Bab 18 : Bagaimana Melawan?

Berapa menit yang lalu Gagah sedang bersama beberapa pendukungnya di sebuah acara makan siang, mereka berbincang dan membahas rencana Gagah jika menang dalam pemilihan wali kota.

Namun, saat hendak menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh pendukungnya. Ponsel Gagah berdering dan melihat nama Roni terpampang di sana.

“Saya permisi sebentar,” ucap Gagah meminta izin untuk mengangkat panggilan itu. Ia pun berjalan sedikit menjauh ke arah jendela, lantas menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan dari Roni.

“Halo, ada apa?” tanya Gagah begitu panggilan itu dijawab. Hingga dia mengerutkan dahi mendengar suara panik Roni.

“Gawat apanya?” tanyanya lagi, kini Gagah juga ikut panik. Dia mendengarkan apa yang disampaikan oleh Roni hingga bola matanya membulat sempurna.

“Apa?” Suara Gagah meledak mendengar cerita Roni, hingga tanpa sadar keterkejutannya itu membuat pendukungnya menatap ke arahnya bingung.

Gagah mengakhiri panggilan, tanpa berpikir lagi dia lantas berpamitan pada orang-orang yang ada di sana, dia memberi alasan jika ada hal penting yang terjadi. Gagah seharusnya mencari muka untuk menambah dukungan, tapi mendengar Ariel yang didatangi Meta bahkan mendapatkan penganiayaan, membuatnya tak lagi peduli dan seolah mengabaikan segalanya.

***

Gagah tak peduli dan tak sabar menunggu Roni menjemputnya, dia memilih meminjam mobil salah satu tim suksesnya. Pria itu melajukan mobil secepat mungkin menuju apartemen Ariel, begitu sampai Gagah langsung berlari keluar meski pintu lift belum sepenuhnya terbuka.

Pria itu masuk dan mendapati Ariel sedang duduk di sofa sambil memeluk kedua kaki. Gadis itu memang duduk di sana sejak Meta dan Roni pergi. Ariel termenung sambil memeluk kedua kakinya yang ditekuk lalu menumpukan dagunya pada lutut. Dia menangis tapi air mata itu bukanlah sandiwara, dia benar-benar sedih karena harus mengalami kejadian ini. Meratapi diri karena harus sampai sejauh ini hanya untuk balas dendam.

Namun, meski begitu Ariel pun berjanji jika kesedihannya harus dibayar tunai oleh Meta. Keinginan untuk menghancurkan wanita itu kini semakin besar merongrong dadanya.

“Riel,” panggil Gagah karena Ariel seolah tak menyadari kedatangannya.

Ariel menoleh, melihat Gagah di sana dan memandang sendu ke arahnya, membuat gadis itu semakin menangis. Ariel tergugu dengan linangan air mata yang membasahi pipi.

Gagah terkejut melihat istri mudanya menangis sampai seperti itu, hingga mendekat dengan cepat dan langsung duduk di sebelahnya. Gagah merengkuh tubuh Ariel yang bergetar karena rasa takut ke dalam pelukan. Ariel menyandarkan kepala di dada Gagah, merasakan hangat pelukan pria itu. Dan entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa lega.

“Apa Meta yang melakukan ini?” tanya Gagah, satu tangan mengusap lembut punggung sang istri untuk menenangkan.

Ariel tak mengeluarkan suara, dia hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Gagah. Ariel sesenggukan, dia memang menangis tapi masih ditahan dan saat Gagah datang entah kenapa dia ingin menumpahkan semuanya.

Gagah geram mengetahui perbuatan Meta yang seperti ini, apalagi wanita itu sudah membuat wajah Ariel sampai lebam dan memar. Saat Ariel sedikit tenang, Gagah mengambil es dari lemari pendingin, kemudian menggunakan washlap untuk mengompres lebam di wajah gadis itu agar tidak semakin membengkak.

“Apa kamu hanya diam saja saat dia memukulmu?” tanya Gagah dengan tangan sibuk mengompres pipi sang istri siri.

“Iya Mas,” jawab Ariel dengan mata terpejam, merasakan dingin menyentuh pipinya yang terasa panas. “Memangnya aku bisa apa? Bukankah aku akan terlihat semakin buruk jika membalasnya? Aku ini wanita rendahan yang sudah menggoda suami orang, Mas. Bagaimana bisa aku melawan yang akan membuatku semakin terlihat buruk di mata orang lain.”

Ariel sengaja menyebut dirinya sendiri seperti itu, tentu saja tujuannya untuk mengadu kepada Gagah soal Meta yang mengatainya rendahan.

“Siapa yang bilang kamu rendahan, hem...?” tanya Gagah. Tangannya sampai berhenti bergerak mengompres pipi.

Ariel pura-pura diam, mengatupkan bibir seolah tak berani bicara lagi. Dia hanya menunggu Gagah menyebutkan sendiri nama Meta.

“Apa Meta yang mengatakan itu?” tanya Gagah menebak sepert yang Ariel harapkan.

Rencana gadis itu berhasil, dia tak perlu mengadu karena Gagah sendiri lah yang menuduh istrinya. Ariel lantas mengangguk lemah, bersikap seolah benar-benar paling tersakiti untuk semakin mengambil simpati sang suami.

Gagah begitu geram, semakin membenci Meta karena sikap dan ucapan istrinya yang begitu menyakiti hati.

“Kamu tenang saja! setelah pemilihan berakhir, aku akan benar-benar mengakhiri hubungan kami,” ucap Gagah mencoba menenangkan perasaan Ariel, tangannya kembali mengompres wajah gadis itu. “Aku juga sudah muak hidup dengannya, setiap hari hanya diatur dan terus ditekan, diminta melakukan sesuatu yang dia kehendaki dan bukan kehendakku,” imbuhnya yang geram.

Ariel menatap Gagah dengan mata sendu, padahal di dalam hatinya dia merasa begitu puas karena bisa memprovokasi pria itu. Apalagi Gagah tampak tak memedulikan sama sekali anak dan istrinya. Ariel jemawa bahwa rencana balas dendamnya akan semakin terbuka lebar.

“Kamu percaya dan mau menunggu, ‘kan?” tanya Gagah yang takut jika Ariel pergi karena perbuatan Meta.

Ariel menganggukkan kepala manja, lantas memeluk pria itu dengan mesra.

“Aku selalu percaya pada Mas Gagah. Aku akan menunggu Mas sampai benar-benar berpisah dengan wanita itu,” jawab Ariel dengan senyum seringai yang tak bisa dilihat oleh Gagah dalam posisinya sekarang.

Gagah senang mendengar jawaban Ariel, hingga mengusap lembut rambut gadis itu sebelum mendaratkan kecupan di pucuk kepala.

Kedua bola mata Ariel menyorot tajam, sikap Gagah sekarang ini semakin membuatnya ingin menjerat pria itu, agar tak ada kesempatan bagi Meta untuk membawa Gagah kembali ke dalam pelukannya.

***

Malam pun tiba, Meta terlihat gelisah di dalam kamar.Dia tampak berjalan mondar-mandir sejak tadi, sesekali berhenti dan menengok ke arah pintu, sayangnya dia harus kecewa karena orang yang ditunggu tak kunjung datang.

Ya, siapa lagi kalau bukan Gagah, tentu saja Meta ingin marah karena pria itu terbukti memiliki simpanan wanita yang lebih muda dan tentunya lebih cantik dari dirinya.

“Sial! Apa dia ke sana? Apa dia ke rumah wanita rendahan itu?”

Meta benar-benar gelisah, hatinya bergemuruh membayangkan Gagah di sana sedang berduaan dengan Ariel.

“Tidak bisa! Aku tidak boleh membiarkan ini!” Meta meremas rambutnya, benar-benar stres dengan hal yang dihadapinya sekarang.

Meta ingin datang lagi dan melabrak Ariel. Namun, dia juga masih memikirkan reputasi dan nama baik. Jika dirinya datang ke sana, lantas ada Gagah dan mereka bertengkar di sana, bukankah itu akan menarik perhatian banyak orang, bisa jadi orang-orang itu akan menjadikan pertengkaran mereka sebagai bahan gosip, kemudian nama baik Gagah akan menjadi buruk dan pastinya masyarakat akan tak menyukai serta tak mau memilih Gagah sebagai wali kota, jika kelakuan suaminya yang berselingkuh terbongkar ke publik.

“Tidak! Aku pun tidak bisa membiarkan pemilihan ini gagal!” Meta mencoba menepis pikiran negatif di kepala.

“Sialan!” Meta mengamuk seperti orang gila, semakin murka kepada Gagah karena pria itu tak pulang dan malah bersama selingkuhannya.

Terpopuler

Comments

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

si gagah asik dgn si Ariel meeettt

2022-10-31

2

Siti Rohaemy

Siti Rohaemy

si meta mulai streeeezzzz...🤣🤣🤣👍👍

2022-10-31

1

dewi

dewi

lanjuuuut

2022-10-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!