Elisa Putri seorang gadis cantik, kehidupannya yang bergelimang harta membuat Elisa dengan mudah mendapatkan apa yang di inginkannya.
Elisa terkenal sebagai bunga kampus waktu itu, membuat para pria berlomba - loba mencari perhatiannya namun sayang dari sekian ratus pria yang mendekat tak satu pun yang berhasil meluluhkan hati Elisa.
Elisa, Tiara dan Hana mereka merupakan tiga sekawan yang selalu bersama, Hana yang merupakan mahasiswa yang berprestasi di manfaatkan secara diam - diam oleh Elisa untuk mengerjakan setiap tugas kampus yang rumit dengan dalih kerja kelompok.
Berkali - kali Tiara mengingatkan Hana agar tak terlalu baik pada Elisa, namun Hana tak mendengarnya, menurutnya selagi ia mampu akan membantu Elisa karena bagaimana pun Elisa adalah sahabat mereka.
Ketika lulus kuliah mereka sudah jarang menghabiskan waktu bersama karena Hana sibuk bekerja begitu pun dengan Hana, sementara Elisa karena anak orang Kaya jadi setelah lulus ia hanya bermalas - malasan di rumah.
kabar kedeketan Hana dan Bima sampai ketelinga Elisa, membuat Elisa semakin membenci Hana, sejak di kampus memang dirinya sebagai kembang kampus namun tak jarang banyak juga yang memuji kecerdasan Hana membuat Elisa kesal hingga ia memanfaatkan persahabatan dengan Hana agar mudah untuk mengerjakan tugas - tugasnya.
Hingga akhirnya selembar kertas undangan pernikahan sampai ke tangan Elisa, ia membaca dengan air mata yang mengalir deras. sejak masuk kuliah Elisa sudah tertarik pada Bima itu alasan kenapa ia menolak ratusan pria lainnya, namun cinta Elisa tak bersambut, Bima terlihat sangat cuek bahkan dingin seperti es batu saat Elisa mencoba mendekatinya.
Elisa hampir saja kehilangan nyawanya setelah meminum banyak obat tidur karena frustasi Bima menikah dengan Hana, dokter menyatakan jika Elisa mengalami overdosis.
ke dua orang tua Elisa murka dengan tindakan konyol sang putri hingga akhirnya orang tua Elisa mengirim Elisa keluar negri untuk sekalian pengobatan.Dalam beberapa bulan saja Elisa kembali sehat dan di perbolehkan pulang ke indonesia.
Suatu hari Elisa datang ke cafe seorang diri, ia merasa bosan jika terus - terusan berada di dalam rumah. tanpa sengaja di cafe tersebut Elisa bertemu Bima yang baru saja selsaai meeting.
"Kamu Bima kan ?!" tegur Elisa.
"Kamu Elisa sahabatnya Hana kan"sahut Bima.
"Iya aku Elisa, tak menyangka ternyata kamu masih mengenal ku" ujar Elisa senang karena Bima masih mengenalnya walaupun ada embel - embel sebagai sahabat Hana.
"Boleh aku duduk di sini" lanjut Elisa.
"Oh silahkan !".
Mereka berdua begitua asik mengobrol hingga mereka lupa waktu, tak jarang terdengar gelak tawa dari mereka. jika orang lihat mereka seperti sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta.
"Mas Boleh gak aku minta nomor kamu ?".
"Boleh" lalu Elisa segera mencatat nomor Bima. "Gak sekalian nomor Hana ?".
"Enggak karena aku masih menyimpannya" jawab Elisa bohong.
"Aku harus segera pergi" ujar Bima.
"Kapan - kapan kita ketemu lagi yah" sahut Elisa saat melepas kepergian Bima.
Mulai saat itu,Elisa selalu rajin mengirim pesan pada Bima hanya sekedar menanyakan kabar atau hal yang lainnya. tak jarang Elisa meminta untuk bertemu namun awal - awal Bima menolak karena menghargai Hana.
Hingga suatu hari Bima di hinggapi rasa cemburu buta karena sering melihat rekan - rekan kerja Hana selalu menggoda istrinya, saat itu Bima butuh teman untuk curhat, menurutnya Elisa adalah sahabat Hana hingga tak ada salahnya jika Bima curhat pada Elisa.
Curhat pada Elisa, Bima bukan menemukan solusi yang di hadapi ya, tapi Elisa malah menghasut Bima untuk melakukan hal yang sama seperti Hana.
Setiap hari Elisa selalu mengajak makan siang Bima, membuat lama kelamaan Bima merasa nyaman bersama Elisa, terjalinlah sebuah hubungan terlarang, Bima tak berjanji untuk menikahi Elisa, Bima bahkan berkata jujur Jika Elisa hanyalah pelariannya karena cintanya hanyalah untuk Hana sang istri.
Elisa tak mempermasalahkan hal tersebut, bagi Elisa yang terpenting adalah bisa dekat dengan Bima, untuk kedepannya biar takdir yang berbicara.
***
Tak ada hidup tanpa masalah, begitu pun dalam berumah tangga karena ada dua kepala yang harus di satukan, perbedaan pendapat akan menimbulkan masalah yang sangat besar jika tidak mempunyai solusi yang baik.
Setiap rumah tangga mempunyai ujiannya masing - masing, ada yang di uji dari segi ekonomi, keluarga dan juga pasangan kita sendiri.
Di tahun kedua pernikahan Hana di uji dengan Bima yang mendua, namun Hana berusaha memaafkan kesalahan sang suami, ia ingin menikah hanya sekali dalam seumur hidupnya.
Tak mudah bagi siapa pun melupakan sebuah penghianatan, begitu pun dengan Hana, tak mudah melupakan kejadian waktu itu, rasa ketakutan Bima akan melakukannya lagi selalu datang menghantui pikiran Hana.
Hana menyibukan dirinya dengan mencoba menulis sebuah novel di sebuah aplikasi, Hana juga telah mengirim surat lamaran kerja ke tempat yang di rekomendasikan oleh sahabatnya Tiara, namun sampai sekarang Hana belum mendapat panggilan untuk proses wawancara bekerja.
"Kok melamun sih !" tegur Bima saat keluar kamar mandi melihat sang istri tengah melamun di atas tempat tidur.
"Ehhh Enggak Kok" sahut Hana setengah terkejut.
"Kalau ada masalah cerita jangan di pendam sendiri" Bima duduk di samping Hana.
"Aku hanya ke pikiran, apa aku gak di terima kerja ya kok sudah hampir dua minggu sejak memasukan lamaran kerja sampai sekarang tak ada panggilan buat proses interview".
"Ternyata istri ku ini sedang memikirkan hal itu, sabar saja sayang, jika memang rezeki pasti akan ada panggilan kok".
"Iya Mas" jawab Hana singkat.
Namun nyatanya Hana tak sedang memikirkan hal itu, Hana hanya sedang berperang dalam perasaanya yang selalu di hantui tentang bayang - bayang perselingkuhan Bima dan Elisa.
"Sayang, minggu depan Mas dapat tugas ke luar kota selama satu minggu".
"Mas berangkat bersama siapa ?" tanya Hana.
"Mas berangkat bersama Doni dan Putri, jika kamu mau ikut boleh kok".
"Aku percaya sama kamu Mas" lirih Hana.
"Tapi jika emang kamu mau ikut boleh kok, tapi ya nanti ke sananya kita gak bisa bareng, namun nanti kita bisa bertemu di sana" jelas Bima.
"Tidak Mas, lagian aku lagi nunggu panggilan kerja, jika nanti aku ikut lalu ada panggilan kan bisa repot jadinya".
"Mas terserah kamu saja".
Malam semakin larut, Hana melakukan kewajibanya sebagai istri, memusakan sang suami di atas tempat tidur menjadi aktivitas Hana sebelum tidur.
Semilir angin malam tak menyurutkan semangatnya, Hana dan Bima terus memberikan kehangatan antara satu sama lainnya.Suara kenikmatan mereka bergema di dalam kamar betapa dasyatnya permainan mereka, hingga akhirnya mereka sampai pada puncak kenikmatannya masing - masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments