DILEMA

Oscar meninggalkan kantor Madame Brennen, saat langit sudah beranjak gelap. Pria itu belum memberikan jawaban sama sekali atas tawaran menggiurkan yang tadi dibahas oleh Madame Brennen. Oscar kini duduk di mobil, sembari memandangi cek yang tadi diberikan Madame Brennen sebagai tip. Angka yang tertulis di atas cek begitu fantastis hingga mungkin Oscar bisa membeli satu mobil mewah memakai cek ini.

Sepertinya kegilaan Madame Brennen pada Oscar memang tak diragukan lagi!

Mobil memasuki kawasan rumah sakit, sesuai titah Oscar yang ingin langsung bertemu dengan Naomi. Oscar akan menceritakan semua tentang yangvteejasi di kantor Madame Brennen hari ini, terutama mengenai kontrak eksklusif yang ditawarkan oleh Madame Brennen.

"Tuan Petrichor!" Sapa seorang perawat, saat Oscar baru keluar dari lift yang mengantarnya ke lantai tempat kamar perawatan Naomi berada.

"Iya, ada apa, Suster?" Jawab Oscar cepat.

"Dokter ingin bicara pada anda perihal Keadaan Nona Olsen," ujar perawat tadi.

Ya, semua dokter dan perawat memang tahunya Oscar adalah adik dari Naomi. Jadi apapun hal penting yang menyangkut perkembangan kondisi Naomi akan langsung disampaikan oleh dokter atau perawat pada Oscar.

"Baiklah!" Jawab Oscar yang tak jadi le kamar perawatan Naomi, dan ganti ke ruangan dokter bersama dengan perawat yang tadi menyapanya.

"Silahkan masuk, Tuan Petrichor!" Ucap perawat sambil membukakan pintu ruangan dokter.

"Terima kasih!" Ucap Oscar yang langsung masuk setelah mengucapkan salam. Dokter menyapa Oscar dengan ramah, sebelum kemudian dua pria tersebut terlibat dalam sebuah pembicara yang serius.

"Jadi bagaimana sebenarnya keadaan kakak saya, Dokter?" Tanya Oscar seraya menatap serius pada pria berkacamata di depannya.

"Tumor Nona Olsen sudah menyebar dan kondisinya juga tak terlalu baik."

"Dan Nona Olsen menolak untuk dioperasi lagi-'

"Apa jika Naomi setuju untuk dioperasi, ada kemungkinan dia akan sembuh?" Tanya Oscar memotong penjelasan Dokter.

"Resikonya lebih besar ketimbang Kemungkinan untuk ia sembuh. Kecuali memang ada keajaiban," jawab Dokter lirih.

Oscar seketika diam dan firasatnya mulai tak enak.

"Lalu apa yang bisa kami lakukan saat ini, Dok?" Tanya Oscar tanpa semangat.

"Buat Nona Olsen bahagia di sisa usianya. Karena membujuk Nona Olsen untuk terus melakukan pengobatan rasanya juga hanya akan sia-sia. Wanita itu begitu keras kepala," tutur Dokter lagi yang benar-benar membuat Oscar kehilangan kata-kata.

Membuat Naomi bahagia di sisa usianya!

Di sisa usianya yang mungkin hanya tinggal beberapa tahun lagi.

Atau beberapa bulan lagi.

Atau mungkin hanya beberapa pekan lagi.

"Kami tidak akan men-vonis sisa usia Nona Olsen karena itu bukanlah wewenang kami!"

"Nona Olsen mungkin masih bisa hidup dan bertahan hingga beberapa tahun ke depan jika hidupnya dilingkupi kebahagiaan bersama orang-orang yang ia cintai." Tutur Dokter lagi menjelaskan pada Oscar yang langsung terlihat khawatir.

"Terima kasih untuk semua penjelasannya, Dokter! Kami akan melakukan semua hal yang terbaik untuk Naomi," pungkas Oscar akhir seraya bangkit berdiri.

Setelah berpamitan dan keluar dari ruangan dokter, Oscar melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya perawatan Naomi. Pria itu benar-benar dilema sekarang antara menyetujui kontrak Madame Brennen, atau tetap bersama Naomi dan menemani saat terakhir wanita itu yang mungkin hanya tinggal hitungan bulan atau hari atau jam.

Oscar menghela nafas panjang, lalu membuka pelan pintu kamar perawatan Naomi. Namun kemudian pria itu tak melanjutkan langkahnya, karena melihat Mitch yang sudah berada di dalam kamat perawatan Naomi dan sedang menyuapi wanita yang selalu Oscar anggap sebagai kakaknya tersebut.

"Tadi Oscar sudah pergi ke kantor Madame Brennen, kan?" Oscar mendengar samar-samar suara Naomi yang sedang bertanya pada Mitch.

"Ya! Aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan," jawab Mitch seraya merapikan rambut Naomi, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Pria itu kemudian lanjut menyuapi Naomi lagi.

"Terima jasih atas waktu dan semua yang sudah kau lakukan untukku, Mitch!", Ucap Naomi tulus yang tentu saja tak luput dari pendengaran Oscar.

"Sudah menjadi kewajibanku untuk melakukan semuanya, Nao!" Tutur Mitch yang langsung membuat Oscar berdecih dalam hati.

Sudah semesra dan sedekat itu, tapi Mitch masih saja menyangkal pernyataan Oscar yang mengatakan kalau Jesslyn mungkin adalah anak kandung Mitch.

"Sebaiknya kau tak perlu buang-buang tenaga untuk membujuk atau berusaha berbicara pada Jess! Dia itu gadis pemarah dan keras kepala!"

"Kecuali Jess adalah putrimu, mungkin akan lain cerita, hah?"

"Jess bukan putri kandungku!" Sangkal Mitch dengan suara yang tercekat di tenggorokan, seolah Mitch sedang menahan untuk tak mengatakan sesuatu mengenai ayah kandung Jesslyn.

"Ada sebuah tes bernama tes DNA, Mitch! Kau yakin tak mau melakukannya, mengingat hubunganmu yang begitu intum bersama Naomi," Oscar sedikit menyindir Mitch yang kini terlihat menggeram dan mengepalkan kedua tangannya.

"Baiklah, sebaiknya aku tak membuang waktuku lagi! Ada urusan lebih penting yang harus segera aku lakukan," pungkas Oscar yang akhirnya benar-benar keluar dari rumah dan meninggalkan Mitch dengan langkah pongahnya.

"Oscar! Kau sudah pulang?" Sapaan Naomi langsung membuyarkan lamunan Oscar perihal kejadian siang tadi di rumah.

"Maaf jika aku mengganggu kemesraan kalian berdua!" Oscar sedikit berbasa-basi pada Naomi dan Mitch.

"Tidak! Kau sama sekali tak mengganggu! Jawab Naomi santai.

"Kemarilah! Aku ingin bicara hal penting kepadamu," titah Naomi lagi bersamaan dengan Mitch yang langsung berpamitan pada Naomi.

"Terima kasih untuk semuanya, Mitch!" Ucap Naomi sekali lagi seraya mengusap lengan Mitch.

"Mau membacakan dongeng pengantar tidur untuk putri kesayanganmu?" Desis Oscar saat ia berpapasan dengan Mitch yang hendak menurut ke pintu kamar perawatan. Tak ada tanggapan dari Mitch dan tentu saja hal itu langsung membuat Oscar menggerutu sebal.

"Dasar pria sombong! Sebelas dua belas dengan putri yang tak diakuinya itu!"

Oscar segera menarik kursi, lalu duduk di samping bed perawatan Naomi.

"Kau menikmati pertemuanmu dengan Madame Brennen hari ini?" Tanya Naomi to the point dengan raut wajah yang sedikit aneh.

Entahlah!

Oscar juga tak paham artinya.

"Ya! Tentu saja!" Jawab Oscar penuh semangat.

"Madame Brennen juga memberikan aku tip!" Sambung Oscar lagi seraya mengangsurkan cek pada Naomi.

Naomi menerima cek tersebut lalu membaca angka yang tertera di atasnya sembari menipiskan bibir. Wanita itu kemudian memberikan kembali cek itu pada Oscar.

"Itu milikmu, jadi kau simpan saja!" Tukas Naomi lirih. Wanita itu kemudian menghela nafas, dan meraih tasnya di atas nakas, lalu mengeluarkan sebuah buku tabungan.

"Ini adalah semua gaji serta tipmu selama bekerja di agensi. Kau busa menikmatinya mulai sekarang, Oscar!" Ujar Naomi lagi seraya menyodorkan buku tabungan tadi pada Oscar.

"Apa maksudnya ini semua, Nao?" Tanya Oscar tak mengerti.

"Kau pernah mengatakan kalau kau ingin bebas dan keluar dari agensi, kan?"

"Jadi aku akan melepaskanmu mulai sekarang."

"Silahkan kau lakukan apa saja yang kau inginkan dan kau tak perlu lagi khawatir tentang peraturan agensi yang selama ini mengekangmu, Oscar!" Tutur Naomi panjang lebar yang tentu saja langsung membuat Oscar terkejut.

"Kau bebas sekarang!" Pungkas Naomi yang seharusnya langsung membuat Oscar bersorak senang sekarang. Tapi ternyata tidak.

Oscar hanya diam dan hatinya merasa ada yang salah dengan semua keputusan Naomi ini.

Kenapa tiba-tiba Naomi melepaskan Oscar?

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***