1