Bab 02

Hati perempuan mana yang tak sakit ketika di katakan mandul, apalagi yang berbicara adalah mertua sendiri yang sudah di anggap sebagai orang tua yang sepatutnya memberikan semangat bukan malah menghinanya.

Hana berlalu meninggalkan mertuanya, hatinya begitu sakit dengan ucapan mertuanya yang mengatakan dirinya mandul dan juga kerjaannya bermain ponsel nyatanya sejak pagi Hana sudah mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Setelah Hana tak lagi bekerja, bu Yuni sering menuding Hana telah menghabiskan uang suaminya untuk bersenang - senang. Bu Yuni tak tahu berapa uang bulanan yang di berikan oleh Bima untuk kebutuhan rumah, Bima memberikan gajinya hanya lima puluh persen saja, karena dua puluh lima persen untuk pegangannya dan dua puluh lima persen lagi di berikan pada bu Yuni. ketika Hana masih bekerja Hana tak masalah jika Bima hanya memberinya lima puluh persen saja karena ia bisa menggunakan gajinya untuk menutupi kekurangannya, namun sekarang Hana harus memutar otaknya agar uang tersebut cukup untuk satu bulan.

"Hana . . Hana . . Hana !" teriak bu Yuni.

"Ada apa Mah ?" dengan malas Hana membuka pintu kamarnya.

"Bagi Mama uang !" Seru bu Yuni.

"Bukannya Mama sudah mendapat bagian bulanan dari Mas Bima, kenapa minta sama Hana" ujar Hana.

"Kamu itu ya, Mama mau ikut ibu - ibu komplek buat jenguk bu Ajeng yang lagi di rawat".

"Hana tak punya uang, Mama tahu sendiri sekarang Hana tak kerja lagi".

"Makanya kerja lagi, jangan cuma duduk manis ngabisin uang suami" gerutu bu Yuni.

"Tapi kan Mas Bima tak mengizinkan aku buat kerja lagi".

"Makanya kalau kerja itu yang benar jangan sambil tebar pesona" ketus Bu Yuni.

"Ada apa ini ?" perdebatannya membuat mereka tak menyadari ke datangan Bima.

"Mama cuma mau pinjam uang pada istri mu, tapi istri mu itu malah menghina Mama" jelas Bu Yuni .

"Kok Mama bicaranya seperti itu, bukannya Mama tadi minta uang buat jenguk bu Ajeng yang lagi di rawat" bela Hana.

"Hana kenapa sekarang kamu berubah dan yang lebih parah lagi sekarang kamu tega memfitnah Mama depan Bima" bu Yuni menangis tersedu - sedu.

"Hana kenapa kamu melakukan itu semua pada Mama !" bentak Bima.

"Mas aku tak melakukan apa pun pada Mama, tadi Mama datang untuk minta uang tapi aku gak kasih karena memang gak ada uang lebih, ada juga buat bayar air dan listrik" jelas Hana.

"Kalau kamu memang tak ingin memberi Mama pinjaman juga gak apa - apa tapi jangan hina Mama yang hanya memeras uang kalian" lirih bu Yuni.

"Kalian itu setiap aku pulang kerja berantem saja terus, aku pusing dengarnya. kamu juga Hana sebagai istri harusnya menyambut ke datangan suami ketika pulang kerja dengan senyuman bukan dengan sebuah pertengkaran !" Bima benar - benar muak dengan tingkah istri dan Mamanya yang sering ribut akhir - akhir ini.

Hana berlalu mengikuti sang suami menuju kamar mereka, Ya Hana merasa bersalah karena akhir - akhir ini sering berantem dengan mertuanya, bahkan Hana juga heran kenapa akhir - akhir ini mertuanya selalu berbuat ulah seperti sedang mengadu domba dirinya dan sang suami.

"Mas maaf yah" lirih Hana.

"Aku heran sama kalian kenapa sering sekali kalian bertengkar".

"Aku juga gak tahu Mas, tapi benar tadi Mama minta uang, namun tak aku langsung kasih, kamu tahu sendiri bagaimana keuangan kita sekarang" Hana berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Mungkin Mama marah karena gak aku kasih uangnya" lanjut Hana.

"Memangnya kamu tak punya tabungan sedikit pun ?".

"Tidak Mas, dulu semua gaji ku habis untuk menutupi semua kekurangan belum lagi kadang Mama suka minta uang tiba - tiba dengan alasan ini itu" jelas Hana.

'Apa aku izinkan saja dia kembali bekerja tapi. . ahh itu urusan nanti' batin Bima.

"Ya sudah jika mau bekerja kembali aku izinkan namun syaratnya kamu tak boleh dekat dengan lelaki dan setelah kerja kamu harus benar - benar pulang kerumah".

"Kamu seriusan Mas ?".

"Iya aku serius".

" Terima kasih sayang, aku janji akan bekerja dengan sungguh - sungguh". Hana merasa begitu senang setelah mendapatkan izin untuk bekerja kembali.

Pagi hari Hana melakukan pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, mencuci dan juga memasak untuk sarapan, setelah semuanya beres, Hana langsung membangunkan suaminya, karena ini hari libur jadi sang suami bangun agak siangan.

"Mas ayo bangun sarapan dulu" ujar Hana.

"Kamu sarapan saja duluan bareng Mama, aku masih ingin lanjut tidur lagi" ujar Bima.

"Ya sudah".

Hana sarapan sendirian, entah ke mana bu Yuni karena sejak ia bangun belum bertemu dengan sang Mertua, setelah selesai sarapan Hana langsung membereskan sisa makanan dan kemudian mencuci piring yang kotor.

Semalam Hana telah menghubungi sahabat dekatnya Tiara untuk membicarakan soal kerjaan, sehingga hari ini mereka berdua janjian buat bertemu di salah satu Cafe.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh, Hana sudah siap untuk pergi, namun sang suami belum juga bangun.

"Mas, Hana pergi dulu ada janji dengan Tiara mau membahas soal kerjaan" ujar Hana seraya menggoyangkan tubuh Bima.

"Ya terserah kamu saja" ujar Bima lalu kembali menarik selimutnya.

Hana langsung berangkat menuju cafe tersebut, namun baru melangkah keluar pintu sang mertua datang menghentikan langkahnya.

"Mau ke mana kamu hah ?!" Tiba - tiba bu Yuni datang menghalangi jalan Hama

"Hana mau bertemu Tiara, mau membicarakan soal kerjaan semalam Mas Bima telah mengizinkan aku untuk kembali bekerja" jelas Hana.

"Mana Bima ?".

"Dia masih tidur Mah"

"Kalau gitu sebelum kamu pergi bagi Mama uang !!" bentak bu Yuni.

"Untuk apa lagi Mah ?".

"Kamu kepo sekali yah, emang harus gitu setiap Mama minta uang sama kamu lalu Mama harus memberi mu rincian uangnya Mama gunakan untuk apa saja".

"Ya tidak begitu juga Mah".

"Kalian bisa tidak sehari saja tidak bertengkar, aku ini lagi istirahat !" tiba - tiba Bima datang menghampiri Hana dan juga Bu Yuni.

"Istri mu pelit sekali, Mama pinjam buat ke klinik saja tidak di beri, Mama mau cek kolestrol karena akhir - akhir ini Mama sering pusing".

"Memangnya Mama butuh uang berapa ?" tanya Bima.

"Satu juta".

"Banyak sekali Mah, ke klinik paling seratus dua ratus ribu juga cukup" sahut Hana.

"Kan sekalian mau jenguk bu Ajeng".

"Tapi Hana tidak ada uang segitu".

"Sekarang bi Imas sudah tidak kerja lagi di sini, berarti uang yang harusnya bagian bi Imas bisa Mama pinjam dong".

"Uangnya sudah aku pake buat belanja kebutuhan sehari - hari" jawab Hana.

"Hana Mama itu pinjam bukan minta, nanti jika sudah ada Mama balikin sama Kamu".

"Ya walaupun minjem tapi kalau tidak ada bagaimana, bukannya Mama juga dapat bagian bulanan dari Mas Bima apa uangnya sudah habis ?".

"Hana sudahlah kasih dulu Mama uang yang di mintanya, pakai saja uang yang ada nanti aku ganti" pinta Bima.

"Ada sihh tapi itu uang buat bayar air dan listrik".

"Kan sudah ku bilang pakai saja yang ada". sahut Bima yang mulai kesal.

Hana berlalu ke kamarnya untuk mengambil uang yang di minta mertuanya, dalam hatinya terus mengerutu karena akhir - akhir ini mertuanya selalu mengajaknya bertengkar seputar masalah keuangan.

Terpopuler

Comments

Siti Mujimah

Siti Mujimah

stres lama2 punya mertua kyk gt

2023-06-20

0

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

bisa gila, stroke pny mertua kyk gt😡😡😡

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!