Karena sudah mendapatkan alamat apartemen yang Gagah datangi dari Roni. Hari berikutnya Meta benar-benar mendatangi apartemen. Tak main-main Roni juga memberitahu nomor unit yang ditinggali Ariel, tentu saja Meta datang karena ingin tahu siapa yang sebenarnya didatangi oleh suaminya.
Meta datang dengan amarah berapi-api, hatinya bergemuruh karena rasa kesal. Akibat seseorang yang didatangi Gagah, dia dan suaminya harus bertengkar setiap hari. Sebenarnya semua juga berawal dari dirinya yang mudah terpancing amarah, hingga membuat Gagah akhirnya geram.
Kini Meta sudah berada di depan unit apartemen Ariel, dia langsung menekan bel berulangkali. Wanita itu tak sabar ingin melihat dan mengetahui siapa yang tinggal di sana.
Ariel yang saat itu memang sedang berada di apartemen sudah menduga jika yang datang pasti Meta. Dia pun sudah menyiapkan hati, lantas berjalan ke arah pintu dan membuka. Ariel melihat Meta yang kini berdiri di hadapannya.
“Maaf, cari siapa?” tanya Ariel berpura-pura tidak tahu.
Meta cukup terkejut melihat Ariel, dia ingat kalau gadis itu adalah tukang bersih-bersih di panti yang pernah didatanginya dan Gagah.
“Oh … jadi kamu!” Meta langsung mendorong dan menerobos masuk ke apartemen.
Mengetahui status Ariel sebelumnya, membuat Meta semakin yakin jika Ariel menggoda suaminya, hingga diberi kemewahan dan kini tinggal di sana. Meta berpikir mana mungkin gadis miskin seperti Ariel bisa tinggal di apartemen semewah itu.
Ariel sengaja tak melawan, bahkan saat Meta mendorongnya gadis itu hanya diam, hingga dia jatuh ke lantai.
Meta begitu marah dan geram karena Gagah memiliki simpanan gadis yang jelas lebih muda dan cantik darinya. Dia lantas berjongkok dan menampar Ariel yang berada di lantai, geram dan mencoba meluapkan kekesalannya pada gadis itu.
Ariel masih diam, eskpresi wajahnya datar dan tak menunjukkan rasa sakit atau marah. Padahal dalam hatinya dia menahan rasa sakit teramat dalam. Ingin rasanya dia membalas perlakuan Meta, tapi memilih diam karena tentu saja memiliki rencana lain di balik semua ini.
Meta semakin geram karena Ariel hanya diam, lantas menjambak rambut gadis itu, menarik begitu kuat hingga membuat Ariel mendongak dan memejamkan mata, merasakan perih di kulit kepala.
“Sialan! Dasar wanita murahan! Beraninya kamu menggoda suamiku, hah!” bentak Meta dengan terus menarik rambut Ariel.
Di sisi lain. Roni baru sampai dan melihat adegan Meta yang tengah menganiaya Ariel. Dia panik ketika melihat Ariel yang seolah pasrah, lantas mencoba melerai dengan menarik tangan Meta untuk menjauhkan wanita itu dari Ariel.
“Sabar, Bu!” Roni mencoba melepas Meta dari Ariel.
Meta terkejut melihat Roni di sana, tapi hanya menyangka jika pria itu di sana karena membuntuti dirinya.
“Lepas! Jangan mencegahku!” Meta berusaha menyingkirkan tangan Roni dari lengannya. Satu tangan masih terus menarik rambut Ariel dan semakin kuat.
“Bu, jangan begini!” Roni masih berusaha melerai.
“Lepas, Ron! Akan aku hancurkan wanita rendahan ini!” amuk Meta semakin geram.
Meta menepis tangan Roni dengan kasar, sebelum kemudian kembali menampar Ariel hingga beberapa kali.
Roni semakin miris melihat Ariel yang diam dan terus mendapatkan penganiayaan dari Meta, dia harus memikirkan cara untuk menghentikan kebrutalan istri Gagah.
“Dasar wanita rendahan! Kamu hanya akan menjadi batu sandungan untuk karier dan hidup Gagah! Dasar tak tahu diri! Aku bunuh kamu!” amuk Meta sambil terus menjambak dengan sesekali menampar.
Ariel masih diam menerima setiap perlakuan dari Meta, bahkan wajahnya kini sudah memar di kanan dan kiri karena tamparan Meta yang bertubi.
Roni kembali mencoba melerai, menarik kedua lengan Meta hingga tangan wanita itu terlepas dari rambut Ariel. Dia lantas menjauhkan Meta.
“Lepas, Ron! Aku belum puas memberinya pelajaran!” sembur Meta dengan wajah beringas, kedua telapak tangannya bergerak seolah siap mencakar dan menghancurkan wajah Ariel.
“Bu, Anda harus tenang. Bagaimana jika ada yang melihat Anda seperti sekarang? Apa pandangan mereka terhadap Anda?” Roni berbisik mencoba membujuk agar Meta mau berhenti menganiaya Ariel.
Emosi Meta sedikit mereda ketika mendengar ucapan Roni, tapi tatapannya masih tertuju ke arah Ariel dengan kobaran api penuh amarah.
Roni melihat Meta sedikit tenang, dia lega karena usaha menakut-nakuti wanita itu berhasil.
“Lebih baik kita segera pergi dari sini, Bu. Tinggalkan saja wanita itu,” bisik Roni kembali membujuk.
Meta masih geram dan sebenarnya belum puas menghajar Ariel, tapi demi menjaga nama baiknya, membuat Meta akhirnya memilih menuruti ucapan Roni untuk pergi dari sana. Dia pun melepas kedua tangan dari cengkraman tangan Roni yang menahannya, merapikan rambut dan mengatur emosinya dengan terus menatap Ariel.
“Ingat! Jika kamu berani merayu suamiku lagi, akan aku pastikan kamu mendapatkan balasan yang lebih dari ini!” ancam Meta, kemudian menendang kaki Ariel sebelum melangkah pergi.
Roni benar-benar miris melihat kondisi Ariel, tapi tentunya tidak bisa langsung membantu karena di sana ada Meta. Bantuan yang bisa diberikan hanyalah membuat Meta menjauh dari sang keponakan. Roni pun kemudian ikut pergi dari apartemen Ariel, jangan sampai Meta mencurigainya jika dia berlama-lama di sana.
Ariel masih terduduk di lantai, merasakan kedua pipi yang panas, belum lagi kulit kepala yang terasa begitu perih, rambutnya acak-acakan karena perbuatan Meta.
***
Roni mengekor pada Meta, kembali mengingatkan agar Meta tidak lagi gegabah dalam bertindak.
“Saya hanya takut ada yang melihat, dan nantinya membuat reputasi Anda dan Pak Gagah hancur, Bu.” Roni mencoba menakut-nakuti saat keduanya sampai di basement apartemen.
Meta mendesau frustasi dan mengguyar kasar rambut ke belakang, satu tangannya berkacak pinggang, lantas dia menoleh dan menatap Roni.
“Jangan katakan apa pun pada suamiku tentang kejadian ini!” perintah Meta.
Roni mengangguk tanda mengiakan perintah wanita itu.
“Sial! Wanita itu benar-benar membuat tekanan darahku naik!” umpat Meta kesal, lantas berjalan ke mobil untuk segera meninggalkan tempat itu.
Roni menyeringai melihat Meta yang tampak kesal, lantas kembali ke mobilnya dan kini sudah duduk di belakang kemudi. Setelah memastikan Meta pergi, Roni pun mengeluarkan ponsel dan mendial nomor Gagah.
“Pak, gawat!” Roni bicara seolah terkejut dengan hal yang terjadi.
“Gawat apanya?” tanya Gagah dari seberang panggilan.
“Itu, Bu Meta datang ke apartemen. Dia menghajar Ariel habis-habisan, saya juga tidak menduga kalau Bu Meta tahu tempat tinggal Ariel. Saat saya datang, Ariel sudah dalam kondisi sangat memprihatinkan. Maaf Pak karena saya kurang hati-hati hingga kecolongan, bahkan tidak tahu jika Bu Meta ternyata masih memata-matai kita,” ungkap Roni meyakinkan. Dia berpura panik dan terkejut juga dengan hal yang terjadi.
“Apa?” Kini suara Gagah terdengar meledak karena terkejut dan panik, hingga pria itu tiba-tiba mengakhiri panggilan begitu saja.
Roni menatap layar ponsel di mana panggilan itu telah berakhir, menyeringai sebelum kemudian terlihat begitu senang. Rencana yang disusun Ariel sepertinya berhasil, mereka semakin dekat dengan tujuan menghancurkan Meta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Nila Lutfiyah
serasa pengen jambak si metatolet
2022-10-31
2
Idku Nursaman
lanjut
2022-10-24
2
dewi
baru kali ini q dukung perselingkuhan... huuh gawat ni
2022-10-04
2