WB&CEO Bab 12 - Memilih Diam

Obat yang diberikan oleh Liora tidak menyebabkan efek apapun pada rahim Dinda. Obat itu hanya akan berpengaruh besar pada wanita yang tengah hamil.

Namun entah kenapa, Dinda merasa sikap Liora telah sangat keterlaluan. Membuatnya jadi marah, meski tanpa perintah Gaida, Dinda akhirnya berniat mengadukan ini semua pada Alden.

Mempunyai rencana lain, akhirnya Dinda tidak jadi masuk ke dalam cafe, dia malah berjalan menjauhi tempat kerjanya itu. Menghubungi atasannya dan mengatakan jika dia tidak bisa masuk karena sakit.

Dan setelah mendapatkan izin, kini dia coba menghubungi Alden.

Nomor barunya langsung nampak di ponsel Alden yang berada di atas meja kerja pria tampan itu.

Alden yang mengira jika itu adalah telepon dari salah satu konsumennya pun langsung menjawab, tidak terlintas sedikitpun di dalam benaknya jika itu adalah panggilan dari Dinda.

"Halo, selamat pagi_"

"Al ..." Lirih Dinda di ujung sana, membuat ucapan Alden terhenti dan mengeryit bingung.

"Aku Dinda, bisakah kamu membantuku?" tanya Dinda, suaranya terdengar merintih di telinga Alden, seolah Dinda dalam keadaan sekarat.

Padahal wanita itu tengah berjalan dengan tergesa, menjauhi cafenya sendiri dan mencari tempat sepi. Mencari tempat yang seolah membuatnya tak bisa meminta bantuan pada orang lain kecuali Alden.

Sejak kecil Dinda selalu melihat ayahnya yang memukuli sang ibu, dia harus kuat untuk membantu ibunya bangkit dan ikut melawan sang ayah. Bertahun-tahun dalam keadaan seperti itu membuatnya tumbuh jadi gadis yang kuat.

Harga dirinya terlalu tinggi untuk dilecehkan meski dia hanya orang biasa.

Namun karena keadaan akhirnya untuk pertama kali dia memohon dan bersimpuh meminta bantuan orang lain, hingga bertemu Gaida.

Sekarang semuanya sudah terlanjur basah, sudah terlanjur jauh dia melangkah. Bahkan membuatnya tak terima ketika Liora memperlakukannya seperti ini.

Karena itulah kini dia menghubungi Alden.

"Apa yang terjadi?" tanya Alden, keningnya mulai berkerut sedikit khawatir.

"Liora datang menemui ku dan memaksaku meminum sebuah obat. Katanya itu obat penggugur kandungan, aku sudah bilang kalau aku tidak hamil, tapi dia tidak percaya dan terus memaksaku," jelas Dinda, dengan suara yang seolah semakin lama semakin hilang.

"Sekarang aku pusing sekali, perutku mual, aku tidak bisa berjalan Al."

"Kamu dimana?"

"Tidak tahu, Liora menyeretku jauh dari keramaian."

"Kirimkan lokasinya."

Dinda menyeringai, dia langsung memutus panggilan itu dan mengirimkan lokasi keberadaan nya saat ini. Di sebuah gang yang cukup sepi, dia terduduk di jalanan sana.

Jika sesuai tebakan Dinda, Alden membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai ke tempat ini.

Tapi ternyata dugaannya salah, karena nyatanya Alden datang lebih cepat. Hanya 10 menit pria yang dia permainan itu telah sampai di hadapannya. Mungkin karena menggunakan motor, jadi Alden bisa datang lebih cepat.

"Dinda," panggil Alden, setelah turun dari motor dia langsung menghampiri Dinda dan membantu wanita ini untuk bangkit.

"Kepalaku pusing sekali Al, perutku juga tidak nyaman." Saat mengatakan itu Dinda mulai menangis, seolah dia benar-benar merasa kesakitan, padahal tidak separah itu efek yang dia rasakan. Pusing yang tidak seberapa, dan tidak ada mual.

Namun sandiwara Dinda sudah mampu membuat Alden merasa cemas dan iba sekaligus, dia takut tindakan sang kekasih akan membahayakan orang lain.

Alden lantas membantu Dinda untuk naik ke atas motornya.

"Kamu masih kuat kan? berpelukan lah yang kuat pada tubuhku, rumah sakit cukup jauh dari sini."

Dinda pura-pura tak bisa menjawab, dia hanya mengangguk kecil. Saat Alden mulai menyalakan mesin motornya, saat itu juga Dinda mulai memeluk tubuh Alden dari belakang.

Pelukan yang awalnya biasa saja, namun lama-lama membuat Dinda merasa tak nyaman. Karena bagaimana pun Alden adalah pria asing baginya.

Tapi meski begitu Dinda tidak melepaskan pelukan itu, hanya sedikit membuat pelukannya mengendur.

Namun siapa sangka, jika Alden dengan cepat menahan kedua tangannya agar tetap berpegangan kuat. Mungkin Alden takut dia jatuh, pikir Dinda.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan yang hanya diam itu, akhirnya mereka sampai di rumah sakit Medistra, rumah sakit terdekat.

Alden Kembali membantu Dinda untuk turun dan memapahnya masuk.

"Masih sanggup?" tanya Alden dan Dinda mengangguk, namun kedua matanya nampak sayu seolah tak mampu lagi terbuka. Saat itu pun Dinda berpegangan kuat di tubuh Alden.

Mereka berdua menuju ruang IGD dan Dinda mendapatkan penanganan langsung.

Karena kondisinya yang tidak terlalu parah, dia tidak dilarikan ke ruang perawatan. Hanya diminta untuk beristirahat beberapa jam di ruang IGD dan nanti boleh langsung pulang.

Saat itu Alden terus menemani Dinda, bahkan ketika wanita itu tidur karena pengaruh obat yang Dinda Minum.

Dan disaat Alden menunggu, ponselnya di saku celana bergetar. Dia lihat ada panggilan masuk dari sang asisten, Derick.

Alden pun menyingkir dan mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?" tanya Alden, seraya melangkah keluar IGD.

"Mark tidak bisa menemui Anda karena dia harus pergi ke negara S. Hasil penyelidikannya saat ini ada di tangan saya."

"Buka lah, dan katakan padaku tentang CCTV lengkap itu."

"Setelah Anda dan nona Liora pergi, Val_ maaf maksud saya Dinda, dia bertemu dengan Nyonya Gaida."

Mendengar itu Alden membuang nafasnya pelan, sudah dia duga jika ini semua adalah ulah dari nenek sang kekasih. Gaida yang sangat tidak menyukai statusnya hanya sebagai karyawan biasa. Gaida yang merasa ada yang tidak pantas untuk bersanding dengan cucunya.

Tapi Alden tidak menyangka jika Gaida akan bertindak sejauh ini. Sampai membayar seorang wanita untuk menghancurkan hubungannya dengan Liora.

"Simpan bukti itu baik-baik," titah Alden lalu memutuskan sambungan teleponnya dengan Derick.

Mengetahui semua fakta ini membuat Alden merasa tak ada yang perlu dicemaskan lagi.

Tentang dia dan Dinda memang tidak pernah ada apa-apanya.

Dan setelah panggilan itu putus Alden pun kembali masuk ke dalam IGD untuk menemui Dinda.

Saat itu dilihat olehnya Dinda yang mulai membuka mata dan melihat kedatangannya.

Alden duduk di kursi kecil yang berada di samping ranjang.

"Bagaimana? sudah merasa baik-baik saja?" tanya Alden, mereka terus saling tatap.

Dinda mengangguk Iya.

"Pergilah kalau mau pergi, nanti aku bisa pulang sendiri," ucap Dinda, masih bicara dengan suaranya yang lirih. Mana tega Alden mengabulkan ucapannya itu.

"Kemana kamu pulang setelah ini?"

"Rumah sakit," jawab Dinda singkat.

"Aku akan mengantarmu kesana dan maafkan tentang Liora, dia terlalu cemburu buta sampai melakukan tindakan seperti ini."

Lagi-lagi Dinda hanya mengangguk. Dalam keadaan seperti ini Diam adalah keputusan yang paling baik. Semakin dia diam, akan semakin iba pula Alden padanya.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

jangan keterusan din jadi pelakornya

2024-03-08

0

An'ra Pattiwael

An'ra Pattiwael

karakter Dinda jadi buruk

2024-03-03

0

LENY

LENY

Dinda lama2 jadi wanita licik juga

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 WB&CEO BAB 1 - Pertama Kali Memohon
2 WB&CEO Bab 2 - Valerie
3 WB&CEO Bab 3 - Ancaman Alden
4 WB&CEO Bab 4 - Janji Kelingking
5 WB&CEO Bab 5 - Permintaan Liora
6 WB&CE0 Bab 6 - Alden Carter dan Adinda Holscher
7 WB&CEO Bab 7 - Tertawa Sampai Puas
8 WB&CEO Bab 8 - Menemukan Sebuah Ketulusan
9 WB&CEO Bab 9 - Senyum Licik Dinda
10 WB&CEO BAB 10 - Merasa Dipermainkan
11 WB&CEO Bab 11 - Kemarahan Liora
12 WB&CEO Bab 12 - Memilih Diam
13 WB&CEO BAB 13 - Terlalu Berkelas
14 WB&CEO Bab 14 - Hanya Saling Tatap
15 WB&CEO Bab 15 - Tidak Bisa Acuh
16 WB&CEO BAB 16 - Sandiwara Atau Bukan?
17 WB&CEO BAB 17 - Mulai Ragu
18 WB&CEO Bab 18 - Mungkin Bisa Menjadi Teman
19 WB&CEO BAB 19 - Seperti Mayat Hidup
20 WB&CEO BAB 20 - Bunuh Saja Aku
21 WB&CEO Bab 21 - Dimana Dinda?
22 WB&CEO Bab 22 - Semuanya Telah Selesai
23 WB&CEO Bab 23 - Aku Mohon
24 WB&CEO Bab 24 - Pengamatan Derick
25 WB&CEO Bab 25 - Berharap Sekali Saja Ada keajaiban
26 Istri Kontrak Pelampiasan Hasrat by Itta Haruka07
27 WB&CEO Bab 26 - Lari dan Bersembunyilah
28 WB&CEO BAB 27 - Mencari Perlindungan
29 WB&CEO Bab 28 - Restu Gaida
30 WB&CEO Bab 29 - Semudah Membalikkan Telapak Tangan
31 WB&CEO Bab 30 - Seperti Anak Kembar
32 WB&CEO Bab 31 - Maafkan Aku
33 WB&CEO Bab 32 - Pakai Uangmu Saja
34 WB&CEO Bab 33 - Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan
35 WB&CEO Bab 34 - Jangan Berhenti
36 WB&CEO Bab 35 - Terlalu Baik
37 WB&CEO Bab 37 - Jangan Pada Kami
38 WB&CEO Bab 38 - Rasa Bersalah
39 WB&CEO Bab 39 - Kamu Pikir Aku Apa?
40 WB&CEO Bab 40 - Mata Coklat
41 WB&CEO BAB 41 - Leia
42 WB&CEO Bab 41 - Selamat Malam Leia
43 WB&CEO Bab 42 - Sebuah Permohonan
44 WB&CEO Bab 43 - Bersimpuh
45 WB&CEO Bab 44 - Berpikir Lain
46 WB&CEO Bab 45 - Terbuang
47 WB&CEO Bab 46 - Seperti Orang Gila
48 WB&CEO Bab 47 - Mengakui Semua Kesalahan
49 WB&CEO Bab 48 - Keputusan Alex
50 WB&CEO Bab 49 - Mulai Bisa Tertawa
51 WB&CEO Bab 50 - Pria Yang Paling Dia Benci
52 WB&CEO Bab 51 - Dimana Wanita Itu Sekarang?
53 WB&CEO Bab 52 - Terdengar Seperti Solusi
54 WB&CEO Bab 53 - Aku Ingin Kita Menikah
55 WB&CEO Bab 54 - Bersama Lagi
56 WB&CEO Bab 55 - Tawaran Menggiurkan
57 WB&CEO Bab 56 - Keinginan Anak Kita
58 WB&CEO Bab 57 - Terima Kasih
59 WB&CEO Bab 58 - Pertanyaan Julia
60 WB&CEO Bab 59 - Isyarat Batin
61 WB&CEO Bab 60 - Bagaimana Caranya?
62 WB&CEO Bab 61 - Senyum Smirk
63 WB&CEO Bab 62 - Jadi Kenangan Yang Sangat Manis
64 Hasrat Penggoda karya Ntaamelia
65 WB&CEO Bab 63 - Ambisi
66 WB&CEO Bab 64 - Wedding Day
67 My Geeky Doctor karya baru Lunoxs
68 WB&CEO Bab 65 - Selamatkan Hidupku
69 WB&CEO Bab 66 - Lampu Sudah Berubah Jadi Hijau
70 WB&CEO Bab 67 - Tidak Ingin Menunda
71 WB&CEO Bab 68 - Benar-benar Malu
72 WB&CEO Bab 69 - Wanita Terbaik
73 WB&CEO Bab 70 - Wanita Bayaran dan CEO
74 Penggoda King Mafia by Dhevis Juwita
75 Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
76 Crazy Love karya baru Lunoxs
77 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
78 My Magical My Wife
Episodes

Updated 78 Episodes

1
WB&CEO BAB 1 - Pertama Kali Memohon
2
WB&CEO Bab 2 - Valerie
3
WB&CEO Bab 3 - Ancaman Alden
4
WB&CEO Bab 4 - Janji Kelingking
5
WB&CEO Bab 5 - Permintaan Liora
6
WB&CE0 Bab 6 - Alden Carter dan Adinda Holscher
7
WB&CEO Bab 7 - Tertawa Sampai Puas
8
WB&CEO Bab 8 - Menemukan Sebuah Ketulusan
9
WB&CEO Bab 9 - Senyum Licik Dinda
10
WB&CEO BAB 10 - Merasa Dipermainkan
11
WB&CEO Bab 11 - Kemarahan Liora
12
WB&CEO Bab 12 - Memilih Diam
13
WB&CEO BAB 13 - Terlalu Berkelas
14
WB&CEO Bab 14 - Hanya Saling Tatap
15
WB&CEO Bab 15 - Tidak Bisa Acuh
16
WB&CEO BAB 16 - Sandiwara Atau Bukan?
17
WB&CEO BAB 17 - Mulai Ragu
18
WB&CEO Bab 18 - Mungkin Bisa Menjadi Teman
19
WB&CEO BAB 19 - Seperti Mayat Hidup
20
WB&CEO BAB 20 - Bunuh Saja Aku
21
WB&CEO Bab 21 - Dimana Dinda?
22
WB&CEO Bab 22 - Semuanya Telah Selesai
23
WB&CEO Bab 23 - Aku Mohon
24
WB&CEO Bab 24 - Pengamatan Derick
25
WB&CEO Bab 25 - Berharap Sekali Saja Ada keajaiban
26
Istri Kontrak Pelampiasan Hasrat by Itta Haruka07
27
WB&CEO Bab 26 - Lari dan Bersembunyilah
28
WB&CEO BAB 27 - Mencari Perlindungan
29
WB&CEO Bab 28 - Restu Gaida
30
WB&CEO Bab 29 - Semudah Membalikkan Telapak Tangan
31
WB&CEO Bab 30 - Seperti Anak Kembar
32
WB&CEO Bab 31 - Maafkan Aku
33
WB&CEO Bab 32 - Pakai Uangmu Saja
34
WB&CEO Bab 33 - Inilah Yang Akan Kamu Dapatkan
35
WB&CEO Bab 34 - Jangan Berhenti
36
WB&CEO Bab 35 - Terlalu Baik
37
WB&CEO Bab 37 - Jangan Pada Kami
38
WB&CEO Bab 38 - Rasa Bersalah
39
WB&CEO Bab 39 - Kamu Pikir Aku Apa?
40
WB&CEO Bab 40 - Mata Coklat
41
WB&CEO BAB 41 - Leia
42
WB&CEO Bab 41 - Selamat Malam Leia
43
WB&CEO Bab 42 - Sebuah Permohonan
44
WB&CEO Bab 43 - Bersimpuh
45
WB&CEO Bab 44 - Berpikir Lain
46
WB&CEO Bab 45 - Terbuang
47
WB&CEO Bab 46 - Seperti Orang Gila
48
WB&CEO Bab 47 - Mengakui Semua Kesalahan
49
WB&CEO Bab 48 - Keputusan Alex
50
WB&CEO Bab 49 - Mulai Bisa Tertawa
51
WB&CEO Bab 50 - Pria Yang Paling Dia Benci
52
WB&CEO Bab 51 - Dimana Wanita Itu Sekarang?
53
WB&CEO Bab 52 - Terdengar Seperti Solusi
54
WB&CEO Bab 53 - Aku Ingin Kita Menikah
55
WB&CEO Bab 54 - Bersama Lagi
56
WB&CEO Bab 55 - Tawaran Menggiurkan
57
WB&CEO Bab 56 - Keinginan Anak Kita
58
WB&CEO Bab 57 - Terima Kasih
59
WB&CEO Bab 58 - Pertanyaan Julia
60
WB&CEO Bab 59 - Isyarat Batin
61
WB&CEO Bab 60 - Bagaimana Caranya?
62
WB&CEO Bab 61 - Senyum Smirk
63
WB&CEO Bab 62 - Jadi Kenangan Yang Sangat Manis
64
Hasrat Penggoda karya Ntaamelia
65
WB&CEO Bab 63 - Ambisi
66
WB&CEO Bab 64 - Wedding Day
67
My Geeky Doctor karya baru Lunoxs
68
WB&CEO Bab 65 - Selamatkan Hidupku
69
WB&CEO Bab 66 - Lampu Sudah Berubah Jadi Hijau
70
WB&CEO Bab 67 - Tidak Ingin Menunda
71
WB&CEO Bab 68 - Benar-benar Malu
72
WB&CEO Bab 69 - Wanita Terbaik
73
WB&CEO Bab 70 - Wanita Bayaran dan CEO
74
Penggoda King Mafia by Dhevis Juwita
75
Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
76
Crazy Love karya baru Lunoxs
77
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
78
My Magical My Wife

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!