Hana segera menuju kamarnya, terlihat di sana Bima telah menunggunya dengan senyuman terbaiknya.
"Mas sebenarnya apa yang terjadi selama aku pergi, kenapa rumah menjadi seperti ini ?".
"Menurut Mama ini sudah menjadi tugas mu, kamu pergi tiga hari jadi ya di rumah tidak ada yang beres - beres".
"Di kira aku pembantu !!"
"Bukan begitu sayang, aku dan Mama sibuk mencari kamu, pikiran ku hanya mencari keberadaan mu hingga aku lupa tentang keadaan rumah ini".
Hana menghembuskan nafasnya secara kasar, apa separah itu mereka kalut mencari keberadaannya pikir Hana.
"Sayang maafin Mas ya, Mas janji tidak akan mengulanginya lagi, Elisa yang terus saja mendekat padahal sudah Mas katakan jika Mas sangat mencintai mu".
"Aku tak butuh janji mu yang begitu Manis, aku butuh bukti !!" seru Hana.
"Begini saja Mas, aku ingin kita bertemu Elisa, aku ingin mendengar langsung jika kamu benar - benar akan memilih ku" ujar Hana.
"Baik, kapan kita bertemu Elisa".
"Nanti Malam, sekarang aku masih sibuk".
"Baiklah".
"Sekarang hubungi Elisa, bilang jika kamu ingin bertemu nanti malam dan satu lagi jangan bilang jika kamu akan datang bersama ku".
Bima langsung meraih ponselnya dan menghubungi Elisa tak berselang lama Elisa menjawab panggilan Bima.
"Elis nanti malam kita bertemu di Cafe kenanga jam delapan malam" ujar Bima.
"Kamu serius ingin ngajak aku bertemu sayang, ahh sudah ku pastikan kamu akan memilih aku ketimbang istri mu itu".
Bima langsung memutus panggilan secara sepihak, ia tak ingin Elisa berbicara yang aneh - aneh yang akan membuat hubungannya dengan Hana kembali renggang.
Hana tersenyum kecut mendengar perkataan Elisa yang menurutnya terlalu percaya diri.
'Percaya diri sekali' batin Hana.
Hana tak ingin membahas soal alasan Bima menjalin hubungan terlarang dengan Elisa, ia tak ingin membuat hatinya terluka dengan pembelaan Bima.
Memaafkan kesalahan sang suami, itu artinya telah menutup permasalahan tersebut dan jangan pernah mengungkitnya kembali.
Adzan magrib berkumandang, Hana dan bi Imas baru saja selesai mengerjakan semuanya, rumah ini kembali bersih dan harus.
"Bibi pulang dulu ya Neng".
"Biar ku antar bi".
Hana segera berlalu ke kamarnya mengambil uang untuk upah bi Imas.
"Mas Kunci motor di mana ?"
"Memangnya kenapa ?".
"Aku mau mengantar bi Imas pulang"
"Di dekat televisi kalau gak salah".
"Oh aku pamit yah buat nganter bi Imas, kasihan kalau suruh jalan kaki pasti cape, setelah itu kita akan siap - siap buat ke cafe kenanga".
Hana mengantar bi Imas pulang sampai ke rumahnya, lalu ia memberikan empat lembar uang berwarna biru.
"Makasih ya bi sudah bantuin, Hana gak tahu jadinya jika tidak ada Bibi".
"Neng ini kebanyakan".
"Itu rezeki buat Bibi".
"Neng hutang penjelasan pada Bibi". Bi Imas masih penasaran dengan apa yang terjadi rumah Hana.
"Hmm, jadi intinya Hana pergi dari rumah selama tiga hari, Hana marah dan kecewa pada Mas Bima, dia tega berselingkuh dengan sahabat Hana"
"Astagfirullah".
"Hana pergi untuk menenangkan diri, Hana tak ingin membuat sebuah keputusan dalam keadaan marah".
"Lalu bagaimana hubungan Neng dengan Bapak ?".
"Selama tiga hari aku merenung, meminta petunjuk pada Allah, aku memutuskan untuk memaafkan kesalahan Mas Bima, semoga Mas Bima benar - benar menyesali perbuatannya.
"Bibi doakan semoga kalian selalu bahagia".
Hana pamit pada bi Imas, ia juga harus siap - siap untuk pergi menemui Elisa.
Tepat jam setengah delapan malam Yuda dan Hana berangkat menuju cafe kenanga, jalanan sangat lancar membuat mereka sampai cafe dengan tepat waktu.
"Mas seperti itu Elisa" ujar Hana.
Hana dan Bima berjalan menuju meja tempat Elisa duduk, Elisa yang sedang asik bersua foto tak menyadari kedatangan Hana dan juga Bima.
"Elisa" tegur Bima.
"Sayang kamu . . " Elisa menghentikan ucapannya saat melihat Bima datang bersama Hana.
"Mas kenapa dia ada di sini ?" tanya Elisa seraya menunjukn ke arah Hana.
"Hai Elisa, apa kabar ? sapa Hana dengan sangat ramah.
"Elisa aku ke sini hanya ingin bilang sama kamu jika di antara kita sudah tidak ada hubungan apa - apa lagi, satu lagi jangan pernah ganggu aku dan istri ku !". tegas Bima, Hana tersenyum melihat raut wajah Elisa yang terkejut dengan penuturan Bima.
"Ini gak bener kan sayang, pasti si Hana ini telah mengancam kamu kan agar bicara seperti itu" ujar Elisa seraya mencoba meraih tangan Bima. "Heh Hana kamu jadi orang jangan serakah, Bima itu sudah muak dengan tingkah laku lo, makanya dia milih gue sekarang". lanjut Elisa.
"Elisa kamu itu cantik, bahkan kamu pernah jadi bintang kampus di sekolah, tapi sayang kecantikan mu masa hanya buat dapat bekas orang itu pun hasil dari merampas milik orang, emangnya sekarang kamu sudah gak laku lagi yah sehingga merampas milik orang lain jadi andalan mu !" ujar Hana.
"Heh jaga ya mulut kamu !! kamu harus tahu suami mu itu yang selalu mengejar - mengejar aku".
"Oh Iya, lalu kenapa kamu mau di kejar sama suami orang, oh lupa kan udah gak laku" ujar Hana seraya menutup mulutnya.
"Hana . . " Elisa ingin melayangkan sebuah tamparan pada Hana namun dengan sigap Bima menangkap tangan Elisa. " Mas lepasin tangan aku, ini pantas untuk istri mu yang kurang ajar itu".
"Sekali kamu menyentuh istri ku, aku pastikan kamu bakal masuk jeruji besi !!" ancam Bima lalu melepaskan tangan Elisa.
"Sudah jelaskan suami ku milih siapa, jadi kubur mimpi indah mu itu untuk bisa bersanding dengan suami ku !!" seru Hana geram.
"Maaf jika memang ada masalah toling selesaikan baik - baik dan jangan buat kegaduhan di sini karena mengganggu kenyamanan pelanggan lainnya" tiba - tiba seorang pelayan datang mengahampiri mereka.
"Maaf atas atas keributan kecil yang kami ciptakan" ujar Hana yang merasa jadi tak enak hati.
Hana mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru cafe, ternyata orang - orang sedang menyaksikan perdebatan mereka.
"Mas aku mau pulang saja, kamu mau ikut aku atau mau nemenin perempuan murahan ini, itu terserah kamu" ujar Hana.
"Aku ikut pulang bareng kamu sayang".
Hana dan Bima berlalu meninggalkan cafe tersebut tak peduli teriakan dan sumpah serapah yang keluar dari mulut Elisa.
"Sayang kamu jangan sampai masuk kan ke dalam hati ya kata - kata Elisa tadi" ujar Bima ketika di dalam mobil.
"Mulai saat ini jangan pernah bahas lagi tentang Elisa, aku tak ingin tahu soal apa pun yang berhubungan dengan Elisa, kamu ngertikan Mas".
"Iya aku janji sayang".
"Aku tak minta kamu untuk berjanji".
"Sekarang mumpung kita lagi di luar kita cari makan yuk, sudah lama sepertinya kita tidak jalan berdua seperti ini".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments