Bab 05

"Mas bagaimana dengan hubungan kita ?" tanya Elisa.

Hari ini Elisa datang langsung ke rumah Bima, hal itu tentu mengejutkan bagi Bima, bagaimana jika Hana pulang, pasti Hana akan semakin murka pada dirinya, akhirnya Bima mengajak Elisa ke sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Elisa terpaksa datang ke rumah Bima karena sejak kejadian dua hari lalu Bima susah di hubungi, ia tak pernah lagi membalas pesan chatnya dan menjawab panggilan teleponnya, Elisa semakin semangat datang kerumah Bima setelah mengetahui jika Hana sejak kejadian tersebut belum pulang ke rumah.

"Lebih baik kita akhiri saja" jawab Bima.

"Nggak, aku gak mau putus sama kamu !!".

"mengertilah kondisi ku".

"Kenapa kamu tak ceraikan saja di Hana itu, apa sih bagusnya si Hana hamil saja kagak bisa atau jangan - jangan istri mu itu mandul" celetuk Elisa dengan ketus karena kesal karena Bima masih mempertahankan istrinya.

"Jangan Hina istri ku !!" Seru Bima marah karena Elisa terang - terangan menghina istrinya.

"Kamu itu cinta gak sih sama aku ?" bentak Elisa.

"Entahlah, sebaiknya hubungan kita akhiri saja sebelum melangkah lebih jauh".

"Tidak bisa begitu mas".

"Lalu bagaimana ?".

"Kamu ceraikan saja istri mu itu".

Bima segera mengajak Elisa pergi dari kediamannya, tak enak jika di lihat para tetangga. Bima mengantar Elisa pulang ke rumahnya.

"Mas"

"Semoga kamu mendapat pasangan yang lebih baik dari aku, mencintai dan menerima mu dengan tulus, maaf aku tak bias melanjutkan hubungan kita, aku masih mencintai istri ku" ujar Bima kemudian berlalu meninggalkan Elisa.

"Mas. . ".

"Mas. . ".

"Mas. . ".

Bima langsung melesat dengan menggunakan motornya tak peduli dengan teriakan Elisa, baginya sekarang adalah bisa bertemu dengan Hana dan meminta maaf.

"Mas kamu tak akan ku lepas begitu saja" lirih Elisa.

Bima melajukan motornya dengan perasaan tak menentu, sejujurnya ia juga sangat mencintai Elisa, namun hati kecilnya Bima sangat takut ke hilangan Hana, sehingga Bima menutuskan memilih Hana, apalagi mereka sudah terikat sebuah janji pernikahan.

"Habis dari Mana kamu ?" tanya Bu Yuni.

"Nyari Hana". Bima langsung berlalu meninggalkan sang ibu.

"Istri macam apa marah sama suami tidak pulang kerumah, sepertinya dia memang ingin pisah dari kamu Bima" teriak Bu Yuni.

"Hana marah, bukan ingin pisah dengan Bima !!' seru Bima seraya menutup pintu dengan sangat kencang.

Tiga hari tanpa Hana rumah itu bagaikan tanpa penghuni, bau dari sisa makan yang tak habis menyeruak ke seluruh penjuru, belum kotoran - kotoran sisa makanan, baju kotor pun sudah menggunung di tempat cucian.

"Bima pokoknya hari ini kamu harus cari Hana, suruh dia pulang, lihat rumah seperti kapal pecah belum lagi cucian baju sudah menumpuk, marah sih boleh tapi harus ingat juga dong tugas dia" gerutu bu Yuni.

"Iya Mah, hari ini Bima sudah izin ke kantor, Bima akan cari Hana" jelas Bima.

Sementara Hana masih bertahan di apartemen milik Tiara, ponselnya masih sengaja ia matikan.

"Lo gak balik, emang gak kasian gitu masa suami lo, dia pasti stres nyariin kamu".

"Mungkin nanti siang gue balik, kan besok gue harus ngelamar kerja di tempat yang lo maksud".

"Gue gak bermaksud ngusir lo dari sini Han, tapi menurut gue jika lo pergi kaya gini masalah lo nggak akan selesai, lo cuma butuh satu ke putusan bertahan atau pergi".

"Ti, jika gue maafin mas Bima apa dia bakalan beneran ninggalin si Elisa demi gue ?".

"Ya tergantung suami lo, dia masih sayang gak sama lo, masih cinta gak sama lo, kalau mau bertahan menurut ku, lo harus minta si Bima untuk memutuskan hubungannya dengan Elisa di depan lo lalu lo minta sama si Bima untuk memblokir nomor Elisa" jelas Tiara.

"Jujur gue masih sayang dengan mas Bima, gue masih ingin bersamanya, namun jika memang mas Bima lebih memilih Elisa gue lebih baik mundur".

"Gue yakin, Bima pasti milih lo".

Hari ini Tiara tak masuk kerja karena izin cuti, Hana mencurahkan segala perasaanya pada Tiara, untung dia masih punya sahabat sebaik Tiara yang mau mendengarkan semua keluh kesahnya.

persahabatanTiara dan Hana sudah terjalin sejak jaman ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Gue antar lo pulang ya".

"Gak usah, gue pake taksi online saja".

Hana kembali mengaktifkan ponselnya ribuan panggilan tak terjawab dari Bima dan juga banyak pesan masuk dari Bima.

{Han, kamu di mana, kenapa belum pulang ? aku jemput ya }.

{Han aku tahu aku salah, tapi aku mohon pulang ya}.

{Han jangan lama - lama ya ngambeknya, cepetan pulang aku gak bisa lama - lama jauh dari kamu}.

{Han kamu di mana, kapan pulang apa perlu aku jemput}.

Banyak lagi ribuan pesan masuk dari Bima, Hana tak membaca semua pesan dari Bima, namun ada satu yang membuat Hana terkejut dengan pesan yang di kirim Bima.

{Hana Sayang pulang ya, apa kamu sudah tidak cinta lagi dengan suami mu ini ? Hana sayang jujur Mas gak bisa hidup tanpa mu, Jika memang sampai besok hari tak pulang lebih baik mas Mati saja, percuma Mas Hidup kamu saja sudah tak peduli dengan Mas".

Hana menggelengkan kepalanya setelah membaca pesan dari Yuda, kemudian ia bergegas memesan taksi online untuk pulang kerumah, ia sudah mulai tenang dan berdamai dengan keadaan.

Hana membuka pintu rumah, namun ketika Hana melangkah memasuki rumah sungguh Hana di kejutkan dengan penampakan rumah yang seperti tak berpenghuni, bau busuk tercium sangat tajam, bahkan lantai kotor sisa makanan berserakan di mana - mana.

'Apa yang sudah terjadi ?' batin Hana.

Hana melangkah kebagian dapur, kini tangannya di gunakan untuk menutup hidungnya, bau busuk sisa makanan mengganggu indra penciuman, piring di tempat cucian tumpuk bahkan terdapat lalat hijau yang berterbangan.

Lalu dia berjalan ke kamarnya, keadaan tak jauh berbeda seperti kapal pecah, selimut sudah tergeletak di lantai begitu pun dengan bantal guling sudah tak di tempatnya lagi, baju kotor bekas pakai tergeletak di mana saja handuk basah tergeletak di atas tempat tidur, begitu pun dengan isi lemari yang sudah acak - acakan bahkan pintu lemari di biarkan terbuka

Hana segera membereskan kamarnya sungguh ia tak nyaman dengan kondisi seperti ini.

'Apa saja yang mereka lakukan ketika aku pergi' gumam Hana.

Setelah semua beres, Hana langsung mandi kemudian bergegas menuju dapur, perutnya sudah minta di isi.

"Oh kamu sudah pulang, enak yahpergi begitu saja dan bebas dari tanggung jawab, lihat gara - gara ulah mu rumah jadi berantakan !!" tegur bu Ratna.

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

pny mertua mulutnya lemes gt, sesabar apa pun kalo tiap hr d nyinyirin y kalap jg

2023-02-20

0

Emi Widarti

Emi Widarti

bu ratna apa bu yuni

canda

2023-02-10

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Klo punya mertua macam Bu Ratna, pasti sy buat kelaparan

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!