Bab 11

Hana mencoba melapangkan dadanya, tak langsung menanggapi perkataan mertuanya dengan menggunakan perasaanya. menurutnya semua orang punya masa lalu dan juga kesalahan.

Hana segera membuatkan makan yang dininginkan sang mertua, setelah selesai segera ia hidangkan.

"Bu mienya sudah jadi" ujar Hana kemudian ia berlalu menuju kamarnya badannya terasa lengket karena kegiatan hari ini, Hana pun menyegarkan tubuhnya dengan guyuran air.

'Mulai besok aku sudah bekerja, sepertinya aku harus kembali memperkerjakan bi Imas' gumam Hana.

Hana meraih ponselnya, ia ingin menghubungi suaminya untuk memberi kabar baik dan meminta pendapat sang suami tentang memperkerjakan kembali bi Imas.

"Halo sayang, pasti kamu merindukan Mas Kan ?".

"Ishh sayang".

"Kata Mas juga apa, harusnya kamu tadi ikut saja".

"Mas dengerin aku dulu napa jangan nyerocos mulu" keluh Hana.

"Iya deh iya,.maaf ya sayang, memangnya istri ku yang paling Mas sayang ini mau bicara apa ?".

"Mas coba deh tebak hari ini habis ngapain saja ?!"

"Dari suaranya Mas sih bisa tebak kalau kamu itu lagi bahagia, Hmm sepertinya kamu habis menang Arisan yahh".

"Betul Mas aku lagi bahagia, tapi bukan karena menang arisan, Mas tahu sendiri kalau aku gak pernah ikut begituan, kan yang sering ikut Arisan mah cuma ibu"

"Lalu kamu bahagia kenapa ?". tanya Bima yang mulai penasaran.

"Tadi pagi aku dapat panggilan dari tempat aku melamar kerja terus tadi juga aku langsung wawancara kerja dan akhrinya aku di terima kerja Mas" jelas Hana dengan sangat bahagia karena akhirnya ia kembali bisa bekerja.

"Selamat ya sayang, tapi inget yah harus kerja yang bener, jaga hati dan matanya untuk Mas seorang".

Ada rasa ketakutan di hati Bima saat mendengar ternyata Hana sudah kembali bekerja, Bima takut Hana tsrgoda dengan laki - laki lain apa lagi Bima telah menggoreska. luka di hati Hana.

"Sayang nanti lagi, gak enak ada bos besar" lanjut Bima.

****

Waktu berputar seperti jarum jam, Hana menikmati pekerjaannya dia begitu lihai dalam mengerjakan laporan - laporan yang menumpuk di meja kerjanya.

"Han nanti jam istirahat kita makan soto yang ada di depan, di jamin rasanya mantul banget, kamu wajib coba, aku yakin setelah kamu mencobanya kamu akan ketagihan" ajak Gina yang merupakan teman baru Hana di tempat kerja.

"Iya tuh Han, kamu wajib coba soto itu, aku sampai sekarang malah jadi ketagihan makan soto tersebut" sahut Dea yang juga merupakan teman baru Hana.

"Boleh tuh, aku jadi penasaran dengam rasanya sepertinya enak kalau denger dari mulut kalian".

"Okeh deh, pokoknya cobain dulu saja nanti setelah itu baru di persilahakan untuk berkomentar menyampaikan saran dan kritikannya.". ujar Dea

"Gaya mu Dea - dea" sahut Gina seraya tertawa.

Jam istirahat pun tiba, ketika perempuan itu jalan tergesa - gesa agar cepat sampai ke tempat menjual Soto.

"Heii, kalian makan di sini juga, Ayo duduk di sini saja biar tambah Rame" ajak Aldi yang juga merupakan rekan kerja Hana.

Tempat duduk pun penuh, hingga ia mengiyakan ajakan Aldo tersebut karena tak ada pilihan lain.

Tak berapa lama pesan mereka pun datang, Hana segera mencicipi soto teraebut karena sudah penasaran dengan rasanya.

"Wahh rasanya mantap betul ini, ternyata kalian tidak sedang mengerjai ku" ujar Hana.

"Udah ku bilang jika rasanya enak, kaku sihh suka soudzon mulu nih ma kita - kita tuh".

****

Di luar dugaannya, ternyata Bima dan Tim bisa menyelesaikn tugasnya sebelum berakhir.

"Bima, kamu mau ikut kita tidak ?".

"Memangnya kalia mau ke mana ?".

"Tugas kita selsai lebih awal dan masih tersisa dua hari lagi, sepertinya aku dan yang lain akan berlibur dulu di sini, mumpung ada waktu".

"Hmm sepertinya aku tidak bisa ikut, aku ingin langsung pulang saja". tolak Bima.

"Ya sudah, tapi kamu beneran mau pulang saja, kamu nanti menyetir sendiri".

"Aku akan baik - baik saja".

Setelah mengemas sebuah barang - barangnya Bima segera menuju tempat dimana ia memarkirkan mobilnya.

Perjalanan yang jauh cukup membuat Bima merasa kelelahan dan rasa jenuh pun mulai menghantuinya.

Bima memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di sebuah cafe untuk membalikan lagi kondisi tubuhnya.

Bima memesan sebuah kopi dan juga beberapa cemilan, Bima meminum kopi tersebut dan membuat mata Bima kembali sedikit fresh.

"Haii Bima, aku gak menyangka jika kita aoan bertemu lagi di sini" sapa seorang perempuan.

"Elisa sedang apa kamu di sini ?!!".

"Ini tempat umum jadi siapa pun boleh datang ke sini, ya seperti yang kamu lakukan ini" Elisa duduk di samping Bima. "Apa kabar sayang, aku rindu sekali" rayu Elisa.

"Jangan seperti itu Elisa, aku sudah punya istri !!" seru Bima.

"Istri yang tak bisa memuaskan mu di ranjang" ujar Eliaa seraya tertawa.

"Tutup mulut mu !!".

"Akui saja, dulu bukannya kamu bilang seperti ketika kita sedang memadu kasih di hotel".

"Jangan mengada - ngada kamu !!".

"Aku tidak mengada - ngada itu semua fakta, ketika itu kamu mabuk berat dan aku membawa mu ke hotel di situlah pertama kali kamu menyentuh ku".

"Aku tak pernah menyentuh mu Elisa !!".

"Sepertinya Mas sudah lupa, oke aku akan membuat kamu kembali mengingatnya, tenang saja".

Elisa mengeluarkan pinselnya lalu memperlihatkan foto - foto kemesraan mereka, Elisa juga mempunyai foto di mana Bima dan Elisa tak memakai sehelai benang.

"Aku bisa loh kirim ini ke nomor istri mu itu" ancam Elisa.

"Jangan kau macem - macem Elisa !!".

"Aduhh kok sekarang kamu jadi suami takut istri sihh". ejek Elisa.

Bima segera berlalu meninggalkan Elisa, tak peduli Elisa terus memanggilnya, Bima membayar tagihannya lalu menuju mobilnya dan meninggalkan cafe tersebut.

'Aku memang menyukai mu Elisa tapi cinta untuk istri ku lebih besar' Bima membatin.

Sementara Elisa mendengus kesal karena Bima pergi begitu saja tanpa menghiraukan dirinya yang terus berteriak memanggil namanya.

"Aku pastikan suatu saat kau akan bertekuk lutut dan meninggalkan istri mu yang jelek itu" Elisa bermonolog.

Bima terus melajukan mobilnya, hari pun mulai gelap, hujan turun dengan sangat deras sehingga Bima harus mengurangi kecepatannya.

"Huh kalau begini sampai rumah Kan malam" gerutu Bima seraya memukul setir mobilnya.

Hujan yang semakin lebat membuat jalanan mendadak menjadi macet karena ada sebagain jalan yang di gunakan pemotor untuk memarkirkan kendaraanya lalu si pemilik kendaraan akan berteduh.

Bima baru ingat jika dirinya belum menghubungi sang istri tentang kepulanganya yang lebih awal dari rencananya.

"Ahh sepertinya aku akan membuat kejutan untuknya, nanti aku akan bawakan kesuakaannya" gumam Bima.

Hujan mulai reda, jalanan pun mulai kembali lancar, Bima membelokan kendaraannya menuju sebuah kedai yang menjual mie ramen. makanan itu sangat di gemari istrinya. ketika jaman pacaran setiap Bima gajian dia akan meneraktir Hana makan mie ramen.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!