“Duduk!!” Edric menunjuk sofa di hadapannya pada Dea yang berjalan tanpa peduli ada dirinya disana.
“Siapa? Aku?” Deandra menunjuk dirinya sendiri dengan angkuh.
“Siapa lagi orang yang menumpang di rumah ini selain kau!” Edric menyilangkan tangan di depan dada, “sekarang saatnya memulai permainan.” Gumamnya dengan seringaian licik yang keluar dari bibirnya.
“Oh iya, aku lupa kalau sekarang hidup menumpang.” Ujar Deandra tetap dengan wajah angkuhnya.
“Kau itu sombong tidak pada tempatnya!” Edric memutar bola mata jengah. Sampai kapan dia bisa bertahan dengan makhluk Tuhan yang seperti ini.
"Emm," Deandra hanya menanggapi dengan deheman. Menyandarkan punggung di sofa dan menyilangkan kaki sambil mengamati jari-jari lentiknya yang nampak indah.
"Aku tidak suka kau bertemu dengan laki-laki lain di luar dan ada orang lain yang melihatnya!!" Tutur Edric dengan tegas.
Deandra melirik sebentar pada pria yang berstatus suaminya itu lalu kembali mengamati kuku-kuku lentiknya.
"Kau mendengar aku berbicara atau tidak?" Jengkel Edric karena tidak dihiraukan Deandra.
"Ya aku mendengar, terus kalau tidak boleh bertemu di luar jadi aku harus membawa kesini?" Deandra sengaja memancing lelaki itu agar semakin emosi. Bisa membuat Edric kepanasan merupakan hiburan untuknya. Walau kadang ia lelah kalau harus bertengkar setiap saat.
"Jangan berani-berani kau membawa pria lain ke apartemenku!!" Kesal Edric Hansel menunjuk wajah Deandra.
Gadis itu tersenyum sinis menampar tangan Edric yang ada di depan wajahnya lalu berdiri.
"Tolong kondisikan tanganmu. Kalau kau tidak ingin melihatku bertemu dengan laki-laki lain maka jangan pernah temui perempuan lain juga!!" Tekan Deandra.
"Duduk, aku belum selesai bicara! Kau ini tidak bisa diajak bicara baik-baik." Edric menghela napas berat berulang kali.
Deandra kembali menghempaskan pantatnya ke sofa.
"Mari kita buat kesepakatan. Baik kau maupun aku tidak ada yang menemui pasangan masing-masing di luar sana apalagi membawanya ke apartemen." Ujar Edric, tentu saja semua ini agar dia leluasa mendatangi apartemen Alice.
"Aku tidak yakin kau bisa menjalankan kesepakatan yang kau buat sendiri!" Dea tersenyum meremehkan.
“Dan mulai sekarang kau harus mengikuti peraturan yang aku buat." Edric menyeringai tipis, "karena kau menumpang. Jadi harus membersihkan apartemen ini sebelum jam enam pagi. Termasuk semua kamar, tidak boleh ada debu yang menempel di meja dan kaca. Dan siapkan segala keperluanku. Ingat, jangan mengubah tata letak barang-barang yang ada di apartemen ini.”
"Gila kau kira aku pembantu!" Umpat Deandra dalam hati. Tapi dia hanya diam, karena sedang malas menanggapi.
Edric tersenyum penuh kemenangan dalam hati, karena Dea tidak membantahnya. Ia mengeluarkan card, “gunakan ini. Aku tidak suka makan milik orang lain."
Pagi tadi ia tidak menyangka Dea pagi-pagi sudah berbelanja. Dia pikir gadis itu akan merengek minta dipesankan makanan cepat saji, karena tidak ada bahan makanan apapun di apartemen.
“Adalagi yang ingin kau katakan?”
“Dilarang keluar kamar setelah jam delapan malam. Mandi sana, kau itu jorok sekali!” Usir Edric dengan sejuta rencana dalam otaknya.
Deandra mengambil card dan masuk ke kamar. Pagi siang malam mengajaknya bertengkar, apa tidak lelah. Dia yang meladeni saja lelah.
Setelah Deandra masuk kamar, Edric mengundang teman-temannya untuk datang ke apartemen. Dia akan membuat apartemen ini berantakan dan besok pagi punya bahan untuk mengomeli Deandra.
Di dalam kamarnya Deandra mondar-mandir memikirkan cara untuk mengerjai Edric balik. Ia sangat yakin Edric mengundang pasukan untuk membuat apartemen ini berantakan, karena suara tawa dari ruang tengah sampai terdengar ke kamarnya.
“Jangan panggil aku Deandra Adley kalau tidak bisa membalas perbuatan licikmu ini!!” Seringaian terbit di bibir mungilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Haaaaaah mereka tuh gak sadar antara benci dan love itu sesilet aja bedanya 😂😂😂
2022-10-04
2
Dama Yanti
serruuu
2022-09-27
1
Cherry blossom
gelud teross
2022-09-24
1