WB&CEO Bab 15 - Tidak Bisa Acuh

"Al," panggil Dinda lirih, sesaat dia bingung harus bagaimana. Karena pertemuannya dengan Alden kali ini sungguh tidak pernah ada dalam rencananya.

Tiba-tiba saja Alden datang dan berdiri tepat di hadapan.

"Apa yang terjadi? ku lihat keadaan mu tidak baik-baik saja?" tanya Alden pula, dia merasa Dinda selalu terlibat masalah dan membuatnya tak tenang andai tidak menolong. Alden ingin acuh, namun tak bisa karena merasa mereka sudah saling mengenal.

Meski pertemuan itu awalnya tidak baik, namun kini Alden tahu bahwa Dinda hanyalah wanita bayaran Gaida. Bahkan Alden tahu pula, uang itu Dinda gunakan untuk perawatan sang ibu di rumah sakit.

"Kenapa malam-malam begini kamu masih berkeliaran diluar?" tanya Alden lagi, dia terus bertanya tentang hal lain, padahal kedua matanya masih fokus pada warna merah di pipi kiri Dinda, bekas tamparan yang begitu jelas.

Dan Dinda tidak langsung menjawab, dia nampak gelagapan dengan bertanyaan bertubi yang Alden berikan,. bahkan mulai takut jika Alden melihat dia keluar dari restoran yang sama dengan Gaida.

Takut kemarahan wanita tua itu semakin menjadi-jadi kepadanya.

"A-aku ada urusan disekitar sini, kamu sendiri? kenapa bisa ada disini?" jawab Dinda pula, dengan banyak tanya. Bicara dengan suaranya yang putus-putus, membuat Alden semakin menatapnya lekat.

"Apa kamu melihat ku keluar dari restoran di ujung sana?" tanya Dinda lagi, ingin memastikan apa yang membuatnya cemas.

Untuk menjawab pertanyaan itu, Alden menggelengkan kepalanya pelan. Namun seperti itu saja sudah membuat Dinda merasa lega.

"Bagaimana kamu tau aku ada disini?"

"Aku lewat dan tidak sengaja melihat kamu, tidak jauh dari Halte ini."

Mendengar itu Dinda kembali membuang nafasnya lega, jika seperti ini Alden tidak mungkin melihat Gaida.

"Kenapa gugup? apa kamu jadi wanita bayaran lagi di restoran? menghancurkan hubungan orang lain lagi? jadi kamu mendapatkan tamparan itu?" tanya Alden pula, kini giliran dia yang banyak tanya, ingin tahu agar dia bisa segera acuh. Jika masih banyak pertanyaan di dalam kepalanya, dia yakin akan terus memikirkan nasib Dinda.

Namun Alden tak sadar, jika pertanyaannya itu membuat Dinda merasa sedih dan marah sekaligus. Karena dari pertanyaan itu seolah menunjukkan bahwa dia memang manusia yang tak ada harga dirinya, selaku menjual diri untuk menghancurkan hidup orang lain.

Dinda tersenyum kecil, daripada menjelaskan semuanya, dia lebih pilih untuk mengiyakan semua tuduhan yang salah itu.

"Anggap saja begitu," ucap Dinda, kemudian bangkit dari duduknya.

Saat itu pula mobil bus datang dan berhenti tepat di hadapan Dinda. Tanpa banyak kata lagi dia langsung meninggalkan Alden begitu saja dan masuk ke dalam bus.

Duduk di pinggir jendela, meski dari sana dia masih mampu melihat Alden, namun sedikitpun dia tidak menoleh pada pria itu.

Pria yang kini sedang menatapnya dengan tatapan entah. Jawaban Dinda yang mengiyakan pertanyaannya malah membuatnya tidak senang.

Malah membuatnya merasa bersalah dengan pertanyaan itu.

Bus pun mulai melaju, meninggalkan Alden yang sesaat tergugu.

Sementara Dinda di dalam mobil bus sana terus menatap kosong, merasa hidupnya di kota ini sudah hancur. Tidak ada sedikitpun kenangan yang baik.

Beberapa menit kemudian Dinda sampai di rumah sakit Royal Dude.

Bekas tamparan itu sudah mulai pudar, namun masih menyulisahkan sedikit bekas merah

Saat masuk ke dalam kamar sang ibu, tatapan Dinda langsung beradu dengan kedua mata milik Julia. Saat itu Julia masih duduk di atas ranjang sambil bersandar.

Julia sengaja belum tidur untuk menunggu anaknya pulang.

"Mama belum tidur?" tanya Dinda seraya berjalan mendekat, lalu duduk di tepi ranjang.

"Mama menunggu mu sayang," jawab Julia jujur.

"Kamu sudah makan belum? ini kenapa pipinya merah? digigit nyamuk?" tanya Julia lagi, lebih banyak.

Dinda pun tersenyum kecil, lalu menjawab benar jika ini adalah gigitan nyamuk, lalu menjawab juga jika dia sudah makan, meski sebenarnya belum.

"Ma," panggil Dinda, tatapannya mengisyaratkan jika dia ingin bicara serius.

"Apa sayang?" Julia pun menyentuh tangan kedua anaknya dan di genggamnya erat. Tangan Dinda yang sudah banyak bekerja keras untuk menyambung hidup mereka.

"Besok kan Mama sudah boleh pulang, bagaimana jika mama pulang ke kota S, tinggal bersama Tante Jasmin," terang Dinda dengan suaranya yang lirih. Terpaksa bicara seperti ini demi sang ibu sendiri. Dinda takut jika disini akan terjadi sesuatu pada sang ibu,tentang Gaida, tentang Liora, bahkan tentang Alden benar-benar membuatnya merasa takut.

Kini Dinda mulai merasa hidupnya tidak tenang. Jasmin adalah kakaknya Julia, disana dia yakin Tante akan menjaga ibunya dengan baik.

Dinda hanya harus mengirimkan uang lebih banyak untuk ibunya nanti. Yang penting sekarang, ibunya pergi jauh dulu agar aman.

Ah tidak, bukan hanya agar Julia aman. Namun Agar Dinda pun bisa menyembunyikan rapat-rapat tentang rahasianya dari sang ibu.

"Mau ya Ma? nanti aku sering bekerja, aku tidak tega membayangkan Mama sendirian di rumah, jadi lebih baik tinggal bersama dengan Tante Jasmin," ucap Dinda lagi, ingin membuat ibunya mengerti tentang kecemasan yang dia rasa.

"Baiklah sayang, Mama akan ikuti kemauan kamu," jawab Julia akhirnya.

Sebuah jawaban yang membuat Dinda akhirnya tersenyum juga.

Malam itu Dinda langsung menghubungi sang Tante dan Jasmin langsung menyambutnya dengan tangan terbuka. Dia setuju dengan ide Dinda, selama Dinda bekerja biarlah Julia tinggal bersamanya.

Senyum Dinda semakin mekar dibuatnya. Malam itu Dinda pun langsung pulang ke rumah dan mengemas semua barang milik sang ibu. Besok pagi setelah melakukan pemeriksan terakhir, dia akan langsung mengantar sang ibu ke kota S.

Untunglah kerjanya tepat di hari libur, jadi Dinda bisa mengantar Julia lalu kembali lagi ke kota A. Tidak apa dia tinggal sendirian disini. Dinda merasa dia sudah cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri.

Jam 11 malam Dinda masih berada di jalanan, sampai rumah sakit dia pun menyeret koper milik sang ibu.

Tubunya lelah sekali, tapi seolah dia tidak boleh berhenti.

Dinda tidak sadar jika sedari tadi Alden terus mengikutinya kemanapun dia pergi.

Kenapa aku harus mengikuti dia? Batin Alden, masih duduk di atas motornya dan menepi di pinggir jalan. Dia melihat Dinda yang berjalan pelan masuk ke rumah sakit sambil membawa koper berukuran cukup besar itu.

Semakin melihat Dinda, semakin membuatnya merasa bersalah dan iba sekaligus, Alden benar-benar tak bisa acuh. Apalagi Dinda sedari tadi mengitari malam hanya dengan baju tipis itu.

Alden lantas dengan segera melajukan motornya untuk mendekati Dinda, lalu berhenti tepat di depan wanita ini.

Mereka sama-sama berhenti persis di depan pintu lobby rumah sakit.

"Bukankah aku memberi mu jaket kemarin? kemana jaket itu sekarang?" tanya Alden, jarak mereka tidak juah, jadi Alden bisa langsung bertanya.

Sementara Adinda Tidak langsung menjawab, dia lagi-lagi terkejut melihat Alden ada di hadapan.

Kenapa pria ini selalu ada dimana-mana? pikirnya.

"Jaket itu sudah ku buang," jawab Dinda dengan ketus. Terus dinilai sebagai wanita bayaran oleh Alden membuatnya kesal.

Sesaat mereka saling tatap, Dinda yang menatap penuh dengan kebencian dan Alden yang menatap dengan tatapan entah.

Namun tatapan keduanya putus ketika mendengar suara seorang pria bicara tegas ...

"Maaf Tuan, anda dilarang parkir motor disini," ucap penjaga keamanan rumah sakit.

Larangan yang sontak saja membuat Dinda tersenyum dan pergi meninggalkan Alden.

"Din, tunggu!" pekik Alden.

"Tidak mau!" pekik Dinda pula, lalu melengos pergi.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

apkh Alden sudah mulai berpaling

2024-04-17

0

Theresia Herlina

Theresia Herlina

jangan jangan jodoh nih

2024-04-07

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

entahlah

2024-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 WB&CEO BAB 1 - Pertama Kali Memohon
2 WB&CEO Bab 2 - Valerie
3 WB&CEO Bab 3 - Ancaman Alden
4 WB&CEO Bab 4 - Janji Kelingking
5 WB&CEO Bab 5 - Permintaan Liora
6 WB&CE0 Bab 6 - Alden Carter dan Adinda Holscher
7 WB&CEO Bab 7 - Tertawa Sampai Puas
8 WB&CEO Bab 8 - Menemukan Sebuah Ketulusan
9 WB&CEO Bab 9 - Senyum Licik Dinda
10 WB&CEO BAB 10 - Merasa Dipermainkan
11 WB&CEO Bab 11 - Kemarahan Liora
12 WB&CEO Bab 12 - Memilih Diam
13 WB&CEO BAB 13 - Terlalu Berkelas
14 WB&CEO Bab 14 - Hanya Saling Tatap
15 WB&CEO Bab 15 - Tidak Bisa Acuh
16 WB&CEO BAB 16 - Sandiwara Atau Bukan?
17 WB&CEO BAB 17 - Mulai Ragu
18 WB&CEO Bab 18 - Mungkin Bisa Menjadi Teman
19 WB&CEO BAB 19 - Seperti Mayat Hidup
20 WB&CEO BAB 20 - Bunuh Saja Aku
21 WB&CEO Bab 21 - Dimana Dinda?
22 WB&CEO Bab 22 - Semuanya Telah Selesai
23 WB&CEO Bab 23 - Aku Mohon
24 WB&CEO Bab 24 - Pengamatan Derick
25 WB&CEO Bab 25 - Berharap Sekali Saja Ada keajaiban
26 Istri Kontrak Pelampiasan Hasrat by Itta Haruka07
27 WB&CEO Bab 26 - Lari dan Bersembunyilah
28 WB&CEO BAB 27 - Mencari Perlindungan
29 WB&CEO Bab 28 - Restu Gaida
30 WB&CEO Bab 29 - Semudah Membalikkan Telapak Tangan
31 WB&CEO Bab 30 - Seperti Anak Kembar
32 WB&CEO Bab 31 - Maafkan Aku
33 WB&CEO Bab 32 - Pakai Uangmu Saja
34 WB&CEO Bab 33 - Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan
35 WB&CEO Bab 34 - Jangan Berhenti
36 WB&CEO Bab 35 - Terlalu Baik
37 WB&CEO Bab 37 - Jangan Pada Kami
38 WB&CEO Bab 38 - Rasa Bersalah
39 WB&CEO Bab 39 - Kamu Pikir Aku Apa?
40 WB&CEO Bab 40 - Mata Coklat
41 WB&CEO BAB 41 - Leia
42 WB&CEO Bab 41 - Selamat Malam Leia
43 WB&CEO Bab 42 - Sebuah Permohonan
44 WB&CEO Bab 43 - Bersimpuh
45 WB&CEO Bab 44 - Berpikir Lain
46 WB&CEO Bab 45 - Terbuang
47 WB&CEO Bab 46 - Seperti Orang Gila
48 WB&CEO Bab 47 - Mengakui Semua Kesalahan
49 WB&CEO Bab 48 - Keputusan Alex
50 WB&CEO Bab 49 - Mulai Bisa Tertawa
51 WB&CEO Bab 50 - Pria Yang Paling Dia Benci
52 WB&CEO Bab 51 - Dimana Wanita Itu Sekarang?
53 WB&CEO Bab 52 - Terdengar Seperti Solusi
54 WB&CEO Bab 53 - Aku Ingin Kita Menikah
55 WB&CEO Bab 54 - Bersama Lagi
56 WB&CEO Bab 55 - Tawaran Menggiurkan
57 WB&CEO Bab 56 - Keinginan Anak Kita
58 WB&CEO Bab 57 - Terima Kasih
59 WB&CEO Bab 58 - Pertanyaan Julia
60 WB&CEO Bab 59 - Isyarat Batin
61 WB&CEO Bab 60 - Bagaimana Caranya?
62 WB&CEO Bab 61 - Senyum Smirk
63 WB&CEO Bab 62 - Jadi Kenangan Yang Sangat Manis
64 Hasrat Penggoda karya Ntaamelia
65 WB&CEO Bab 63 - Ambisi
66 WB&CEO Bab 64 - Wedding Day
67 My Geeky Doctor karya baru Lunoxs
68 WB&CEO Bab 65 - Selamatkan Hidupku
69 WB&CEO Bab 66 - Lampu Sudah Berubah Jadi Hijau
70 WB&CEO Bab 67 - Tidak Ingin Menunda
71 WB&CEO Bab 68 - Benar-benar Malu
72 WB&CEO Bab 69 - Wanita Terbaik
73 WB&CEO Bab 70 - Wanita Bayaran dan CEO
74 Penggoda King Mafia by Dhevis Juwita
75 Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
76 Crazy Love karya baru Lunoxs
77 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
78 My Magical My Wife
Episodes

Updated 78 Episodes

1
WB&CEO BAB 1 - Pertama Kali Memohon
2
WB&CEO Bab 2 - Valerie
3
WB&CEO Bab 3 - Ancaman Alden
4
WB&CEO Bab 4 - Janji Kelingking
5
WB&CEO Bab 5 - Permintaan Liora
6
WB&CE0 Bab 6 - Alden Carter dan Adinda Holscher
7
WB&CEO Bab 7 - Tertawa Sampai Puas
8
WB&CEO Bab 8 - Menemukan Sebuah Ketulusan
9
WB&CEO Bab 9 - Senyum Licik Dinda
10
WB&CEO BAB 10 - Merasa Dipermainkan
11
WB&CEO Bab 11 - Kemarahan Liora
12
WB&CEO Bab 12 - Memilih Diam
13
WB&CEO BAB 13 - Terlalu Berkelas
14
WB&CEO Bab 14 - Hanya Saling Tatap
15
WB&CEO Bab 15 - Tidak Bisa Acuh
16
WB&CEO BAB 16 - Sandiwara Atau Bukan?
17
WB&CEO BAB 17 - Mulai Ragu
18
WB&CEO Bab 18 - Mungkin Bisa Menjadi Teman
19
WB&CEO BAB 19 - Seperti Mayat Hidup
20
WB&CEO BAB 20 - Bunuh Saja Aku
21
WB&CEO Bab 21 - Dimana Dinda?
22
WB&CEO Bab 22 - Semuanya Telah Selesai
23
WB&CEO Bab 23 - Aku Mohon
24
WB&CEO Bab 24 - Pengamatan Derick
25
WB&CEO Bab 25 - Berharap Sekali Saja Ada keajaiban
26
Istri Kontrak Pelampiasan Hasrat by Itta Haruka07
27
WB&CEO Bab 26 - Lari dan Bersembunyilah
28
WB&CEO BAB 27 - Mencari Perlindungan
29
WB&CEO Bab 28 - Restu Gaida
30
WB&CEO Bab 29 - Semudah Membalikkan Telapak Tangan
31
WB&CEO Bab 30 - Seperti Anak Kembar
32
WB&CEO Bab 31 - Maafkan Aku
33
WB&CEO Bab 32 - Pakai Uangmu Saja
34
WB&CEO Bab 33 - Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan
35
WB&CEO Bab 34 - Jangan Berhenti
36
WB&CEO Bab 35 - Terlalu Baik
37
WB&CEO Bab 37 - Jangan Pada Kami
38
WB&CEO Bab 38 - Rasa Bersalah
39
WB&CEO Bab 39 - Kamu Pikir Aku Apa?
40
WB&CEO Bab 40 - Mata Coklat
41
WB&CEO BAB 41 - Leia
42
WB&CEO Bab 41 - Selamat Malam Leia
43
WB&CEO Bab 42 - Sebuah Permohonan
44
WB&CEO Bab 43 - Bersimpuh
45
WB&CEO Bab 44 - Berpikir Lain
46
WB&CEO Bab 45 - Terbuang
47
WB&CEO Bab 46 - Seperti Orang Gila
48
WB&CEO Bab 47 - Mengakui Semua Kesalahan
49
WB&CEO Bab 48 - Keputusan Alex
50
WB&CEO Bab 49 - Mulai Bisa Tertawa
51
WB&CEO Bab 50 - Pria Yang Paling Dia Benci
52
WB&CEO Bab 51 - Dimana Wanita Itu Sekarang?
53
WB&CEO Bab 52 - Terdengar Seperti Solusi
54
WB&CEO Bab 53 - Aku Ingin Kita Menikah
55
WB&CEO Bab 54 - Bersama Lagi
56
WB&CEO Bab 55 - Tawaran Menggiurkan
57
WB&CEO Bab 56 - Keinginan Anak Kita
58
WB&CEO Bab 57 - Terima Kasih
59
WB&CEO Bab 58 - Pertanyaan Julia
60
WB&CEO Bab 59 - Isyarat Batin
61
WB&CEO Bab 60 - Bagaimana Caranya?
62
WB&CEO Bab 61 - Senyum Smirk
63
WB&CEO Bab 62 - Jadi Kenangan Yang Sangat Manis
64
Hasrat Penggoda karya Ntaamelia
65
WB&CEO Bab 63 - Ambisi
66
WB&CEO Bab 64 - Wedding Day
67
My Geeky Doctor karya baru Lunoxs
68
WB&CEO Bab 65 - Selamatkan Hidupku
69
WB&CEO Bab 66 - Lampu Sudah Berubah Jadi Hijau
70
WB&CEO Bab 67 - Tidak Ingin Menunda
71
WB&CEO Bab 68 - Benar-benar Malu
72
WB&CEO Bab 69 - Wanita Terbaik
73
WB&CEO Bab 70 - Wanita Bayaran dan CEO
74
Penggoda King Mafia by Dhevis Juwita
75
Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
76
Crazy Love karya baru Lunoxs
77
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
78
My Magical My Wife

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!