Bab 03

"Mah ini uangnya" Hana menyerahkan uang ke tangan bu Yuni.

"Kamu mau nuduh Mama yang menghabiskan uang Bima, harusnya kamu mikir sejak kamu tak bekerja lagi kamu menguasai seluruh gaji anak ku" ujar bu Yuni seraya menghitung kembali uang yang di beri oleh Hana.

"Aku tak menguasai gaji Mas Bima, malah aku hanya di kasih lima puluh persen saja dari gajinya Mas Bima" jelas Hana.

"Di Kira Mama percaya gitu" bu Yuni berlalu meninggalkan Hana.

Perdebatan dengan mertuanya membuat ia hampir lupa dengan janjinya yang akan bertemu dengan Tiara.

Hana segera pergi menggunakan motornya menuju cafe , dan ternyata di sana Tiara sudah menunggunya.

"Maaf telat tadi ada gangguan dikit" ujar Hana.

"Suami mu berubah pikiran ?".

"Bukan, tapi mertua ku minta uang". jelas Hana. "Semakin ke sini mertua ku semakin membuat ku sesal, kadang seperti sedang mengadu domba ku dengan Mas Bima, dan kadang juga ia tak segan mengatai ku mandul, yang lebih parah lagi ia menuduhku menguasai uang Mas Bima nyatanya aku hanya di beri setengahnya dari gajinya". Hana mencurahkan perasaanya pada sahabatnya Tiara.

"Mertua mu berubah ya sekarang, perasaan dulu dia cuek bahkan seperti bodo amat terhadap kamu" ujar Tiara.

"Entahlah, aku juga bingung, emang dulu juga ia kadang sering minta uang karena keuangan ku masih baik - baik saja jadi tidak masalah, namun sekarang seperti semakin menjadi - jadi mungkin karena keuangan ku sedang tidak baik - baik saja" jelas Hana.

Hana dan Tiara berbincang - bincang soal pekerjaan, Hana mendapat tawaran sebuah kerjaan sebagai staff biasa, karena memang belum ada lowongan kerjaan yang sesuai ijazah yang Hana miliki.

"Tidak masalah, yang terpenting aku bisa bekerja dan menghasilkan uang" jelas Hana.

"Baiklah, kamu bisa datang besok dan bawa lamaran lengkap".

"Baiklah".

"Salesai makan, nonton yuk ada film bagus banget, ini tentang suaminya yang menikah lagi secara diam - diam".

"Aku hubungi Mas Bima dulu ya" ujar Hana, namun setelah berkali - kali menghubungi suaminya nomornya tidak aktif.

"Bagaimana Han ?".

"Hmm baiklah kita nonton, tapi setelah itu aku langsung pulang ya".

"Oke".

Hana dan Tiara menonton di sebuah bioskop yang terletak di sebuah pusat perbelanjaan, antrian penonton sampai panjang, mungkin karena film ini sedang viral - viralnya.

Hana sampai terbawa suasana menonton film tersebut, saat keluar bioskop dan pergi ke toilet ia baru sadar matanya sembab karena selama menonton Hana tak henti - hentinya menangis.

"Gila lu ya Han, sampai sembab begitu" ledek Tiara.

"Terlalu menghayati" ujar Hana seraya tertawa.

Hana pamit untuk pulang duluan karena Tiara akan shopping terlebih dahulu, Hana tak bisa menemani Tiara ia tak enak jika pergi lama ap lagi suaminya ada di rumah karena ini hari libur.

Hana sedang menunggu taksi lewat, ia tak bisa memesan taksi online karena kuotanya habis dan lupa untuk di isi, namun tiba - tiba ponselnya berdering.

"Kamu di Mana cepat kembali ke dalam Mall aku tunggu kamu di lantai tiga depan butik Key" ujar Tiara dari sebrang telepon dengan nada yang seperti panik.

"Kamu kenapa ti ?".

"Cepat kamu ke sini, nanti aku jelaskan, ini penting".

"Baiklah".

Hana kembali masuk gedung pusat perbelanjaan tersebut menuju tempat yang sudah di katakan tadi oleh Tiara, tak perlu waktu lama Hana langsung bertemu dengan Tiara.

"Ada apa sihh Ti ?" tanya Hana penasaran. "Kamu baik - baik saja kan ?".

"Lihat sepasang pria dan wanita itu, bukannya itu suami mu Bima" ujar Tiara menunjuk ke arah butik.

"Mana ?".

"Itu yang cowoknya pake kemeja merah" tunjuk Tiara.

Hana meneliti sepasang manusia yang di tunjuk oleh Tiara, pria itu sangat mirip dengan suaminya, namun Hana belum bisa memastikan jika itu suaminya atau bukan karena belum melihat wajahnya dengan jelas.

"Lebih baik kita ke dalam, biar jelas" usul Tiara.

Karena Hana juga penasaran, ia pun menyetujui saran dari Tiara, keduanya memasuki butik tersebut, Tiara berpura - pura sedang memilih pakaian sementara Hana langsung mendekat ke arah tujuan.

"Mas Bima" Hana menepuk bahu pria tersebut, dalam hatinya berharap jika ia salah orang tak apa malu dari pada harus menanggung sakit hati.

Pria itu menoleh secara perlahan bersama perempuan yang sedang bersamanya.

"Ha. . Hana !" Bima terkejut bahkan saja hampir loncat, ia tak menyangka akan bertemu istrinya di sini, bukankah tadi dia bilang kalau ia akan ke cafe bertemu Tiara kenapa sekarang ada di Mall, bodohnya Bima ia tak menanyakan cafe mana yang akan di kunjungi istrinya.

Hana menatap suami dan perempuan tersebut dengan tatapan nyalang seolah - olah Hana siap menerkam mereka hidup - hidup.

"Apa ini kelakuan mu di luar Mas !! hardik Hana.

Hana mampu menahan tangisnya namun ia tak mampu menahan kemarahannya, bagaimana bisa suaminya bisa selingkuh dengan sahabatnya sendiri.

"Elisa, kamu adalah sahabat ku, entah bagaimana perasaan mu saat jalan dengan suami sahabat mu itu !!" Hana berusaha tak mengeluarkan air matanya.

"Maaf tolong jangan ribut di sini karena bisa mengganggu pengunjung lainnya" seorang perempuan datang menghampiri mereka.

"Maaf atas keributan ini" ujar Tiara.

Tiara, Hana, Bima dan Elisa keluar dari butik tersebut, beberapa pasang mata memperhatikan langkah mereka.

"Ti pulang yuk" ajak Tiara.

"Tapi. .".

"Aku sudah tak peduli dengan mereka" ujar Hana.

Akhirnya Tiara mengikuti langkah Hana keluar dari pusat perbelanjaan tersebut lalu di susul oleh Bima yang terus teriak memanggil nama Hana.

"Itu suami mu Han" ujar Tiara.

"Sudah biarkan saja".

Hana memutuskan untuk tak pulang kerumahnya, ia memilih untuk ikut pulang ke rumah Tiara agar bisa menenangkan pikirannya dan mampu berpikir jernih ketika akan mengambil sebuah keputusan terhadap hubungannya dengan Bima.

"Apa tak sebaiknya kamu pulang saja, dan selesaikan semuanya baik - baik". saran Tiara.

"Aku ingin menenangkan pikiran ku dulu".

"Ya udah jika itu mau kamu".

"Aku tak menyangka jika Mas Bima tega melakukan ini semua padaku, apalagi ini dengan sahabat ku, tadi ingin rasanya ku cakar habis wajah si Elisa tapi untungnya aku bisa berpikir jernih hingga aku tak mengotori tangan ku sendiri".

Sementara Ketika Bima ingin mengejar Hana dan Tiara tiba - tiba tangannya di tahan oleh Elisa.

"Sudahlah Mas tak perlu kamu mengejarnya, biarkan saja, bukannya kamu sudah tak mencintainya lagi" ujar Elisa seraya bergelayut manja di tangan Bima tak peduli dengan pandangan orang - orang terhadapnya.

"Ahhhhhggggghghhhhh" Bima kesal sendiri dan mengacak - ngacak rambutnya untuk melampiaskan emosinya.

"Kita lanjut nonton yuk, ada film bagus yang romatis tahu" ujar Elisa. entah sihir apa yang di gunakan oleh Elisa yang membuat Bima langsung menuruti ke inginannya dan tak peduli lagi dengan istrinya yang sedang marah bahkan mungkin sangat kecewa.

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

jgn percy dg sahabat kdng sahabat bs jd diri dlm daging, jd pelakor.tp pelakor jg g bs d slh kan sepenuhnya kalo laki² nya g nanggapu y aman tp kalo sebaliknya y menang pelakoenya

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!