Bab 20 : Akan Kurebut

Ariel sedang duduk di sofa setelah mandi sore. Ia seharian hanya di apartemen karena tidak ada kelas hari itu. Ariel menatap ponselnya sejak pagi, menunggu Gagah yang sejak kemarin belum menghubungi sama sekali.

“Apa dia sibuk?” Ariel bertanya-tanya dalam hati. Bibirnya mengerucut, menatap ponsel yang tak kunjung memperdengarkan bunyi notifikasi.

Ariel ingin sekali menghubungi Gagah terlebih dahulu, tapi dia takut jika sampai Meta yang menjawab. Gadis itu pun akhirnya memilih menunggu, hingga Roni tiba-tiba menghubungi.

“Halo Om.” Ariel menjawab panggilan itu dengan tergesa.

“Kamu di mana?” tanya Roni saat mendengar suara sang keponakan.

“Aku seharian di apartemen karena tidak ada kuliah,” jawab Ariel dengan suara malas.

“Ohh … aku hanya ingin menyampaikan pesan dari Pak Gagah, dia tidak bisa ke sana karena Azka masuk rumah sakit. Pagi ini dia harus bekerja dan kemungkinan sore juga kembali ke rumah sakit,” ucap Roni dari seberang panggilan.

“Anaknya sakit?” tanya Ariel yang terkejut. Ia kemudian berpikir apakah anak Gagah sakit karena melihat pertengkaran kedua orangtuanya, Ariel yakin jika Meta pasti mengajak Gagah bertengkar saat pria itu kembali ke rumah.

Ariel menjadi merasa bersalah jika benar kalau anak Gagah sakit karena pertengkaran yang dipicu olehnya, dia hanya tak tega jika anak menjadi korban kurangnya kasih sayang orangtua sebab orang-orang dewasa itu hanya memikirkan keegoisannya sendiri.

“Apa anak Mas Gagah sakit karena pertengkaran orangtuanya?” tanya Ariel mencari tahu ke Roni.

“Sepertinya tidak. Pembantu rumah bilang kalau sebenarnya Azka sudah terlihat sakit sejak beberapa hari yang lalu, hingga pagi harinya tubuhnya panas sebelum akhirnya mengalami kejang-kejang,” imbuh Roni menyampaikan apa yang diketahui.

Entah kenapa Ariel bernapas lega karena setidaknya dia tak menjadi pemicu sakitnya anak Gagah. Namun, kondisi Azka sekarang juga mengingatkan Ariel kepada Abil. Gara-gara Meta yang sudah membuat kedua orangtuanya meninggal, kini Abil juga harus kekurangan kasih sayang di umurnya yang masih kecil. Hal itu membuat rasa iba dan sedih Ariel berbalik menjadi rasa benci.

“Di mana anak Mas Gagah dirawat?” tanya Ariel kemudian.

Terdengar hening sesaat, sebelum kemudian Roni balik bertanya, “Kamu mau apa?”

“Tentu saja membuat Meta kesal,” jawab Ariel dengan seringai di wajah.

“Kamu tidak berniat membalasnya pada Azka, ‘kan?” tanya Roni curiga.

Ariel tertawa mendengar pertanyaan Roni, sebelum kemudian menjawab, “Mana mungkin. Untuk apa aku membalas dendam pada anaknya. Aku hanya ingin berkunjung, lalu membuat Meta naik darah. Itu saja.”

Roni pun percaya pada ucapan Ariel, lagipula dia tahu betul bagaimana Ariel. Roni pun akhirnya memberitahu di mana rumah sakit tempat Azka dirawat, beserta dengan nomor kamarnya.

***

Ariel benar-benar datang ke rumah sakit, dia sengaja menjenguk dengan tujuan membuat Meta kesal. Saat Ariel hampir sampai di kamar tempat Azka dirawat, dia melihat Meta yang keluar dari kamar dengan ponsel menempel di telinga.

Wanita itu sepertinya keluar kamar karena mendapatkan panggilan, terlihat Meta menutup pintu kemudian berjalan ke arah berlawanan dari Ariel datang, hingga tak mengetahui jika selingkuhan sang suaminya itu berada di sana. Tentu saja hal ini menguntungkan Ariel, saat Meta berjalan sedikit menjauh dari pintu, Ariel pun langsung masuk tanpa sepengetahuan wanita itu.

Ariel pun masuk ke ruang inap Azka, hingga melihat bocah itu duduk sambil memegang sebuah buku di tangan.

Azka mengerutkan dahi melihat Ariel masuk ke ruangannya, ditatapnya gadis yang masih sangat muda itu, tentu saja umur Ariel sangat jauh dari umur kedua orangtunya.

“Kakak siapa?” tanya Azka.

Ariel tersenyum hangat, lantas berjalan mendekat ke arah ranjang Azka. Dia langsung duduk di kursi yang terdapat di samping ranjang bocah itu tanpa dipersilakan. Azka masih terus menatap, bingung karena merasa tak mengenal dan tak pernah melihat Ariel sebelumnya.

“Halo, aku Ariel. Aku teman Papamu.” Ariel pun memperkenalkan diri sebagai teman Gagah.

Azka tersenyum melihat Ariel yang tampak begitu ramah dan baik. Hingga dia pun ikut memperkenalkan dirinya.

“Aku Azka.” Azka tampak menyukai Ariel karena gadis itu menatapnya lembut dan hangat.

“Aku tidak apa-apa ‘kan di sini? Sebenarnya aku datang karena mendengar kamu sakit,” ucap Ariel berpura-pura canggung.

“Tidak apa-apa. Aku malah senang ada temannya. Sejak tadi aku bosan karena hanya membaca buku, Mama sibuk menelepon sejak tadi tanpa henti,” balas Azka yang tiba-tiba merasa murung.

Azka merasa kesepian sejak tadi, meski ada mamanya di sana, tapi nyatanya Meta malah terus mengurus hal lain daripada dia, membuat Azka merasa terabaikan.

Ariel menyeringai kecil, mendengar keluhan bocah itu tentu mendatangkan ide di kepalanya. Ini adalah kesempatan bagus untuknya mengambil hati Azka, bocah itu kurang perhatian dan kasih sayang, kini Ariel bertekad memberikan kekurangan itu.

“Tenang saja, sekarang ‘kan ada Kakak. Kakak akan di sini bersamamu, mendengar semua ceritamu juga. Bagaimana?” tanya Ariel mulai mencoba mengambil hati putra Gagah dan Meta itu.

Azka tampak senang hingga tersenyum lebar, dia mengangguk dengan cepat karena senang pada akhirnya ada yang mau mendengar serta mengerti dirinya.

Ariel pun mengajak Azka berbincang, dari bertanya keseharian bocah itu, sampai apa saja kesukaan Azka. anak itu terlihat sangat senang, diperhatikan serta dipedulikan adalah keinginnya sejak lama. Azka tak ingin menuntut banyak hal dari orangtunya, dia hanya butuh cinta, kasih sayang, dan perhatian.

Meta baru saja selesai dengan panggilan yang diterimanya. Dia pun kembali ke kamar Azka, hingga sangat terkejut melihat siapa yang berada di kamar putranya itu.

Meta begitu murka melihat Ariel di sana, merasa jika simpanan suaminya itu terlalu berani sampai menemui putranya. Dia lantas berjalan cepat ke arah Ariel yang sedang bercanda dengan Azka, hingga menarik kasar tangan Ariel sampai gadis itu terkejut.

Ariel menoleh Meta, ditatapnya wanita itu yang sudah berwajah merah padam menahan amarah.

Azka pun ikut terkejut, dia bingung kenapa sang mama sangat kasar kepada Ariel yang dianggapnya sangat baik dan ramah.

“Ma ….” Azka ingin mengatakan sesuatu, tapi urung saat melihat Meta yang menarik paksa Ariel berdiri.

Meta menggelandang Ariel keluar dari kamar Azka, wanita itu bertekad tidaak akan membiarkan simpanan suaminya itu berada dekat dengan putranya.

“Dasar wanita tak tahu diri! Maksudmu apa mendatangi putraku, hah?” Meta bicara dengan nada membentak, suaranya begitu keras hingga menggema di koridor.

“Tidak ada maksud apa-apa,” jawab Ariel santai, satu tangan mengusap lengan satunya yang terasa panas karena ditarik Meta. “Aku dengar anak Mas Gagah sakit, jadi aku ke sini untuk menjenguk.” Ariel masih terlihat santai meski Meta sudah pasang badan untuk berkelahi dengannya.

Meta begitu geram, kedua tangannya sudah siap meremas mulut Ariel yang baginya tengah mengejek. Dia semakin marah saat mendengar Ariel memanggil nama suaminya dengan sebutan ‘Mas’, membuatnya tak terima karena Ariel menyebut dengan nada mesra.

Ariel memperhatikan ekspresi wajah Meta yang memendam murka, hingga dengan percaya dirinya Ariel berkata, “Anak Mas Gagah sudah aku anggap anakku juga, jadi bersiaplah kehilangan mereka, karena aku akan merebut Mas Gagah dan Azka darimu.”

Terpopuler

Comments

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

ini serasa nonton film horor. padahal cerita nya yg serem

2022-10-31

3

ᎥᎥͷ ᎥͷɗᏒⅈᎯͷⅈ💜E𝆯⃟🚀HIAT

ᎥᎥͷ ᎥͷɗᏒⅈᎯͷⅈ💜E𝆯⃟🚀HIAT

ya ampun Ariel berani banget sich mancing amarah singa betina mana ditempat umum pula 🤭

2022-09-03

4

Daisy HilVi

Daisy HilVi

hhhmm mari kita pantau

2022-08-29

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!