Ariel sedang duduk di sofa setelah mandi sore. Ia seharian hanya di apartemen karena tidak ada kelas hari itu. Ariel menatap ponselnya sejak pagi, menunggu Gagah yang sejak kemarin belum menghubungi sama sekali.
“Apa dia sibuk?” Ariel bertanya-tanya dalam hati. Bibirnya mengerucut, menatap ponsel yang tak kunjung memperdengarkan bunyi notifikasi.
Ariel ingin sekali menghubungi Gagah terlebih dahulu, tapi dia takut jika sampai Meta yang menjawab. Gadis itu pun akhirnya memilih menunggu, hingga Roni tiba-tiba menghubungi.
“Halo Om.” Ariel menjawab panggilan itu dengan tergesa.
“Kamu di mana?” tanya Roni saat mendengar suara sang keponakan.
“Aku seharian di apartemen karena tidak ada kuliah,” jawab Ariel dengan suara malas.
“Ohh … aku hanya ingin menyampaikan pesan dari Pak Gagah, dia tidak bisa ke sana karena Azka masuk rumah sakit. Pagi ini dia harus bekerja dan kemungkinan sore juga kembali ke rumah sakit,” ucap Roni dari seberang panggilan.
“Anaknya sakit?” tanya Ariel yang terkejut. Ia kemudian berpikir apakah anak Gagah sakit karena melihat pertengkaran kedua orangtuanya, Ariel yakin jika Meta pasti mengajak Gagah bertengkar saat pria itu kembali ke rumah.
Ariel menjadi merasa bersalah jika benar kalau anak Gagah sakit karena pertengkaran yang dipicu olehnya, dia hanya tak tega jika anak menjadi korban kurangnya kasih sayang orangtua sebab orang-orang dewasa itu hanya memikirkan keegoisannya sendiri.
“Apa anak Mas Gagah sakit karena pertengkaran orangtuanya?” tanya Ariel mencari tahu ke Roni.
“Sepertinya tidak. Pembantu rumah bilang kalau sebenarnya Azka sudah terlihat sakit sejak beberapa hari yang lalu, hingga pagi harinya tubuhnya panas sebelum akhirnya mengalami kejang-kejang,” imbuh Roni menyampaikan apa yang diketahui.
Entah kenapa Ariel bernapas lega karena setidaknya dia tak menjadi pemicu sakitnya anak Gagah. Namun, kondisi Azka sekarang juga mengingatkan Ariel kepada Abil. Gara-gara Meta yang sudah membuat kedua orangtuanya meninggal, kini Abil juga harus kekurangan kasih sayang di umurnya yang masih kecil. Hal itu membuat rasa iba dan sedih Ariel berbalik menjadi rasa benci.
“Di mana anak Mas Gagah dirawat?” tanya Ariel kemudian.
Terdengar hening sesaat, sebelum kemudian Roni balik bertanya, “Kamu mau apa?”
“Tentu saja membuat Meta kesal,” jawab Ariel dengan seringai di wajah.
“Kamu tidak berniat membalasnya pada Azka, ‘kan?” tanya Roni curiga.
Ariel tertawa mendengar pertanyaan Roni, sebelum kemudian menjawab, “Mana mungkin. Untuk apa aku membalas dendam pada anaknya. Aku hanya ingin berkunjung, lalu membuat Meta naik darah. Itu saja.”
Roni pun percaya pada ucapan Ariel, lagipula dia tahu betul bagaimana Ariel. Roni pun akhirnya memberitahu di mana rumah sakit tempat Azka dirawat, beserta dengan nomor kamarnya.
***
Ariel benar-benar datang ke rumah sakit, dia sengaja menjenguk dengan tujuan membuat Meta kesal. Saat Ariel hampir sampai di kamar tempat Azka dirawat, dia melihat Meta yang keluar dari kamar dengan ponsel menempel di telinga.
Wanita itu sepertinya keluar kamar karena mendapatkan panggilan, terlihat Meta menutup pintu kemudian berjalan ke arah berlawanan dari Ariel datang, hingga tak mengetahui jika selingkuhan sang suaminya itu berada di sana. Tentu saja hal ini menguntungkan Ariel, saat Meta berjalan sedikit menjauh dari pintu, Ariel pun langsung masuk tanpa sepengetahuan wanita itu.
Ariel pun masuk ke ruang inap Azka, hingga melihat bocah itu duduk sambil memegang sebuah buku di tangan.
Azka mengerutkan dahi melihat Ariel masuk ke ruangannya, ditatapnya gadis yang masih sangat muda itu, tentu saja umur Ariel sangat jauh dari umur kedua orangtunya.
“Kakak siapa?” tanya Azka.
Ariel tersenyum hangat, lantas berjalan mendekat ke arah ranjang Azka. Dia langsung duduk di kursi yang terdapat di samping ranjang bocah itu tanpa dipersilakan. Azka masih terus menatap, bingung karena merasa tak mengenal dan tak pernah melihat Ariel sebelumnya.
“Halo, aku Ariel. Aku teman Papamu.” Ariel pun memperkenalkan diri sebagai teman Gagah.
Azka tersenyum melihat Ariel yang tampak begitu ramah dan baik. Hingga dia pun ikut memperkenalkan dirinya.
“Aku Azka.” Azka tampak menyukai Ariel karena gadis itu menatapnya lembut dan hangat.
“Aku tidak apa-apa ‘kan di sini? Sebenarnya aku datang karena mendengar kamu sakit,” ucap Ariel berpura-pura canggung.
“Tidak apa-apa. Aku malah senang ada temannya. Sejak tadi aku bosan karena hanya membaca buku, Mama sibuk menelepon sejak tadi tanpa henti,” balas Azka yang tiba-tiba merasa murung.
Azka merasa kesepian sejak tadi, meski ada mamanya di sana, tapi nyatanya Meta malah terus mengurus hal lain daripada dia, membuat Azka merasa terabaikan.
Ariel menyeringai kecil, mendengar keluhan bocah itu tentu mendatangkan ide di kepalanya. Ini adalah kesempatan bagus untuknya mengambil hati Azka, bocah itu kurang perhatian dan kasih sayang, kini Ariel bertekad memberikan kekurangan itu.
“Tenang saja, sekarang ‘kan ada Kakak. Kakak akan di sini bersamamu, mendengar semua ceritamu juga. Bagaimana?” tanya Ariel mulai mencoba mengambil hati putra Gagah dan Meta itu.
Azka tampak senang hingga tersenyum lebar, dia mengangguk dengan cepat karena senang pada akhirnya ada yang mau mendengar serta mengerti dirinya.
Ariel pun mengajak Azka berbincang, dari bertanya keseharian bocah itu, sampai apa saja kesukaan Azka. anak itu terlihat sangat senang, diperhatikan serta dipedulikan adalah keinginnya sejak lama. Azka tak ingin menuntut banyak hal dari orangtunya, dia hanya butuh cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Meta baru saja selesai dengan panggilan yang diterimanya. Dia pun kembali ke kamar Azka, hingga sangat terkejut melihat siapa yang berada di kamar putranya itu.
Meta begitu murka melihat Ariel di sana, merasa jika simpanan suaminya itu terlalu berani sampai menemui putranya. Dia lantas berjalan cepat ke arah Ariel yang sedang bercanda dengan Azka, hingga menarik kasar tangan Ariel sampai gadis itu terkejut.
Ariel menoleh Meta, ditatapnya wanita itu yang sudah berwajah merah padam menahan amarah.
Azka pun ikut terkejut, dia bingung kenapa sang mama sangat kasar kepada Ariel yang dianggapnya sangat baik dan ramah.
“Ma ….” Azka ingin mengatakan sesuatu, tapi urung saat melihat Meta yang menarik paksa Ariel berdiri.
Meta menggelandang Ariel keluar dari kamar Azka, wanita itu bertekad tidaak akan membiarkan simpanan suaminya itu berada dekat dengan putranya.
“Dasar wanita tak tahu diri! Maksudmu apa mendatangi putraku, hah?” Meta bicara dengan nada membentak, suaranya begitu keras hingga menggema di koridor.
“Tidak ada maksud apa-apa,” jawab Ariel santai, satu tangan mengusap lengan satunya yang terasa panas karena ditarik Meta. “Aku dengar anak Mas Gagah sakit, jadi aku ke sini untuk menjenguk.” Ariel masih terlihat santai meski Meta sudah pasang badan untuk berkelahi dengannya.
Meta begitu geram, kedua tangannya sudah siap meremas mulut Ariel yang baginya tengah mengejek. Dia semakin marah saat mendengar Ariel memanggil nama suaminya dengan sebutan ‘Mas’, membuatnya tak terima karena Ariel menyebut dengan nada mesra.
Ariel memperhatikan ekspresi wajah Meta yang memendam murka, hingga dengan percaya dirinya Ariel berkata, “Anak Mas Gagah sudah aku anggap anakku juga, jadi bersiaplah kehilangan mereka, karena aku akan merebut Mas Gagah dan Azka darimu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Nila Lutfiyah
ini serasa nonton film horor. padahal cerita nya yg serem
2022-10-31
3
ᎥᎥͷ ᎥͷɗᏒⅈᎯͷⅈ💜E𝆯⃟🚀HIAT
ya ampun Ariel berani banget sich mancing amarah singa betina mana ditempat umum pula 🤭
2022-09-03
4
Daisy HilVi
hhhmm mari kita pantau
2022-08-29
4