"Papi minta maaf Nak. Makan siang menjadi kacau," ujar Papi Bahtiar dengan tidak enak hati.
Balin hanya bisa mengangguk dengan bibir sedikit melengkung.
"Kak ipar harus sabar, begitulah watak aslinya." Rika semakin memperkeruh situasi.
"Habiskan makananmu Rika!" Suara bariton itu membuat Rika terdiam.
"Apa yang dikatakan Rika tidak salah Pi!" Bela Mami Maya.
Mereka makan dalam diam. Sungguh Balin tak terbiasa dengan suasana seperti saat ini. Entah sampai kapan ia akan dapat bertahan.
Usai makan siang. Papi Bahtiar membawa Balin ke ruang kerjanya. Ia akan sedikit mengobrol masalah pekerjaan. Besok Balin resmi menjabat sebagai CEO di perusahaan mereka.
"Papi tidak perlu banyak menjelaskan karena kamu sudah paham. Besok kamu sudah mulai bekerja, sebenarnya Papi melarang mengingat kalian adalah pengantin baru tetapi kembali lagi kepada kenyataan yang ada," pungkas Papi Bahtiar.
"Bagaimana jika kami tinggal di tempat lain saja Pi?" papar Balin.
Papi Bahtiar menghela nafas panjang.
"Tidak Nak, ini adalah rumah kalian. Dimasa tua ini Papi ingin selalu di samping Gia." Dengan kilasan kecewa Papi Bahtiar menolak usulan dari Balin.
"Maaf Pi jika permintaanku menyinggung," kata Balin merasa bersalah karena ia tidak tahu.
"Sabar dan jangan pantang menyerah Nak. Papi beri tanggungjawab kepadamu atas Gia." Papi Bahtiar menepuk bahu Balin, memberi semangat.
+++
Di balkon kamar pribadinya Bahagiana menenangkan dirinya. Sindiran Mami Maya masih terdengar panas di telinganya.
Bulir bening itu tak dapat ia tahan lagi. Hingga lolos meluncur tanpa halangan dikedua pipinya.
Klek
Kenop pintu terdengar, itu menandakan jika ada orang masuk kedalam kamar yang memang tak ia kunci.
Bahagiana yakin itu adalah suaminya. Dengan spontan ia menyapu, mengusap air mata pilu tersebut sebelum Balin melihatnya.
Balin masuk kedalam kamar luas serta rapi bersih tersebut. Ia diantar oleh pelayan di rumah tersebut.
Dengan menghela nafas Balin melangkah semakin masuk kedalam. Kamar yang nyaman dengan nuansa biru putih.
Di sudut sebelah sana terdapat meja kerja, bisa dipastikan tempat Bahagiana meneruskan pekerjaannya selama di kantor.
Kamar yang baru pertama kali Balin jumpai dan bahkan menjadi saksi bisu hari-hari nanti.
Pandangan Balin berpusat dimana di atas dinding tempat tidurnya bertengger sebuah bingkai foto berukuran lumayan besar. Sudah dipastikan wanita cantik paruh baya itu adalah Maminya Bahagiana, istri pertama Papi Bahtiar.
Di foto tersebut Bahagiana tersenyum lepas, yang dapat ditafsirkan berusia 15 tahunan.
Balin terbuai dengan senyuman manis itu. Senyuman yang belum ia dapat dari sosok Bahagiana.
Sadar dari lamunannya Balin segera menggelengkan kepala, merutuki dan menepis pikiran konyol itu.
"Dimana dia?" gumam Balin seketika baru menyadari jika sosok istrinya tidak berada di sana.
Pandangannya ke pintu menuju akses balkon. Pintu tersebut terbuka lebar.
Tanpa merasa takut Balin membawa langkahnya menuju balkon. Ia ingin berbicara dengan Bahagiana.
Benar saja sosok wanita cantik itu sedang berdiri di sana dengan pandangan lurus ke depan.
Hmm
Balin berdehem supaya Bahagiana menyadari kedatangannya.
"Buat apa dia ke sini?" rutuk Bahagiana dalam hati.
"Apa kamu tidak lapar?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Balin.
Tidak ada jawaban, seolah pertanyaan itu bagai angin lalu.
Balin tersenyum kecut, sungguh wanita ini sulit dimengerti. Bahkan Balin dapat menyimpulkan jika wataknya memang keras kepala.
"Buat apa kamu ke sini?" tanya Bahagiana dengan sinis tetapi engan menoleh sedikitpun.
"Karena aku suamimu!" Sahut Balin dengan tepat.
Bahagiana tertawa, tawa mengejek. "Jangan percaya diri! Kalian orang asing hanya memiliki satu tujuan, tujuan utama untuk menguasai harta milik orang lain!" Tuduh Bahagiana dengan nafas memburu, saking menahan amarah.
"Kamu tahu apa tentangku!"
Usai menuduh tanpa bukti ia langsung berlalu tanpa sedikitpun memandangi Balin, seolah ia muak dengan pria tampan tersebut.
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan like vote favorit hadiah dan komennya agar author lebih semangat lagi 💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dianita
next
2022-07-05
0