Deandra menatap makan malam dengan pikiran yang bercabang. Edric belum pulang, pasti Mr. Arrogant-nya itu sudah makan bersama kekasihnya.
"Dad, Dea kesepian." Lirih Deandra sambil menyantap makan malamnya dalam sepi sendirian.
Di apartemen ini tidak ada kehangatan seperti yang biasa Mom Aru dan Dad Denis lakukan. Atau Dad Tian dan Buba Ressa yang selalu bermesraan dimanapun berada. Dua Dad tersayangnya itu sangat mencintai pasangannya.
Deandra menghela napas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk melegakan rasa sesak yang menderanya setelah bertemu dengan Om Azmi tadi.
"Kenapa nasinya hanya dimainkan, mau makan sambil disuapin?" Ejek Edric yang melihat Deandra makan sambil melamun. Dia sudah lama berdiri disana memperhatikan gadis itu.
"Eh, sudah pulang. Kau sudah makan malam?" Tanya Deandra, dia sampai tidak sadar kalau Edric sudah pulang.
"Aku sudah makan di apartemen pacarku," bohong Edric. Padahal dia hanya ingin melihat reaksi Deandra.
Deandra langsung ber-oh ria, menyendokkan nasi goreng kembali ke mulutnya. Kenapa rasanya nasi ini sangat sulit tertelan.
"Kau setiap hari hanya masak nasi goreng, bisa busuk perutku!" Sarkas Edric.
"Hanya ini yang bisa aku buat, kalau kau suka masakan pacarmu nikahilah dia jadikan istrimu." Jawab Deandra tetap berusaha tenang di tengah dadanya yang bergemuruh.
"Kau mau aku beristri lagi?" Edric mengernyitkan kening. Apa gadis sombong ini tidak memiliki perasaan cemburu.
Deandra menggeleng, "kau ceraikan aku dulu baru menikahlah dengannya."
"Kalau aku tidak mau?" Edric tersenyum miring.
"Kau tidak akan bisa menikah!" Jawab Deandra tegas.
"Ck, kau pikir kau ini siapa jadi ingin mengatur hidupku." Edric berdecak kasar, "aku bisa melakukan apapun yang ku mau tanpa ijin darimu."
"Aku bukan siapa-siapamu, hanya istri di atas kertas." Gumam Deandra dalam hati, "lakukanlah." Ucapnya tersenyum penuh arti, ia yakin Dad Tian dan Dad Denis tidak akan tinggal diam kalau mengetahui Edric menikah lagi. Malahan itu akan mempermudahkan jalan perceraiannya.
"Tentu saja aku akan melakukannya," ucap Edric kemudian pergi dari ruang makan.
Melihat kepergian Edric, Deandra menghela napas dengan kasar. Setelah selesai makan dan membersihkan peralatan dapur ia langsung masuk ke kamar.
Tangannya tergerak mengambil satu-satunya foto pernikahannya dengan edric yang ada di dalam laci.
"Sebentar lagi aku akan menjadi janda muda," Deandra tersenyum getir. Mungkin itulah satu-satunya cara agar dia bisa lepas dari Edric. Menunggu pria itu menikahi kekasihnya.
Cukup lama Deandra melamun dan baru tersadar saat pintu kamarnya dibuka. Edric masuk hanya menggunakan celana pendek tanpa kaos atasan dengan rambut yang masih basah. Dan itu sukses membuat Deandra menelan salivanya dengan kasar.
"Kau perlu sesuatu?" Tanya Deandra datar, memasukkan foto pernikahan itu kembali ke laci.
"Pijat punggungku," jawab Edric santai dengan sejuta rencana licik dalam otaknya.
"Pi-jat," Deandra memelototkan mata membayangkan tangannya menyentuh tubuh atletis Edric. Membuat otak kotornya berkeliaran kemana-mana.
"Kau itu kenapa, tidak mendengar yang aku katakan, PIJAT!" Edric menyeringai tipis langsung tengkurap di tempat tidur Deandra.
"Telingaku masih mendengar, tapi aku belum pernah memijat orang. Bagaimana caranya?" Tanya Deandra cengo.
"Letakkan tanganmu di punggungku lalu ditekan-tekan." Beritahu Edric menikmati permainan yang dia buat. "Cepat sekarang! Dan ingat jangan sampai terpesona dengan tubuh kekarku ini!!" Ucap Edric dengan sombongnya.
"Oke." Dengan tangan bergetar Deandra meletakkan tangannya di punggung mulus Edric.
"Hah, sangat menggoda iman. Aku jadi berpikir bagaimana kalau tubuh kekar ini menjadi milikku seutuhnya." Batin Deandra hampir meneteskan salivanya. "Oh no Dea, sadar diri!!" Teriaknya frustasi.
"Shitt!" Umpat Edric saat merasakan miliknya menegang sejak sentuhan pertama Deandra. Alice saja perlu usaha untuk membangunkan miliknya ini.
"Lebih keras!" Teriak Edric berusaha keras menahan hasratnya yang terbangkit karena sentuhan tangan Deandra. Gadis itu menurut walau jantungnya sudah berlompatan kesana-kemari.
"Arkh!" Teriak Edric frustasi saat dirinya tidak bisa menahan diri. Kenapa malah dia yang kepanasan karena permainannya sendiri.
"Apa aku memijatnya terlalu keras?" Tanya Deandra terkejut.
"Tidak, lebih keras lagi!!" Perintah Edric dan Deandra menurut sampai tangannya terasa pegal.
"Kenapa tangannya bisa menyetrum," batin Edric yang baru menyadari kekuatan Deandra.
"Cukup!!" Teriak Edric langsung bangkit dari tempat tidur dan kembali ke kamarnya.
"Dia itu kenapa aneh sekali, tidak bisakah berterima kasih setelah membuat tanganku pegal!!" Umpat Deandra bersamaan dengan helaan napas lega.
Sedang Edric langsung masuk kamar mandi sambil mengumpat. Dia bisa lepas kendali kalau terlalu lama berada di dekat gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Indri Sukawati
😂😂😂😂rasain tuh...
2022-11-30
0
Maura Natasha
haduhhh kepanasan dan menegang 😂😂😂
2022-09-24
0
YuWie
wkkwkkkk..baru tangan tuh.
2022-09-20
2