"Sekarang kau pasti mengerti kenapa kami menikahkan Dea terburu-buru." Ucap Tian setelah menceritakan semuanya pada sang menantu. Sekarang dia, Denis dan Edric sedang berada di ruang kerjanya.
"Aku tidak memaksamu mencintai putriku secepatnya. Tapi tolong jaga dia walau cintamu bukan untuknya," lanjut Tian.
"Aku tidak bisa berjanji untuk membahagiakan Dea. Tapi aku akan menjaganya Dad." Edric menatap Dad Tian dan Dad Denis bergantian.
"Terima kasih." Meskipun hatinya khawatir Edric akan menyakiti perasaan Dea. Tapi Tian yakin putrinya pasti bisa membuat pemuda itu jatuh cinta.
"Dad," Edric menggeleng tidak enak hati. "Sudah seharusnya aku menjaga Dea, karena penikahan ini sah dimata hukum dan agama."
Tian tersenyum bangga, tidak salah dia menjadikan Edric sebagi menantu. Setelahnya ia mengijinkan Edric kembali ke kamar, karena masih ada yang ingin dibicarakannya dengan Denis.
"Sebegitu besarkah cintamu untuk om-om itu sampai rela menunggunya selama tujuh tahun." Edric menatap lembut wajah gadis yang dalam tidurpun masih terlihat sangat cantik. Pantas saja jika ada orang dewasa yang jatuh cinta padanya saat berusia dua belas tahun.
"Dad," panggil Dea saat pertama kali membuka mata.
"Dad-mu ada di luar gadis manja." Edric tidak ingin menunjukkan rasa simpatinya di hadapan Dea.
Deandra mengucek-ngucek mata, "ternyata selain gadis sombong sebutan untukku juga gadis manja." Celetuknya bangun dari tempat tidur kemudian berteriak saat melihat penampilannya yang berantakan dengan totol-totol merah dimana-mana.
"Kau apakan tubuhku MANUSIA ANGKUH!!" Teriak Deandra kesal.
"Cih, menyentuh tubuhmu pun aku tidak nafsu. Itu hasil karya Om tersayangmu!" Sarkas Edric membuat Dea terduduk lemas di sisi tempat tidur. Bukan pernyataan Edric yang membuatnya sedih.
"Om," gumam Dea. "Kenapa Om melakukan ini sama Dea," putri Tian itu menatap seluruh tubuhnya lalu mengambil pakaian ganti kemudian masuk ke bathroom.
"Kenapa saat seperti ini dan saat masih sadar wataknya sangat berbeda?" Tanya Edric dalam hati.
"Dea kamu kenapa Sayang?" Ressa terburu-buru masuk ke kamar putrinya saat mendengar suara teriakan. Melupakan kalau sang putri sudah bersuami.
"Maaf, Buba masih ingat Dea belum menikah." Ujar Ressa malu-malu pada menantunya. Ia yakini Dea ada di bathroom saat ini.
"No problem Mom," Edric tersenyum. Ressa duduk di samping menantunya ingin berbicara dari hati ke hari.
"Terima kasih sudah mau menerima Dea, walau Buba tahu kamu juga terpaksa."
"Buba?" Edric baru tersadar perempuan cantik dihadapannya selalu menyebutkan diri sebagai buba bukan mom.
Ressa tersenyum, "itu panggilan khusus dari Dea."
Edric mengangguk mengerti. "Buba tidak perlu berterimakasih, kami sama-sama mengambil keuntungan dari pernikahan inikan. Tapi aku akan tetap menjaga Dea."
"Daddy-nya memang tidak salah pilih menantu," Ressa tersenyum bangga.
Edric hanya membalas dengan senyuman hangat, "semua wanita di rumah ini hangat dan lembut. Lalu Deandra itu turunan siapa, kasar, angkuh dan sombong." Gumamnya dalam hati, melupakan Dad Tian yang hampir sebelas dua belas dengan putrinya.
"Buba disini?" Tanya Dea menyelidik sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah.
Ressa mendekati putrinya mengambil concealer untuk menutupi bekas kissmark di leher Deandra.
"Kenapa harus ditutupi, aku tidak mempermasalahkannya Buba." Ucap Edric lembut pada ibu mertuanya.
"Agar tidak kelihatan Mom Aru," beritahu Ressa.
Sekarang Edric mulai mengerti, bagaimana keadaan keluarga yang selalu hangat ini. Deandra selalu bersikap kuat di hadapan Mom Aru.
"Sudah selesai, sekarang kalian keluar. Mom Linn dan Dad Harry juga sudah menunggu di luar," beritahu Ressa.
"Boleh aku bicara sama Buba?" Pinta Dea.
"Tidak sekarang Sayang," Ressa mengusap kepala putrinya. Dia mengerti Dea sedang merasa sedih, terluka dan tertekan sekarang. Tapi Ressa tidak ingin putrinya menangis sebelum menemui mertuanya.
Deandra mengangguk kecil.
"Buba tunggu kalian," ucap Ressa lalu keluar kamar.
"Kenapa masih di kamarku, kenapa kau tidak pulang?" Deandra menatap tajam suaminya.
Edric yang kembali ditatap tajam sungguh terkejut. Ternyata gadis itu hanya garang padanya.
"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau masih disini. Kau itu sudah punya suami dan wajib mengikuti suamimu."
"Suami?" Deandra tersenyum mengejek, "aku lupa tuh!!" Ketusnya keluar kamar lebih dulu.
"Deandra Adley, awas saja kau!!" Teriak Edric tertahan karena tidak enak berteriak di rumah mertuanya.
.
.
.
.
.
...🌹🌹🌹...
Selamat datang di karya baru othor yang masih belajar ini 😄.
Story ini seri lanjutan dari Aksara Cinta.
Di sarankan mampir ke sebelah terlebih dulu. Dukung terus karya othor dengan memberikan like, komen dan vote 🥰.
Sambil menunggu Love You Mr. Arrogant update bisa mampir dulu di karya othor yang lain. Yang merupakan seri sebelumnya cerita ini.
📚 El & Ken
📚 Kesucian Cinta
📚 Aksara Cinta
Cerita lain :
📚 Ajari Aku Mencintaimu
📚 Gemuruh Cinta Sang Guntur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Duapuluhsatu April
aku suka jawaban Edric yang deandra sudah bersuami dan wajib mengikuti suami nya 😆😆
2022-09-23
1
Tri Hartati
kereeen si ni novel👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-09-23
0
Romi Yati
😂😂😂😂deeeaaaa mulai niiii ya
2022-09-23
2