Malam merangkak naik. Naomi yang baru saja bertemu dengan seorang klien, berjalan santai di dalam pusat perbelanjaan. Sesekali tatapan wanita dua puluh lima tahun tersebut akan mengedar ke sekeliling tempat ia berjalan untuk memperhatikan deretan toko yang ia lewat.
Naomi membenarkan letak tas yang tersampir di pundaknya, lalu wanita itu masuk ke dalam departemen store yang malam ini dipadati oleh pengunjung. Wanita itu menghebtikan langkahnya sejenak, saat ia merasa dibuntuti oleh orang asing sedari tadi. Naomi menoleh ke belakang untuk mencari tahu, namun tak ada siapapun di belakangnya.
Naomi melanjutkan langkahnya damln masuk ke dalam departemen store, saat kemudian ekor mata Naomi menangkap bayangan seorang pemuda yang berjalan mencurigakan tepat di belakangnya.
Naomi sedikit melambatkan langkahnya, lalu melonggarkan tas yang berada di bahunya. Dan benar saja, hanya dalam hitungan detik, tangan pemuda yang yadi berjalan mengikuti Naomi sudah menyusup ke dalam tas Naomi.
Naomi membuat gerakan refleks, dan hanya dalam waktu sekejap, tangan pemuda itu sudah berhasil Naomi cekal. Teeang saja, hal itu membuat pemuda yang Naomi taksir berusia lebih muda darinya tersebut gelagapan.
"Mau mencuri?" Tanya Naomi seraya menyingkirkan topi yang menutupi wajah pemuda yang bisa dibilang masih cukup muda tersebut.
"Tidak!" Elaknya cepat.
"Tas anda terbuka dan saya hanya hebdak membenarkannya," ujaf pemuda itu lagi beralasan.
"Kau pikir bisa menipu seorang mantan penguntit?" Sinis Naomi sedikit memelintir tangan pemuda itu.
"Auuuw! Baiklah aku minta maaf!"
"Aku belum jadi mengambil dompetmu dan aku akan pergi. Jangan panggil security," mohon pemuda itu memelas.
"Siapa namamu?" Tanya Naomi tiba seraya menarik pemuda itu mendekat ke arahnya.
"Apa?"
"Siapa namamu? Apa kau tuli?"
"Oscar!" Jawab pemuda itu setelah Naomi mengeratkan cekalannya. Barbar sekali wanita yang menjadi target Oscar tersebut. Atau Oscar saja yang sedang sial?
"Oscar siapa?" Tanya Naomi lagi.
"Oscar Petrichor!"
"Kau mau melaporkan aku ke polisi?" Sergah Oscar emosi.
"Berapa umurmu? Sepertinya kau anak kuliahan," tebak Naomi lagi yang sudah sedikit mengundurkan cekalannya pada Oscar. Meskipun Oscar tahu, kalau Naomi masih dalam mode awas dan bisa sewaktu-waktu memelintir tangan Oscar lagi.
"Bukan lagi sepertinya. Aku tak bisa lanjut kuliah karena tak punya biaya," jawab Oscar jujur.
"Jadi karena itu kau mencuri?" Tebak Naomi cepat.
"Kakakku sedang sekarat!" Sergah Oscar berkata jujur.
"Aku butuh uang untuk operasi kakakku yang tempo hari mengalami kecelakaan," lanjut Oscar lagi.
"Kakakmu perempuan?" Tanya Naomi menyelidik.
"Ya! Dan dia seusia denganmu!" Jawab Oscar lagi.
"Memangnya kau tahu berapa usiaku?" Naomi berujar dengan sinis.
"Dua puluh lima tahun!" Jawab Oscar cepat. Naomi diam dan tak menyangka jika pemuda di depannya ini bisa mrbebak dengan begitu tepat.
"Dia satu-satunya keluarga yang aku miliki saat ini. Dan aku tidak mau kehilangan dia," lanjut Oscar lagi yang nada bicaranya sudah berubah sedih.
Naomi diam sebentar, lalu melepaskan cekalannya pada tangan Oscar.
"Pergilah!" Usir Naomi akhirnya seraya berbalik dan hendak meninggalkan Oscar. Namun kemudian Oscar mencekal tangan Naomi dan mencegahnya pergi.
"Nona!"
Naomi terpaksa menghentikan langkahnya dan menyentak cekalan tangan Oscar.
"Nona, bisakah kau meminjamkan aku uang untuk biaya operasi kakakku?" Pinta Oscar pada Naomi.
"Memangnya kau siapa? Aku bahkan tak mengenalmu dan kau mudah saja meminjam uang kepadaku!" Sinis Naomi malas.
"Kau orang baik!" Jawab Oscar cepat yang langsung membuat Naomi memalingkan wajahnya.
"Aku akan bekerja kepadamu seumur hidupku kalau perlu untuk melunasi hutangku nantinya. Tolong pinjamkan aku uang!" Pinta Oscar lagi memohon pada Naomi.
"Aku tidak punya uang!" Sergah Naomi yang kekeh menolak.
"Kau tadi baru saja bertemu seorang pria kaya yang memberikan se-amplop uang!" Sergah Oscar yang rupanya memata-matai Naomi sejak tadi.
Dasar pemuda sialan!
"Aku mohon, Nona!" Oscar terus memaksa.
"Ck!" Naomi akhirnya tak tahan lagi.
"Baiklah! Ayo ke rumah sakit dan membayar biaya pengobatan kakakmu!" Jawab Naomi akhirnya merasa iba pada wajah melas Oscar. Sudah tubuhnya kurus kering, wajahnya kucel dan memelas juga, jangan sampai pria ini bunuh diri jika Naomi tak menolongnya.
"Terima kasih banyak, Nona! Mulai sekarang aku akan bekerja apa saja untukmu!" Ucap Oscar bersungguh-sungguh.
"Naomi! Namaku Naomi dan panggil saja Naomi mulai sekarang!" Pungkas Naomi sebelum ia dan Oscar keluar dari pusat perbelanjaan dan lanjut menuju ke rumah sakit tempat kakak Oscar di rawat.
"Hasil scan sudah keluar?" Ucapan dari dokter yang masuk ke kamar perawatan Naomi, langsung membuyarkan lamunan Oscar tentang pertemuan pertamanya dengan wanita yang sudah ia anggap sebagai kakak tersebut.
Sepuluh tahun yang lalu, Naomi uyang sudah memabntu Oscar melunasi biaya rumah sakit kakaknya, meskipun pada akhirnya kakak kandung Oscar tak bisa bertahan dan meninggal dua minggu pasca operasi. Namun Oscar terlanjur berjanji pada Naomi untuk melunasi hutanganya dengan bekerja pada Naomi. Hal itu jugalah yang akhirnya menjadi awal dari Oscar mengenal dunia Escortman yang dirintis oleh Naomi.
Dan Naomi juga yang akhirnya mendorong Oscar agar mau melanjutkan kuliahnya di sela-sela dirinya menjadi pemuas para wanita kaya yang dikenalkan oleh Naomi. Wanita itu selalu mendorong Oscar agar kelak mencari pekerjaan lain yang lebih layak dengan gelarnya sarjananya. Namun rupanya, Oscar sudah terlalu nyaman bekerja sebagai escortman, dan hingga kini pria itu tetap tidak mau berhenti untuk terus melakoni pekerjaan yang menjijikkan tersebut.
Ini adalah keputusan Oscar. Jadi sudah seharusnya Oscar patuh pada semua peraturan yang ditetapkan oleh Naomi.
"Tumornya sudah menyebar." Ujar dokter lagi yang terdengar seperti sambaran petir nagi Oscar.
"Tumor?"
"Tumor apa maksud dokter?" Sergah Oscar merasa tak terima dengan diagnosis dokter pada Naomi.
"Nona Olsen menderita tumor otak setahun belakangan, Tuan Petrichor! Apa dia belum cerita?" Tanya dokter menatap serius pada Oscar yang langsung beringsut mundur.
Naomi?
Tumor otak?
Bagaimana bisa?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Fitri Anwar ALfhyank
wah jd bgitu... klw Oscar SDH knl Naomi 10 thunan brrti Oscar tw donk waktu Naomi hamil jesylin Krn usia jesylin kan Bru 9 thun
2022-08-29
0
Diana Susanti
astaghfirullah 😩😩😩
2022-07-05
0
💝GULOJOWO💝
astaghfirullah 🤦🤦
2022-07-04
0