"Papi minta maaf atas nama Gia Nak," pungkas Pak Bahtiar dengan tidak enak hati.
Balin hanya bisa mengangguk. Ia tak menyangka jika kejadiannya seperti ini.
Kini mereka hanya tinggal berdua. Maya dan juga Rika sudah duluan pulang. Pak Bahtiar ingin bicara empat mata dengan Balin.
"Gia memiliki karakter keras kepala. Itu berawal memang dari kesalahan Papi. Selama ini dia tidak memiliki kekasih, bahkan dia benci dengan setiap pria," ungkap Pak Bahtiar.
Balin cukup kaget mendengar penuturan Pak Bahtiar.
"Dia tidak percaya dengan pasangan hidup bahkan namanya cinta," imbuhnya.
Balin langsung merespon dengan tatapan penuh tanya.
"Gia kecewa dengan Papi karena Papi telah mengkhianati Maminya. Karena syok Maminya jantungan dan tak selamat. 1 tahun kepergian Maminya, Papi menikahi Mami Maya," cerita Pak Bahtiar.
Balin kaget dengan pengakuan itu. Pantas saja Bahagiana sangat marah.
"Mami Maya adalah Ibu sambung, dan Rika adalah putri tiri Papi. Sampai sekarang hubungan mereka tidaklah baik, walaupun belasan tahun tinggal dalam satu atap," timpalnya kembali.
"Begitulah ceritanya Nak." Pak Bahtiar mengakhiri.
Masih banyak yang belum ia ceritakan tetapi inti utamanya itulah yang terjadi, meski ada satu hal yang tak diketahui oleh Bahagiana.
"Gia menganggap bahwa pria itu sama, sama dengan karakter atau perilaku Papi. Itulah alasan terbesar dalam hidupnya, rasa syok atau trauma begitu besar meliputi dirinya. Papi percaya kepada kamu, kamu bisa membimbing Gia untuk lebih baik lagi. Kamu pria yang tepat untuk Gia," Pak Bahtiar mengusap pangkal hidungnya.
Balin hanya bisa terdiam, tidak tahu harus mengatakan apapun.
"Minggu depan kalian akan menggelar acara pernikahan. Kamu jangan khawatir karena Papi yang urus semuanya. Mengenai biaya Papi yang urus." Pak Bahtiar tidak ingin membuang waktu lagi.
"Bisakah acara pernikahan kami sederhana saja Pi?" pinta Balin.
Pak Bahtiar menggeleng tidak setuju dengan pendapat Balin.
"Gia adalah putri kandung satu-satunya Papi, untuk itu dengan hari paling bahagia tersebut Papi ingin mewujudkan impian Papi selama ini. Dimana Papi melihat Gia bersama calon suaminya menjadi raja dan ratu sehari dihadapan ribuan para tamu undangan." Pak Bahtiar mengungkapkan impiannya selama ini.
"Ingat Pi ini pernikahan yang dipaksakan. Antara kami tidak memiliki perasaan satu sama lainnya, bahkan hanya orang asing," Balin mengingatkan kembali.
"Anggap saja kalian pacaran setelah menikah. Seiring berjalannya waktu perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya. Ikuti alurnya dengan sabar! Kesabaran tidak pernah mengkhianati hasil." Pak Bahtiar menepuk punggung Balin, memberi semangat.
Pak Bahtiar menghembus nafas kasar. "Gia sebenarnya sosok yang baik dan peduli. Hanya saja dia sosok yang keras kepala, sangat sulit untuk mengambil hatinya," ungkap Pak Bahtiar.
Balin menggeleng karena untuk jatuh cinta kepada Bahagiana tidak lah mungkin. Hatinya hanya ada nama Jill Gladys, tidak ada yang lain.
"Aku sangat mencintai dia, dan untuk Gia sepertinya tidak bisa." Akui Balin dengan jujur.
"Papi paham Nak." Pak Bahtiar kembali menepuk punggung Balin.
Balin menunduk dengan bermacam pikiran.
"Besok temui Papi di perusahaan. Ada hal yang ingin Papi sampaikan kepada kamu dan Gia," ujar Pak Bahtiar. Ia sengaja tidak membicarakan hal penting itu di sini karena Bahagiana sendiri tidak ada bersama mereka.
Balin mengangguk pasrah. Ia sungguh terjebak dalam situasi, situasi yang akan mendapat masalah ke depannya.
Bersambung....
🌹🌹🌹
Jangan lupa tinggalkan like vote favorit hadiah dan komennya agar author lebih semangat lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Purwanti San
up
2023-01-14
0
Kenzi Kenzi
jantung oh jantung
2022-12-29
0
Zie Mien Ho
bagus ceritanya Thor, aku suka
2022-07-05
0