6 bulan kemudian
Di pemakaman umum
Dengan tatapan pilu Balin mengusap nisan yang bertuliskan nama Jill Gladys. Malam ini ia akan bertemu dengan keluarga Bapak Bahtiar.
"Dek, mungkin kesalahan Abang ini tak bisa dimaafkan. Apa kamu marah di atas sana?" gumam Balin dengan perasaan bersalah karena telah berani melakukan hal yang beresiko.
Jill adalah anak yatim piatu, tidak memiliki keluarga. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal ketika ia berusia 15 tahun.
Untuk menyambung hidupnya ia bekerja sebagai penjaga toko sembari bersekolah. Jill dengan bisa membagi waktu untuk bekerja dan belajar.
Mendapat beasiswa karena prestasinya, Jill mampu menempuh pendidikan sampai S1. Dan ia diterima bekerja sebagai salah satu dosen di universitas x.
Pertemuan tak disengaja itulah timbul benih-benih cinta, bahkan cinta pada pandangan pertama antara Jill dan Balin.
Mereka menjalani hubungan selama 5 tahun. Tepat di tahun tersebut, dimana hari itu adalah hari ulang tahun Balin. Mereka meresmikan hubungan sebagai sepasang suami istri.
Semua rencana itu, kini hanya tinggal kenangan. Kenangan yang sangat buruk dimasa hidupnya.
Wanita yang sangat dicintainya dan dijaga baik-baik kini pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
+++
Di kediaman mewah milik keluarga Bahtiar
Seusai sarapan pagi. Pak Bahtiar ingin bicara kepada putrinya dan istrinya. Saatnya ia membicarakan masalah ini.
"Sayang temui Papi di ruang keluarga," titah Pak Bahtiar kepada putrinya yang kini kembali sehat.
"Iya Pi," sahut wanita cantik itu tanpa merasa curiga sedikitpun niat yang ingin disampaikan oleh Papi nya.
"Masalah apa sih Pi?" tanya wanita paruh baya yng tak tahu apa-apa.
"Papi akan menjelaskannya nanti, jadi habiskan dulu makanan Mami," ujar Pak Bahtiar sebelum meninggalkan meja makan.
"Selalu begitu!" Cabik wanita paruh baya itu dengan sinis, sayangnya tak didengar oleh suaminya.
"Semua pasti gara-gara si manja itu Mi," ucap wanita berambut pirang itu seraya menunjuk Bahagiana.
Yah nama putri Pak Bahtiar adalah Bahagiana Bahtiar. Presdir di perusahaan BB GROUP.
"Kamu tidak nyambung, bahkan aku sendiri juga tidak tahu apa yang akan dibicarakan Papi. Sangat aneh," pungkas Bahagiana dengan sinis menatap Rika.
"Terlalu sok!" Balas Rika seraya bangkit dari tempat duduknya.
Sepeninggalan Rika. Wanita paruh baya bernama Maya itu menatap sinis kepada Bahagiana yang dengan santainya menghabiskan makanannya.
"Mami ingin mengumpat juga?" kalimat itu langsung dilontarkan Bahagiana sebelum Maya berucap.
"Dasar!" Dengan amarah Maya bangkit dan ikut meninggalkan Bahagiana seorang diri.
Setelah meletakan sendok di atas piring Bahagiana menghela nafas panjang.
"Papi ingin membicarakan apa ya?" gumamnya dengan pandangan di atas piring kosong.
Setelah meletakan piring kosongnya ke wastafel Bahagiana segera menemui orang tuanya.
"Duduk sayang," ucap Pak Bahtiar dengan lembut. Bahagiana segera duduk.
Pak Bahtiar terlebih dahulu menghela nafas. Walaupun berat rasanya mengatakan hal ini tetapi Samapi kapan ia menyembunyikannya.
"Sayang besok malam Papi kenalkan kamu dengan seorang pria yang Papi pilih sendiri."
"Maksud Papi apa?" seketika Bahagiana beranjak bangkit setelah mendengar perkataan itu.
"Sayang tenang dulu, Papi belum selesai bicara," ujar Pak Bahtiar.
Bukan hanya Bahagiana yang kaget tetapi Maya dan Rika juga kaget.
Bahagiana kembali duduk tetapi dengan perasaan campur aduk antara penasaran.
"Papi sudah menjodohkan kamu dengan pria pilihan Papi. Mau tidak mau kamu harus setuju," ungkap Pak Bahtiar dengan tatapan serius menatap Bahagiana.
Deg
Sekali lagi membuat Bahagiana serta Maya, Rika terbelalak kaget.
"Apa Pi? katakan sekali lagi? apa Gia salah mendengar?" lirih Bahagiana seraya membungkam mulutnya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Papinya.
"Kamu tidak salah mendengar sayang, begitulah kenyataannya. Besok malam kita bertemu dengan calon suamimu," sambungnya kembali seraya mengusap dada.
Bahagiana menggeleng dengan mata berkaca-kaca.
"Sampai kapan Papi lelah untuk memperkenalkan Gia dengan putra kolega Papi? sampai kapan Pi? sampai kapanpun Gia tak percaya dengan namanya cinta, kekasih ataupun suami!" Teriak Bahagiana histeris.
"Sungguh lancang kamu Gia!" Seru Maya dengan lantang karena mendapati sikap Bahagiana yang sudah kelewatan.
"Diam kamu, jangan ikut campur!" Balas Bahagiana membentak seraya menunjukan jari telunjuknya kepada Maya.
Pak Bahtiar hanya bisa memejamkan mata sejenak.
"Dia bukan dari kalangan atas. Dia pria biasa tetapi memiliki kesempurnaan yang tak diragukan lagi," ungkap Pak Bahtiar.
"Siapapun itu Gia tidak akan Sudi!" Setelah mengatakan itu Bahagiana segera berlalu menuju tangga.
"Gia.....Gia....." Teriak Maya agar Bahagiana mendengar penjelasan Papinya.
"Cukup Mi, biarkan dulu Gia menenangkan dirinya," ucap Pak Bahtiar dengan tatapan datar.
"Sebenarnya ada apa sih? Papi sudah tahu bukan jika si anak itu......"
"Papi tidak ingin membahas ini lagi. Nanti akan Papi jelaskan kepada Mami," potong Pak Bahtiar.
Bersambung....
🌹🌹🌹
Jangan lupa tinggalkan like vote favorit hadiah dan komennya agar author lebih semangat lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Xyna Rvca
semangat Thor hehhee
2023-05-16
0
Purwanti San
lanjut Thor
2023-01-14
0
Sri Sebayang
maminya ky mami tiri,hadehhhhh
2023-01-06
0