Bab 19 : Ego Yang Besar

Hari berikutnya Gagah memilih pulang ke rumah. Namun, tetap saja hanya sebuah amarah yang selalu menyambut kedatangannya, bukan sebuah sapaan hangat yang mampu membuatnya ingin tinggal berlama-lama.

“Kamu dari mana, hah? Tidur dengan wanita murahan itu lagi!” sembur Meta ketika melihat Gagah baru saja masuk kamar. “Apa kamu pikir aku tidak tahu dengan yang kamu lakukan di belakangku?” Meta kembali membentak, bicara dengan nada suara yang begitu tinggi.

“Apa kamu tidak bisa membiarkan aku tenang sebentar saja?” tanya Gagah sambil menarik kasar dasinya. “Jika pun kamu tahu, lalu apa maumu?”

Meta membuang napas dengan mulut, dia seolah sedang mengejek suaminya karena bertingkah tak bersalah, meski sudah ketahuan berselingkuh di belakangnya. Gagah terlihat begitu tenang, hal itu malah membuat Meta semakin geram.

“Kamu sudah ketahuan berselingkuh! tapi tidak mencoba mengelak atau membela diri. Kamu dan wanita itu sama-sama tak tahu diri!” bentak Meta, bahkan menarik lengan Gagah agar mau berhadapan dengannya saat pria itu hendak berjalan ke ruang ganti.

Gagah begitu geram mendengar semua bentakkan Meta, belum lagi istrinya itu sangat bersikap kasar. Meta selalu saja mendahulukan ego dan tak pernah memikirkan orang lain.

“Lalu bagaimana denganmu? Apa tindakanmu kemarin benar? Apa kamu pikir jika ada yang melihatmu tidak akan menghancurkan reputasimu sendiri?” Gagah melawan ucapan Meta. Ditatapnya Meta tak kalah tajam, berharap wanita itu bisa menurunkan sedikit emosi ketika berbicara dengannya.

Meta sangat terkejut mendengar ucapan Gagah, secara sadar pria itu mengakui jika berselingkuh dan semalam bersama sang selingkuhan, mungkin saja gadis yang dulu dia tahu bekerja sebagai tukang bersih-bersih di panti sudah mengadu kepada Gagah atas perbuatannya kemarin. Meta tidak tahu jika Roni lah sudah mengadukannya sebelum Ariel bercerita.

“Apa perbuatanku salah, hah? Aku hanya mencoba mempertahankan apa yang menjadi hakku! Kamu itu suamiku, sudah seharusnya aku marah jika ada wanita lain yang menggodamu!” Meta mencoba membela diri.

Gagah semakin geram karena Meta tak merasa bersalah sedikit pun karena telah menganiaya Ariel, bahkan terkesan jika semua tindakan yang dilakukannya benar.

“Ingat! Ingat ucapanku!” Meta bicara sambil menunjuk wajah Gagah, tatapannya menampakkan kemarahan yang berapi-api.

“Jika sampai perselingkuhanmu tersebar ke publik, lantas reputasimu jadi buruk, maka aku tidak akan tinggal diam! Catat itu! aku tidak akan pernah tinggal diam!” ancam Meta dengan mata berkilat, wajahnya begitu bengis, seolah tak sadar jika yang diajaknya bicara adalah sang suami.

Gagah tak menyangka Meta akan sampai bicara dan mengancam sambil menunjuk wajahnya, sungguh pria itu merasa harga dirinya benar-benar dijatuhkan oleh Meta. Istrinya itu sepertinya memang takkan pernah menganggap dia sebagai suami dan kepala keluarga yang pantas dihormati di rumah itu.

Saat Gagah ingin kembali membalas ancaman Meta, suara ketukan pintu kamar terdengar, pembantu rumahnya bahkan berani membuka dan tampak berdiri di ambang pintu dengan wajah panik. Gagah dan Meta menatap pembantu mereka itu dengan dahi berkerut.

“Itu … maaf Pak, Bu. Mas Azka panas dan kejang.” Pembantu rumah Gagah bicara sambil menunjuk ke arah kamar Azka, wajahnya sangat panik dan ketakutan, bahkan dia meremas celemek yang melekat di tubuh.

“Apa?” Gagah dan Meta terkejut bersamaan.

Keduanya dan sang pembantu langsung berlari ke kamar Azka, mereka melihat bocah itu kejang di atas tempat tidur.

“Azka!” teriak Meta panik sambil mendekat ke arah ranjang putranya bersama Gagah.

Tanpa pikir panjang, Gagah langsung menggendong Azka dan berjalan cepat keluar dari kamar. Dia begitu panik dan takut, bahkan suaranya memanggil Roni untuk menyiapkan mobil terdengar begitu menggelegar.

“Roni! Siapkan mobil! Kita ke rumah sakit!”

Meta menangis melihat putranya seperti itu, dia berjalan di samping Gagah dengan sesekali menatap Azka yang berada di gendongan sang suami.

“Ya Pak!” Roni membalas panggilan Gagah, lantas menyalakan mesin dan membawa mobil hingga ke depan teras rumah.

Meta masuk terlebih dahulu, lantas Gagah meletakkan tubuh Azka ke pangkuan istrinya itu sebelum kemudian ikut masuk dan meminta Roni untuk segera membawa mereka ke rumah sakit.

Meta mengusap wajah Azka, bisa dirasakannya kulit putranya yang begitu panas. Roni sendiri melajukan mobil dengan kecepatan lumayan tinggi karena melihat kondisi Azka yang kurang baik.

***

Saat sampai di rumah sakit, Azka pun langsung mendapat pertolongan. Hingga akhirnya kini bocah itu dirawat untuk observasi lebih lanjut.

Meta duduk terdiam menatap sang putra, matanya merah dan wajahnya basah karena menangis sejak membawa anak itu dari rumah hingga mendapatkan penanganan medis.

Gagah sendiri berdiri di sisi yang berlawanan dengan Meta. Dia juga terus menatap Azka yang sedang tidur, tapi mengabaikan Meta meski istrinya itu begitu sedih.

“Aku ibu yang buruk untuk Azka, aku menyesal karena selama ini kurang memberinya perhatian.” Meta tiba-tiba mengungkap rasa bersalahnya, memecah keheningan yang sudah tercipta sejak Azka dipindah ke ruangan itu.

Gagah menghela napas berat, dirinya pun merasakan hal yang sama. Hanya saja Gagah kurang perhatian karena dirinya dituntut melakukan banyak pekerjaan.

“Kita orangtua yang buruk untuknya,” ucap Meta lagi, lantas menyeka air mata yang menetes.

“Kita buruk karena kamu selalu mendominasi.”

Meski Gagah merasa bersalah karena kurang perhatian pada Azka, tapi dirinya juga kesal kepada Meta yang telah menganiaya Ariel. Hingga dirinya melimpahkan kesalahan yang terjadi kepada sang istri.

Meta terkejut mendengar ucapan Gagah, dia menatap pria itu dengan rasa tak percaya karena Gagah seolah ingin mengajaknya bertengkar meski tahu kondisi saat ini.

“Apa kamu harus membahasnya sekarang? Semua yang aku lakukan juga demi keluarga kita! Jangan mengajakku bertengkar sekarang!” Meta kesal karena Gagah tak menenangkan perasaannya yang sedang kalut dan sedih, tapi malah menambah beban dengan ucapan pria itu yang jelas memojokkan.

Gagah tersenyum miring dan membuang napas dengan mulut. “Demi keluarga? Itu hanya demi dirimu,” gumam Gagah dalam hati. Dia memalingkan wajah karena tak ingin melihat Meta yang membuatnya semakin kesal.

Meski mereka kini sama-sama mencemaskan kondisi Azka, tapi Gagah masih kesal karena Meta yang telah membuat Ariel terluka. Gagah takkan pernah memaafkan Meta karena perbuatan wanita itu.

Meta memilih diam, meski rasanya ingin marah tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mengajak Gagah berdebat, mengingat putranya sedang dalam kondisi tidak baik.

Keduanya akhirnya sama-sama diam, menanti sampai Azka sadar. Tak ada kedekatan atau kekompakan dalam mengurus anak sakit di antara keduanya, hanya ada keheningan yang tercipta di ruangan itu. Mereka masih bertahan dengan ego masing-masing.

Terpopuler

Comments

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

anak selalu jadi korban

2022-10-31

2

SEPTi

SEPTi

cerai aja kenapa si

2022-09-23

2

ᎥᎥͷ ᎥͷɗᏒⅈᎯͷⅈ💜E𝆯⃟🚀HIAT

ᎥᎥͷ ᎥͷɗᏒⅈᎯͷⅈ💜E𝆯⃟🚀HIAT

kalo sudah seperti ini tetap anaklah yg jadi korbannya atas rumah tangga yg tak harmonis 😔😔😔

2022-09-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!