"Om, Dea masih ada mata kuliah." Tahan Deandra saat Azmi ingin melajukan mobil yang mereka tumpangi.
"Kan sudah diabsenkan, hari ini waktunya kita jalan-jalan Sayang." Azmi mengusap kepala Dea sambil melajukan mobilnya ke suatu tempat. "Kenapa Dea menghindari Om?" Tanyanya.
"Om pasti tahu jawabannya tanpa Dea beritahu." Jawab Deandra sambil mengarahkan pandangannya ke luar jendela.
Takut hatinya yang rapuh ini semakin merasa nyaman di samping Om Azmi. Walau pernikahannya dengan Edric tidak berjalan dengan baik. Tapi dia tetap bertanggung jawab untuk menjaga nama baik keluarganya.
"Kalau nanti Dea kangen sama Om bilang aja. Om akan ajak Dea ke tempat yang tidak akan dilihat oleh orang yang Dea kenal," ujar Azmi.
Namun Deandra tidak menjawab. Ia bingung dengan kehidupannya saat ini. Bingung caranya bersikap menghadapi Edric dan juga Om Azmi. Kehadiran Om Azmi disaat dia sudah menikah itu menyulitkannya.
Dua puluh menit kemudian mereka tiba di Hotel Ayana. "Om kenapa kita ke hotel?" Tanya Deandra saat sadar mereka sudah ada dimana.
"Jangan takut Baby," Azmi membukakan pintu mobil dan membawa gadis kecilnya ke JimBARan Lounge. Tempat makan mewah yang berada di dalam Hotel Ayana.
"Disini Dea bisa santai menikmati pemandangan." Ucap Azmi seraya mengajak Deandra duduk dan memesan makanan.
"Dea tidak suka bertemu Om?" Tanya Azmi, karena gadisnya itu banyak diam tidak ceria seperti dulu lagi.
Deandra masih bergelut dengan pikirannya. Bukan tidak suka bertemu dengan orang yang sangat dicintainya. Ia hanya takut ada mata-mata Dad Tian yang mengawasinya.
"Ada apa Baby?" Azmi mengusap lembut pipi Deandra saat lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban.
"Dea mau pulang," ucap Deandra pelan.
"Sayang, ada apa nih. Kemarin menghindar, sekarang kita baru ketemu sebentar. Om sudah minta maafkan," Azmi menyelami netra sendu gadis kesayangannya. Ia bisa merasakan Deandra memiliki banyak pikiran.
"Dea capek Om."
"Kita ke kamar hotel kalau Dea mau istirahat. Om janji gak akan ngapa-ngapain Dea."
Deandra menggeleng, Azmi menarik gadis kesayangannya dalam pelukan. "Dea mau apa Sayang, liburan?"
"Gini aja," Deandra membenamkan wajahnya ke dada bidang Azmi. Sekarang hanya Azmi yang memberikan pelukan untuknya saat ia tidak bisa bertemu sang daddy.
"Om akan selalu ada buat Dea. Kalau Dea butuh Om bilang Sayang, masalah jangan dipendam seperti ini." Azmi menciumi puncak kepala gadis kesayangannya.
Deandra tersenyum, tapi dalam hatinya menangis. Mungkin dia akan mendapatkan begitu banyak cinta kalau menikah dengan Om Azmi. Tapi takdir sudah memilihnya menikah dengan lelaki yang sangat mencintai perempuan lain.
"Dea cuma capek kuliah," Deandra mengurai pelukannya. "Setelah makan kita kita pulang ya," pinta Dea. Ia ingin segera mengistirahatkan otaknya yang lelah.
"Oke," Azmi sudah tidak bisa memaksa lagi. Tidak ingin membuat gadis kecilnya ini semakin tertekan.
...💥💥💥 ...
Hansel Grup
Edric memijat pelipisnya karena sudah diteror Dad Harry. Sial, dia terjebak oleh ucapannya sendiri.
"Mana janjimu yang ingin membuktikan kalau kekasihmu itu wanita terhormat. Satu menit lagi sudah dua puluh empat jam." Harry tersenyum penuh kemenangan karena bisa mengalahkan putra arrogant-nya ini.
"Nih," Edric malah memberikan foto Deandra yang sedang memeluk om-om itu. Dia memang mengirim anak buahnya untuk mengawasi gerak-gerik Deandra. Dan inilah hasilnya, gadis itu melanggar kesepakatan yang ia buat.
"Ck, aku meminta bukti kekasihmu. Tapi kau malah memberikan foto istrimu. Apa kau cemburu!!" Pancing Harry karena sudah tidak terkejut dengan apa yang putranya tunjukkan.
"Aku cemburu?" Edric tertawa keras, "mana mungkin aku cemburu pada gadis sombong itu. Aku hanya ingin mengatakan, inilah kelakuan menantu kesayangan Daddy itu di luar sana bermesraan dengan om-om. Cih, menjijikan sekali."
"Baguslah, jadi kalian itu adil sama-sama bermain belakang. Adil bukan, kau bercinta dengan wanita lain dan dia dengan lelaki lain. Wanitamu tidak akan mencari kehangatan di luar sana kalau suaminya bisa memberikannya kenyamanan." Sindir Harry, setelahnya menarik napas dengan berat.
Ia harus menggunakan cara lain agar rumah tangga putranya dapat bertahan. Belum ada satu minggu sudah kacau seperti ini.
"Ayolah Dad, open your eyes. Dia itu tidak pantas menjadi pendampingku," ucap Edric frustasi. Dengan bukti yang ada di depan mata saja Dad Harry masih membela Deandra. Apa sih kelebihan gadis sombong itu selain kesombongannya.
"Seharusnya Daddy yang mengatakan itu, open your eyes Edric. Sesekali buka kamera tersembunyi yang kau letakkan di kamar Alice. Kenapa kau tidak pernah melakukannya? Takut menerima kenyataan kalau kekasihmu itu tidak setia?" Lagi-lagi Harry bertanya dengan nada sindiran.
"Dad," Edric tercekat. Ternyata Dad Harry mengetahui itu. Dia memang sudah lama meletakkan kamera tersembunyi di kamar Alice. Hanya malas membuka rekamannya, takut wanitanya itu berpakaian terbuka di kamar. Entahlah apa tujuannya meletakkan kamera itu.
"Pergilah, Dad malas mengurusmu yang keras kepala dan arrogant ini!" Usir Harry.
Edric tertawa keras, "Dad lupa aku ini turunan siapa?"
"Karena aku tahu kau itu turunan siapa, makanya aku menikahkanmu agar bisa berubah. Seperti Dad yang takluk dengan Mom Linn. Hargai istrimu, dia kesepian kau abaikan. Dad tahu kau pasti mengerti kenapa dia bisa bersama dengan pria itu sekarang." Ucap Harry serius menatap teduh netra putra sulungnya.
Edric mengangguk lalu meninggalkan ruangan Dad Harry dengan pikiran yang berkecamuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
putrirhaya
Edric buka matamu pke kamera yang kamu pasang dikamar Alice
2022-09-22
5
YuWie
ayooo liat cctv mu kalo berani ed
2022-09-20
3
Veny Tria Kusumanita
sama2 dimanfaatkan oleh org2 yg mereka sayangi😌😌😌😌
2022-09-17
3