Masih dengan menggenakan gaun berwarna putih yang begitu elegan. Bahagiana duduk di atas ranjang.
Rasa lelah sudah pasti ia rasakan. Seharian menyambut ribuan tamu undangan.
Mereka malam ini akan menginap di hotel. Hotel tempat diadakan resepsi.
Klek
Pintu kamar mandi dibuka
Tanpa ingin mengetahui sosok itu Bahagiana membuang muka, bahkan engan untuk sekedar bertanya apakah Balin sudah selesai membersihkan diri.
Balin berjalan menuju meja rias yang tentunya kosong seraya mengusap rambut basah itu.
"Aku sudah selesai," ujar Balin dengan wajah dingin, sekilas memandangi Bahagiana.
"Aku tidak bertanya." Ketus Bahagiana.
Balin menghela nafas kasar. Ia menarik bantal serta selimut, lalu berjalan ke arah sofa panjang yang memang tersedia didalam kamar tersebut.
Tubuhnya lelah begitu juga fisiknya. Hingga dengan segera ia membaringkan tubuhnya di atas sofa. Tidak mungkin juga mereka tidur dalam satu ranjang.
"Bagus jika dia sadar!" Gumam Bahagiana seraya berjalan menuju kamar mandi.
Tanpa menghiraukan gumaman tersebut Balin menutup mata, ingin cepat-cepat terlelap agar masalah hilang sesaat.
Tetapi ada sesuatu yang mengganjal hingga mempengaruhi jalan tidurnya. Ingatan terus mengusik dalam dirinya, dimana mereka tadi mengucapkan janji suci pernikahan.
Janji suci yang sudah ia impikan hanya untuk Jill, tetapi Tuhan tak berkehendak.
Seketika kedua mata yang tadinya terpejam kini melebar, memandangi langit-langit kamar mewah tersebut.
Balin mengusap wajahnya seketika mengingat bagaimana ia mencium bibir Bahagiana. Entah kenapa waktu itu ia lebih memilih mencium bibir dibandingkan dahi.
Ciuman pertama yang ia persembahkan kepada Bahagiana, dimana ciuman itu hanya ia berikan kepada Jill seorang ketika mereka resmi menjadi sepasang suami-istri.
Balin tahu jika pada saat itu Bahagiana marah tetapi dengan sekuat tenaga dia berusaha terlihat baik-baik saja.
"Aku begitu bodoh!" Umpat Balin kepada dirinya sendiri.
+++
Pada cermin besar Bahagiana menatap bayangan dirinya. Gaun yang bertengger di tubuhnya begitu sempurna tetapi sangat berbeda jauh dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"Kurang aja*! Berani-beraninya dia menciumiku! Aku ingin sekali memberi perhitungan jika saja dalam situasi mencekam," sumpah Bahagiana.
Ia cukup kaget melihat bahkan merasakan sentuhan Balin pada saat itu. Ia tak menyangka pria tersebut berani melakukannya.
"Dia sudah berani mengambil ciuman pertamaku!" Tangannya terkepal erat.
Lelah dengan keluh kesahnya Bahagiana segera membersihkan diri. Terlebih dahulu tadi ia minta bantuan kepada pelayan hotel untuk membantu membukakan resleting gaun itu setengahnya. Bagaimana mungkin ia akan minta bantuan Balin.
Mereka memang sudah sah menjadi sepasang suami-istri tetapi percayalah mereka bagaikan orang asing.
+++
Malam pertama. Jangan berpikir mereka akan melakukan sebagaimana mestinya. Mereka tertidur tidur memang satu kamar tetapi pisah tempat tidur.
Bahagiana tidur di ranjang sedangkan Balin tidur di sofa. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Walau sulit bagi keduanya untuk memejamkan mata. Ini adalah situasi yang sangat sulit, bahkan mereka akan menjalaninya besok bahkan selamanya.
Balin yang sulit memejamkan mata karena tak terbiasa tidur dengan pencahayaan, sedangkan Bahagiana bersikeras menyalakan lampu.
"Bisakah lampunya dimatikan?" Sejak tadi berisik Balin.
"Aku tidak akan bisa tidur dengan suasana gelap," sahut Bahagiana tanpa memperdulikan keluhan Balin.
Balin bangun, duduk dengan tubuh bersandar. Wajah itu frustasi mengalami situasi yang ada.
"Bisa-bisa gila." Balin mengusap wajahnya.
"Rasakan!" Senyum Bahagiana merasa menang.
...Bersambung........
🌹🌹🌹
Jangan lupa tinggalkan like vote favorit hadiah dan komennya agar author lebih semangat lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Purwanti San
buat bucin Thor
2023-01-14
0
Zie Mien Ho
ditunggu up nya ya Thor... 😃🙏
2022-07-05
0
Anary
lanjut thor
2022-07-05
0