# Penguntit

Dikediaman Bahtiar,pagi ini mereka sama-sama sarapan pagi sambil berbincang-bicang hal kecil .

" Kala, jadi kapan kamu mulai masuk di BAHTIAR Group? " tanya Opa Bahtiar.

" Seminggu lagi Opa, Kala nggak mau begitu saja masuk dalam BAHTIAR Group.Kala mau liburan dulu sebelum sibuk dengan banyaknya dokumen yang ada di BAHTIAR Group." jawab Kala sambil memasukkan roti bakar ke dalam mulutnya.

Mendengar penuturan sang putra sontak membuat Farhan saling pandang dengan sang istri.

" Memangnya nggak cukup buat kamu beberapa tahun ini bersenang-senang di Madrid Kal.?" pertanyaan yang muncul dari seorang Bahtiar pada sang cucu

" Jangan kamu pikir kita nggak tahu apa yang kamu lakukan di sana." ucap nya lagi.

" Kala, kamu sudah dewasa.. pasti kamu sudah tahu akan semua resiko yang kamu dapatkan atas semua tindakanmu." ucap Oma Tika memandang sang cucu.

" Kakek mau kamu segera menikah." ucapan Opa Bahtiar tentu membuat Kala dan yang lain terkejut.

" Opa Ingin kamu menikah, dan mengenalkan calon istri kamu pada kami, Opa kasih kamu waktu 5 hari." ucap Opa Bahtiar tanpa harus menunggu jawaban dari sang cucu dia beranjak dari duduknya dan melenggang pergi menuju ruang kerjanya.

" Hahhh... apa ini, jadi.. Opa nyuruh aku pulang cuma ingin. aku menikah, jangankn menikah Kala belum punya calon istri yang baik dan bisa kalian terima." ucap Kala saat sang Opa tak ada lagi di ruang makan..

"Sebenarnya, Opa ingin melihatmu menikah.. trus jika kamu tidak ada calon, Opa akan menjodohkan kamu dengan seseorang yang menurutnya baik buat kamu Kal." ungkap Oma Tika

" Hufttt... calon istri pun harus kalian yang carikan untuk ku, emang nya begitu menyedihkannya aku sampai sekarang belum bisa menemukan wanita yang berhasil membuat aku mantap menikah, sampai kalian repot-repot nyariin jodoh buat aku, apa anggota keluarga BAHTIAR sudah nggak punya kerjaan penting sampai harus ikut campur urusan pribadiku. Menyebalkan..!! "

Kala sangat kesal dengan kelakuan keluarganya, sampe segitunya mereka untuk mengatur hidupnya.

Kala masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa baju dan memasukkannya pada tas ransel dan setelah selesai, dia turun ke bawah. Melihat seluruh keluarga nya sedang berkumpul di ruang tengah, menyesal dia kembali.. dia meruntuki kebodohnnya menuruti kemauan sang kakek supaya kembali Ke Indonesia.

" Kamu mau kemana Kal? " tanya Tante Lidya melihat sang keponakan membawa tas rangsel di punggung nya.

" Liburan,setidaknya aku haris menjernihkan otak aku tan, malas juga banyak drama disini." ucap Kala dengan sinis melihat sang Opa

Tanpa menunggu jawaban dari keluarganya, Kala melangkah keluar rumah dan memanggil Ujang sopir Sita

" Mang Ujang, nganggur kan? anter saya kebandara, sekarang..!! " ucap Kala dengan wajah yang terlihat kesal

" Ba_baik tuan muda, ayo..!!" Jawab Ujang. walaupun sebenarnya dia bingung dengan sikap Kala., yang biasanya dia akan membawa mobilnya sendiri walau dia harus kebandara, karena biasanya dia akan membawa mobilnya dan mobilnya akan di ambil oleh orang kepercayaan keluarga Bahtiar.

Dibali, Senja dan Sita sedang menikmati hari bebas mereka.

Senja yang awalnya sedih, kini bertekad menata hati. Dia sadar, jika Ali bukan lah jodohnya.Apalagi ada anak dalam kandungan Viana yang lebih memerlukan nya dari pada Senja.

" Sen,kamu udah nggak sedih lagi? " tanya Sita saat mereka duduk di pinggir pantai.

" Siapa bilang, nggak mungkin juga aku lupain semua begitu saja Ta, aku sama Kak Ali pun sudah lama bersama, banyak kenangan indah dan juga rencana kita yang sudah aku dan kak Ali rencanakan. Dari kapan kita menikah, setelah menikah kita sudah berencana untuk menjadi orang yang mandiri, rumah pun sudah kak Ali sediakan, walaupun bukan rumah mewah, tapi.. cukup buat aku bahagia.Sampai aku sama kak Ali merencanakan untuk mendapatkan momongan dengan cepat.Kami nggak mau menunda soal momongan, trus aku juga sudah menentukan sekolah,dimana anak kita sekolah nanti.Allah memang memberikan kak Ali seorang buah hati, tapi.. bukan dari ku, dari rahim seorang Viana, yang aku yakin, dia wanita baik." Ungkap Senja memandang lurus pantai yang akan menyambut Senja hari ini.

" Aku nggak nyangka kalian sudah merencanakan hal sejauh itu, emang sih.. aku tahu kamu dan Ali selama hampir empat tahun sama-sama, LDR pula. Walaupun akhirnya kamu dibuat kecewa olehnya." ucap Sita.

" Sudahlah, aku nggak mau merasa paling sedih. Aku juga akan berusaha untuk menjalani hidup ku saat ini dengan lebih baik.Sudah,kita balik ke Villa." ucap Senja melangkah berjalan menusuri pantai.

Kedua gadis itu berjalan dengan santai menuju Villa Bahtiar.

Dari kejauhan terlihat seseorang memandang keduanya dengan senyum tipis, setelah sekian tahun tak pernah melihat wajah perempuan yang selalu membuatnya selalu ingin membuat perempuan itu marah padanya, karena kemarahan perempuan itu membuat dia bahagia, apalagi dia tak pernah takut untuk melawan nya.

" Kamu nggak pernah berubah, cantik.. walaupun selalu galak, tetep aja itu yang bikin aku suka, kamu kelihatan gemesin.. " gumam pria yang terlihat bahagia melihat sosok gadis yang selalu mengusik hidupnya.

.

.

.

Sita dan Senja kini sepakat untuk makan malam di luar di sekitaran pantai kuta mereka duduk. di sebuah restaurant pinggir pantai, menikmati malam yang kian larut. Namun, memang tak ada kata sepi disana.

" Kamu pesen apa Ta? "tanya Senja saat melihat buku menu yang ada di tangannya.

" Aku mau Ayam betutu sama sate belit minumnya Fresh Orange." jawab Sita

" Mbak... " panggil Senja pada seorang pelayan.

" Bisa dibantu kak? " tanya Sang Pelayan.

" Saya pesan, Ayam betutu satu, sate lilit satu porsi, nasi goreng seafood satu, kelapa mudannya satu." ucap Senja.

" Ada lagi kak, ditunggu sebentar kak.. pesanan akan kami antar,terima kasih." ucap sang pelayan

" Iya mba, terima kasih kembali." ucap Senja.

" Sen, dua hari lagi kita harus balim Jakarta." ucap Sita dengan masih fokus menatap layar ponselnya.

Di sudut bagian lain, terlihat empat pria yang terlihat salih canda. Saat ini mereka akan. masuk ke restaurant yang sama dengan Sita dan Senja.

" Tunggu, itu bukanyan ayang Sita ,Kal?"tanya Rayyan memastikan

" Iya Sita sama Senja." jawab Kala santai.

" Jangan bilang, lo ngajak kita buat kesini, lo lagi buntutin mereka.Ehh..bukannya Senja baru nikah, kok dia sama Sita disini? " ucap Marvin

" Gw nggak tahu, kalian masuk dulu. Gw ketoilet sebentar." ucap Kala yang langsung melangkah menuju toilet.

Sementara ketiga sahabatnya masuk dalan restaurant dan mendekati dua gadis yang nampak sedang becanda.

" Pucuk di Cinta ulam pun tiba, akhirnya kita ketemu lagi ayang Sita.. " ucap Rayyan dengan senyum manisnya pada dua gadis yang menatapnya tak percaya.

" Hahhh... demi apa, kalian disini. Kalian udah balik dari pelarian kalian? " ucap Sita melihat tiga sahabat sepupunya itu.

" Bukan pelarian, kita sudah menjalankan amanat kenegaraan Bahtiar Holding" jawab Atharva.

" Boleh kan kita gabung,pasti nggak keberatan kan Sen? " tanya Marvin menatap Senja

" Alahh... lo kak, basa basi banget.. biasanya langsung duduk." ucap Sita.

" Yahh.. kan cuma tanya, kali aja Senja nggak nyaman adanya kita." ucap Marvin.

" Nggak papa kok, silahkan duduk kak." jawab Senja.

" Mereka ada disini, apa dia juga ada disini? "batin Senja.

" Kalian bertiga disini, jangan bilang kalau personil kalian kurang satu, atau emang kaluan sengaja nguntit kita,hayoo..ngaku kalian?!! " ucap Sita menatap tajam pada ketiga sahabat sepupunya.

" Wangi ini.. "gumam Senja

Semilir angin laut membawa wangi yang Familiar di indra penciuman Senja.

" Boleh gabung..?!! " tanya seseorang yang sudah berdiri di samping Senja.

Sita yang melihat wujud yang ada di depannya, hanya bisa tepaku dan melirik sang sahabat, yang terlihat menunduk .

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***