11. Belum 24 jam

⚠️ Warning bab ini mengandung unsur 18+. Maka, berhati-hatilah!

--

Tubuh tengkurap Via membentuk lekukan indah yang membuat imajinasi Albert melayang. Belum lagi bagian bawah pakaian Via yang sedikit terangkat mempertontonkan kemulusan yang melenakan.

"Dek, sini deh.." gerakan tangan Via meminta Albert untuk ikut bertengkurap disebelahnya.

Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Albert menurut saja. Dalam keadaan seperti ini, naluri yang lebih berkuasa. Beda umur urusan nomer sekian 😆.

"Kamu sudah punya pacar?" kelugasan Via jelas sangat mengagetkan Albert.

"Belum pernah pacaran sekalipun," mata Albert menatap ke arah layar televisi, namun gejolak jiwanya sedang menatap ke arah lain.

"Menurutmu, aku cantik ga?. Meski lebih tua aku sih. Mungkin kita selisih 2-3 tahunan," Via memutar tubuhnya hingga bertelentang dengan menekuk siku dan menggunakan kedua tangannya sebagai bantal, sehingga bongkahan fujiyama miliknya yang besar itu kian menjulang garang.

"Kakak cantik banget, sumpah. Langsing dan seksie pula," kepolosan Albert seperti terpancing untuk memberikan pengamatan jujur sejujur-jujurnya.

Via tersenyum manis menerima pujian tersebut. Baru saja ia ingin bergerak untuk bertelungkup kembali, tiba-tiba Albert telah mendahului dengan menindih tubuh Via.

"Kak, aku suka kamu!" lirih suara Albert tergetar menahan gejolak rasa.

Terlalu prematur seharusnya untuk mengucap kata cinta ditengah masa perkenalan yang belum juga lewat 24 jam.

Dengan buas Albert menyambar bibir mungil Via. Tak ada penolakan dari sang dara. Keduanya segera terlena menikmati pergulatan lidah.

Ragu namun pasti, tangan kekar Albert merayap mencari bongkahan fujiyama yang sedari tadi telah membius pandangannya.

"Ehmmhh.." lenguhh suara Via terhalang sumpalan bibir Albert yang masih betah bertamu disana.

Albert yang benar-benar masih hijau dan polos seperti sedang menemukan permainan baru. Belum puas bermain fujiyama, satu tangannya lagi sudah berlari kebawah mere-mas bongkah an membulat indah di puncak tulang panggul Via.

"Al...Dek Alberttt..hmmh," suara Via kian memberat saat wajah Albert meluncur turun menikmati kekenyalan fujiyama dsri liar pakaian Via.

BRUKKK

Tiba-tiba Albert memukul ranjang dengan keras. Wajahnya memmrah padam terdorong gejolak menggebu.

"Ma-maafkan gue, Kak. Gue sudah lepas kendali. Gue kelewat ga sopan!" Albert bangkit dari ranjang dan berlari menjauhi Via.

Tersirat wajah kekecewaan Via yang seolah hasratnya dikebiri paksa.

--

"Kamu itu ya. Secepat itu menyatakan cinta. Belum juga aku jawab diterima atau ditolak, eh sudah main serang aja. Kalau sudah sama-sama keringetan gini aku harus jawab apa?" Via pura-pura cemberut.

Keduanya duduk berdampingan di sofa kamar dengan Via yang menyandarkan kepala dibahu Albert.

"Ya jawab diterima aja, Kak!" goda Albert yang sekarang sudah bersikap lebih hangat.

"Yee kepedean kamu. Eh tapi ga boleh pakai lu gue lagi. Trus jangan panggil Kakak lagi. Berasa tua banget jadinya," Via memeluk erat tubuh Albert.

"Iya, Honey." Albert meniru panggilan romantis saat mereka tadi menonton sinetron di televisi.

"Nah gitu dong, Sayang." Via tersenyum dengan manja.

"Eh tapi aku belum tanya, kamu udah punya pacar belum?" Albert mengerutkan keningnya.

"Penggemar sih segudang, pacar ada sih, namanya Alberto Bara, hehe.." hampir saja jawaban Via membuat Albert kecewa.

"Jadi mulai sekarang kamu harus tinggal disini. Tak ada penolakan!" Albert hanya bisa mengangguk pasrah menerima pemaksaan yang mengenakkan tersebut.

"Tapi aku harus bertemu dengan teman-teman di kos dulu. Mereka tentu khawatir karena aku belum memberi kabar," ucap Albert serba salah.

"Hubungi mereka sekarang, dan suruh mereka kesini besok pagi untuk bertemu denganmu. Sementara dalam seminggu ini kamu bolos kampus dulu!" Via melirik jam dinding yang menunjukkan angka jam 1 dini hari.

Dengan malas Albert meraih handphone bututnya yang sejak sore tadi ia matikan dan segera melakukan panggilan telepon.

"Hallo Sabir.."

"Albert!. Kemana aja lu hah?!. Kita semua khawatir. Apalagi setelah mendengar kabar tentang geng The Black Tiger. Kita disini khawatir lu dianiaya seperti yang sudah terjadi pada Huri!" sembur Sabir.

"Gue ada ditempat yang aman. Besok gue ceritain lengkapnya. Sekarang lu bilang sama Vano dan Huri, gue tunggu kalian besok jam 6 pagi di alamat yang nanti gue kirim. Hati-hati dan waspada, pastikan ga ada orang yang mengikuti kalian!" mungkin baru kali ini Albert si wajah dingin, berbicara begitu banyak pada temannya.

Via telah merubah si wajah dingin menjadi hangat kembali. Sosoknya yang keibuan adalah sesuatu yang dicari oleh Albert.

"Ya sudah. Hati-hati lu disana!" suara Sabir kembali terdengar.

"Kalian juga hati-hati. Kondisi cukup genting buat kita!" Albert mengakhiri telepon.

"Jelek sekali handphone kamu, Sayang. Buang saja. Besok aku belikan yang baru!" Via mengambil handphone dari genggaman Albert dan membolak-baliknya beberapa kali.

"Ini handphone kenangan dari Ibuku," wajah Albert mendadak berubah suram kemudian merebut kembali handphonenya.

"Ya sudah disimpan saja. Atau bisa dipakai untuk Simcard lainnya. Tapi kamu harus tetap pakai handphone baru besok!" Lagi dan lagi Via memaksakan keinginannya.

"Semua terjadi begitu cepat. Kita baru kenal belum 24 jam loh, tapi sudah melangkah sejauh ini. Padahal kita belum saling mengenal background kita masing-masing. Aku harap ini bukan pilihan yang salah," suara Via berubah sendu.

"Entah kenapa, sejak awal berkenalan, aku sudah menemukan kenyamanan. Aku ini pribadi yang dingin. Belum pernah mengenal yang namanya dekat dengan cewek. Semoga langkahku ini juga tidak salah," Albert mengeluarkan apa yang sedari tadi mengusik hatinya.

"Dan kamu jangan malu punya pacar lebih tua!" wajah imut Via tiba-tiba melotot jenaka.

"Apalah artinya lebih tua, jika ternyata lebih cantik, lebih seksie, lebih menggiurkan, hehe.." Albert tertawa renyah.

"Ish..si wajah dingin udah mulai pinter ngomong dan pinter ngegombal ya sekarang!" Via kembali melotot, namun Albert menjawabnya dengan menyambar bibir Via yang begitu terasa manis bagi Albert.

[Cieeh, si Kakak dingin sekarang mulai me-sum]

"Diam kau, Silvana!"

[Diem salah, ngomong salah. Kakak ini jenis tuan paling aneh yang pernah aku kenal]

"Kok sewot?. Jangan-jangan lu cemburu ya, Silvana?. Hayoo ngakuu!"

[Sembarangan saja kalau ngomong. Atas dasar apa Kakak menuduh seperti itu?. Dengarkan ya Kakak Alberto Bara, aku akan mendukung setiap langkah yang dipilih tuanku. Jadi mohon Kak Albert tidak salah persepsi dan mengartikan lain. Lagipula, apa untungnya bagi aku dengan cemburu?. Toh alam kita berbeda!]

"Ya udah sih kalau ga cemburu. Ngapain pakai penjelasan panjang banget kayak gitu?!. Santuy, Cyn!"

"Eh ini sandal jepit kamu, honey?. Imut banget deh ada bonekanya diujung.." mata Albert berubah hijau setiap kali melihat sandal jepit.

..._-_-_...

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Sippp...

2022-08-20

1

Lia Yulia

Lia Yulia

udah dapat pacar cantik,kaya,baik lagi...plus bonus sandal jepit imut yg bikin nambah saldo🤭awas ya Al kalau masih nackal😅

2022-07-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Opening
2 2. Mengenal Sistem
3 3. Penjelasan Sistem
4 4. Kampus Orange
5 5. Pengeroyokan
6 6. Menuntut balas
7 7. Markas The Black Tiger
8 8. Gold Wings
9 9. Rumah mewah
10 10. Bersembunyi
11 11. Belum 24 jam
12 12. Pindah kosan
13 13. Bertemu The Frogs
14 14. Dialog sistem
15 15. Rahasia Clara Zavia
16 16. Analisa Silvana
17 17. Rencana Albert
18 18. Sabir error
19 19. Kekasih bayangan
20 20. Vila kaki gunung
21 21. Saatnya berkultivasi
22 22. Ruang hampa
23 23. Ngambek nih ye..
24 24. Persiapan berlatih bersama
25 25. Penjelasan & Klarifikasi
26 26. Kultivasi Kontemporer
27 27. Dewa guru
28 28. Aura Via
29 29. Ikrar Kesetiaan
30 30. Siap menyerang
31 31. I'm win
32 32. Mendung tanpo udan
33 33. Kekalahan Maniac
34 34. Merger
35 35. Shinta Cintya
36 36. Sisi rapuh
37 37. Fenomena baru
38 38. Master of Puppets
39 39. Prediksi Vano
40 40. Sebuah perusahaan
41 41. Bertemu Calon Mertua
42 42. Hancurkan saja mulutnya
43 43. Mari bercocok tanam
44 44. Belajar mengelola
45 45. Mahadewi
46 46. Mode galak
47 47. Petir menggelegar di hati
48 48. Sang Penerus
49 49. Rahasia Tuan Billy
50 50. Sejujurnya
51 51. Mereka lagi
52 52. Masa depan Albert dimulai
53 53. Bara Corps.
54 54. Lawan yang kuat
55 55. Kultivasi drastis
56 56. Versi mutakhir
57 57. Kloning Dewa Asmara
58 58. Salah mencari lawan
59 59. Mencari pilar
60 60. Gold Wings Timur & Pertemuan 2 Surga
61 61. Pengintaian
62 62. Tiga Gadis
63 63. Sudah waktunya terbuka
64 64. Seperti butiran debu
65 65. Menggempur pilar timur
66 66. Welcome back, Silvana!
67 67. Tim Bayangan
68 68. Kultivasi tim bayangan
69 69. Menuju pilar utara
70 70. Bertemu Wilson
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Opening
2
2. Mengenal Sistem
3
3. Penjelasan Sistem
4
4. Kampus Orange
5
5. Pengeroyokan
6
6. Menuntut balas
7
7. Markas The Black Tiger
8
8. Gold Wings
9
9. Rumah mewah
10
10. Bersembunyi
11
11. Belum 24 jam
12
12. Pindah kosan
13
13. Bertemu The Frogs
14
14. Dialog sistem
15
15. Rahasia Clara Zavia
16
16. Analisa Silvana
17
17. Rencana Albert
18
18. Sabir error
19
19. Kekasih bayangan
20
20. Vila kaki gunung
21
21. Saatnya berkultivasi
22
22. Ruang hampa
23
23. Ngambek nih ye..
24
24. Persiapan berlatih bersama
25
25. Penjelasan & Klarifikasi
26
26. Kultivasi Kontemporer
27
27. Dewa guru
28
28. Aura Via
29
29. Ikrar Kesetiaan
30
30. Siap menyerang
31
31. I'm win
32
32. Mendung tanpo udan
33
33. Kekalahan Maniac
34
34. Merger
35
35. Shinta Cintya
36
36. Sisi rapuh
37
37. Fenomena baru
38
38. Master of Puppets
39
39. Prediksi Vano
40
40. Sebuah perusahaan
41
41. Bertemu Calon Mertua
42
42. Hancurkan saja mulutnya
43
43. Mari bercocok tanam
44
44. Belajar mengelola
45
45. Mahadewi
46
46. Mode galak
47
47. Petir menggelegar di hati
48
48. Sang Penerus
49
49. Rahasia Tuan Billy
50
50. Sejujurnya
51
51. Mereka lagi
52
52. Masa depan Albert dimulai
53
53. Bara Corps.
54
54. Lawan yang kuat
55
55. Kultivasi drastis
56
56. Versi mutakhir
57
57. Kloning Dewa Asmara
58
58. Salah mencari lawan
59
59. Mencari pilar
60
60. Gold Wings Timur & Pertemuan 2 Surga
61
61. Pengintaian
62
62. Tiga Gadis
63
63. Sudah waktunya terbuka
64
64. Seperti butiran debu
65
65. Menggempur pilar timur
66
66. Welcome back, Silvana!
67
67. Tim Bayangan
68
68. Kultivasi tim bayangan
69
69. Menuju pilar utara
70
70. Bertemu Wilson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!