Hana baru saja memejamkan matanya namun ia kembali terbangun saat mendengar ada yang mengetuk pintu.
"Siapa yang datang malam - malam begini" gumam Hana, ada sedikit rasa takut namun ia juga penasaran.
Hana berjalan ke ruang tamu lalu membuka pintu secara perlahan dengan perasaan yang sangat was - was, bagaimana jika yang datang orang yang berniat jahat.
"tara sayang . . kejutan . . "
Hana mudur beberapa langkah akibat terkejut dengan sosok yang ada di hadapannya, di pegang dadanya oleh kedua tangannya berharap jantungnya tak lepas.
"Maaf jika aksi Mas bikin aku terkejut, namanya juga kejutan" ujar Bima seraya mendekat ke arah sang istri yang masih mematung.
"Ini beneran kamu kan Mas ?" tanya Hana.
"Bukan, ini hanya arwahnya saja".
"Mas"
"Iya sayang ini suami kamu yang paling ganteng loh, oh iya ini aku bawakan ramen untuk kamu" ujar Bima seraya menyerahkan makanan tersebut pada sang istri.
"Mas bukannya kamu . . ".
"Iya harusnya dia hari lagi Mas pulang, namun ternyata kerjaannya terselesaikan lebih cepat dari perkiraan yang sudah di tentukan, Mas langsung pulang sementara yang lain masih di sana, katanya mau sekalian liburan karena mereka membawa keluarganya".
"Maafkan Hana yang tak bisa ikut nemenin Mas kerja, akhirnya Mas gak bisa ikut liburan bareng mereka" ujar Hana yang merasa bersalah.
"Tidak apa - apa, kan kamu sekarang sudah kerja jadi kamu juga punya kesibukan, masalah liburan, nanti kita cari waktu yang kosong dan liburan hanya berdua biar tidak ada yang mengganggu sayang".
"Makasih ya sayang udah izinin aku kembali bekerja" Hana memeluk suaminya dengan erat.
"Makan tuh ramennya nanti keburu dingin" titah Bima. "Mas ke kamar sebentar yahh, sekalian teh buatkan mas kopi yahh". lanjut Bima.
Aroma dari ramen telah membuat perut Hana menjadi keroncongan dan berharap segera di isi, Hana segera ke dapur membuat kopi untuk suami tercinta setelah itu ia akan makan mie ramen.
"Ini bau aroma apa yah, kok jadi bikin perut keroncongan yah" suara tersebut membuat Hana sedikit terkejut, untung saja kopi di gelas tak tumpah tergenggol tangan Hana.
"Ehh Mama" ujar Hana saat melihat Mertuanya sedang berdiri di samping meja makan.
"Ini ramen siapa yang beli ?" tanya bu Yuni.
"Mas Bima Mah".
"Kok cuma satu sihh, untuk Mama mana ?".
"Hmm bentar yah aku tanyakan mas Bima dulu".
Tak berselang lama Biama datang menghampiri mereka yang sedang duduk di meja makan.
"Bima Kenapa kamu beli ramen hanya satu, kamu sudah tak ingat Mama sekarang" rengek bu Yuni.
"Bukan begitu Mah".
"Ahh sekarang memang kamu selalu perhitungan pada orang yang telah melahirkan mu, Apa lagi setelah menikah pelitnya minta ampun. ini pasti ajaran istri kamu kan, hayo ngaku . ..!!".
"Mah jangan bicara seperti itu, Bima dan Hana selalu menuruti ke inginan Mama kok".
"Sudah gak usah berdebat lagi, ini sudah Malam gak enak kalau di dengar oleh tetangga" sahut Hana. "Jika mama ingin ramennya nih" Hana menyerahkan mangkuk yang berisi mie ramen.
"Tapi kan sayang itu punya kamu" sahut Bima yang yak setuju dengan aksi istrinya.
"Tidak apa - apa Mas, lagian aku masih kenyang juga".
Hana lebih baik mengalah dari pada harus berdebat panjang dengan bu Yuni mertuanya, tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja tiba di rumah harus di sibukkan dengan pekerjaan rumah.
"Dari tadi dong" bu Yuni langsung menyantap ramen tersebut seperti orang yang kelaparan.
Hana dan Bima meningalkan bu Yuni di ruang makan sendirian, Sementara bu Yuni tak peduli jika dirinya di tinggalkan sendirian menurutnya itu lebih baik karena ia bisa menikmati makanan tersebut tanpa ada yang mengganggunya.
"Sayang, itu kan mas belikan khusus untuk kamu, kenapa kamu biarkan Mama yang makan, apa sekarang kamu sudah tidak suka lagi ramen?". Bima langsung mencecar Hana dengan berbagai pertanyaan ketika mereka tiba di dalam kamar.
"Aku masih suka kok sayang, Sayang nanti kalau kamu pulang bawa makanan harus inget di rumah ini selain ada aku ada juga Mama".
"Maaf sayang aku kira Mama sudah tidur dan. . . Ahhhh gagal deh bikin suprisenya" ujar Bima seraya mengacak - ngacak rambutnya frustasi.
"Enggak gagal sayang, aku senang kamu pulang lebih cepat" ujar Hana. "Mas aku mau bicara sesuatu" lanjut Hana yang memasang wajah yang serius.
"Bicara apa sayang ?" Bima pun duduk di samping sang istri.
"Mas, Sekarang aku sudah kerja semoga biaa menutupi kebutuhan kita, Mas boleh gak jika bi Imas kembali bekerja di sini, aku kadang kewalahan sendiri jika harus mengerjakan semuanya apalagi sekarang aku bekerja" ujar Hana hati - hati.
"Kalau Mas terserah kamu saja".
"Jadi Mas Izinin bi Imas kembali kerja di sini ?".
"Iya sayang". Hana langsung memeluk tubuh sang suami, ia merasa bahagia dengan izin suaminya.
****
"Sayang hari ini biar Mas yang antar kamu kerja yah, kan hari ini mas juga gak ada kegiatan" ujar Bima ketika mereka selesai sarapan pagi.
"Boleh Mas".
Bima mengantar Hana berangkat bekerja hingga depan pintu gerbang kantor, Bima menatap kepergian Hana hingga sosok sang istri pun tak terlihat kembali.
Ada rasa Cemburu membakar hati tatkala melihat sang istri harus bertegur sapa dengan rekan kerjanya berjenis kelamin laki - laki, cinta yang begitu besar untuknya membuat hati ini mudah di terpa rasa cemburu.
Bima kembali melajukan mobilnya untuk kembali pulang ke rumah, hari ini ia akan bersantai ria menikmati momen liburnya.
"Bim, istri mu kerja gajinya berapa ?" tanya Bu Yuni ketika Bima baru tiba di rumah.
"Bima tidak tahu Mah, Hana tidak cerita tentang masalah ini, Bima juga tidak ingin tahu juga" ujar Bima seraya berlalu.
"Kamu sebagai kepala keluarga harus tegas dong sama istri, kamu harus tahu gaji istri kamu, nanti dia ke enakan sendiri udah dapat gaji gede di kasih gede pula sama kamu" bu Yuni terus mengikuti langkah Bima. "inget Bima sejak Hana tak bekerja kamu sudah jarang memberi Mama uang, kamu tidak menafkahi Mama lagi uang mu di kuasai istri mu sendiri sedangkan Mama mu harus rela menjual perhiasan Mama untuk memenuhi kebutuhan Mama".
"Mah, Kam sudah Bima bilang jika Mama butuh uang tinggal minta sama Hana atau Bima".
"Istri mu itu pelit, Jika Mama minta uang ia tidak pernah memberinya, banyak alasan agar tak memberi Mama uang, bahkan dengan teganya dia selalu menuduh Mama yang menghabiskan uang mu".
"Sudahlah Mah jangan membahas hal yang sepele seperti ini, Bima cape ingin istirahat".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Mertua koq kyk gitu😫
2023-01-11
0