Bab 14 : Meta Curiga

Sore harinya Meta tampak duduk di belakang kemudi mobil yang berhenti di seberang jalan tempat Gagah bekerja. Dia terlihat sangat cemas dan takut jika dugaannya benar tentang Gagah yang berselingkuh. Meta tentunya tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi, dirinya harus mencari tahu dan melihat dengan matanya sendiri akan kebenaran hal ini. Wanita itu memantau dari jauh untuk memastikan. Dia berniat membuntuti Gagah saat suaminya itu keluar dari gedung.

Setengah jam kemudian saat mobil Gagah terlihat keluar melewati gerbang, Meta dengan sigap menyalakan mesin dan membuntuti mobil yang dikemudikan oleh Roni. Wanita itu mengambil jarak agak jauh agar tidak disadari oleh Gagah.

“Kamu ingin main-main di belakangku, jangan harap kamu bisa!” Meta begitu geram mengingat barang apa yang diberikan Roni padanya. Satu stel dalaman wanita yang membuat dia berujung berdebat dengan Gagah, dan membuatnya sangat yakin jika suaminya berselingkuh.

Meta terus membuntuti mobil Gagah, menjaga jarak tak terlalu dekat agar tidak ketahuan. Namun, siapa sangka ternyata Roni mengetahui keberadaan mobil Meta yang membuntuti mobil sang majikan.

“Sial! bahaya jika sampai Meta tahu kalau aku sering mengantar Gagah ke apartemen tanpa memberinya info. Bisa-bisa semua rencana yang sudah disusun Ariel akan berantakan,” gumam Roni sambil melirik kaca spion kanan, di mana sekelebat tampak mobil Meta yang membuntuti.

“Pak, kita sepertinya tak bisa melakukan apa yang kita rencanakan,” ucap Roni dengan mata sesekali mengawasi spion. Rencana yang dimaksud Roni adalah menukar mobil, berganti baju dan pergi ke apartemen Ariel.

“Kenapa?” tanya Gagah heran.

“Bu Meta sedang mengikuti kita, Pak.” Roni menjawab dengan masih terus waspada. “Sepertinya Bu Meta curiga pada Anda.”

Gagah terkejut mendengar jawaban Roni, dia hendak menoleh untuk melihat apakah yang disampaikan asistennya itu benar, tapi Roni lebih dulu mencegahnya dengan cepat.

“Jangan menoleh, Pak. Atau Bu Meta akan curiga jika melihat Anda menengok ke belakang,” ucap Roni

Gagah mengangguk paham, dia membuang muka ke arah jendela hingga tiba-tiba memiliki ide untuk mengelabui istrinya itu.

“Kita pergi ke Mall saja, biarkan kecurigaannya tak terbukti dan dia merasa bodoh sendiri!” perintah Gagah dengan senyum seringai di wajah.

Roni mengangguk lantas mengarahkan mobil menuju Mall terdekat di sana.

Sementara itu di dalam mobil, Meta mengerutkan dahi saat melihat mobil yang ditumpangi suaminya tiba-tiba saja berbelok.

“Mau ke mana mereka?” Meta bertanya-tanya dan tetap memacu mobilnya mengikuti, dia tidak akan melepaskan Gagah, wanita itu berniat memergoki dan mengamuk jika sampai benar Gagah menemui wanita lain.

Selang beberapa menit, mobil Gagah masuk ke area parkir Mall, begitu juga dengan mobil Meta. Wanita itu masih mengawasi Gagah yang turun dari mobil, dia memperhatikan dengan seksama ke mana suaminya itu pergi.

Setelah memastikan Gagah berjalan masuk ke Mall bersama Roni. Meta pun keluar dengan memakai kacamata hitam dan masker, agar keberadaannya tidak diketahui oleh orang lain.

Meta membuntuti Gagah, hingga melihat Gagah yang sedang dikerumuni oleh pendukungnya saat melihat pria itu datang ke Mall. Meta melihat dengan jelas suaminya bersikap ramah dan terus mengumbar senyum, dia ikut senang karena Gagah tak mengabaikan pendukungnya.

“Pak Gagah ke Mall mau ngapain, nih?” tanya salah satu pendukung.

Gagah terus mengulas senyum, ekor matanya bisa melihat Meta yang bersembunyi di belakang pendukungnya yang sedang berkerumun.

“Tentu saja untuk belanja,” jawab Gagah terus mempertahankan lengkungan manis di bibir meski wajahnya terasa kaku. “Aku ingin membelikan hadiah untuk istriku, jadi menyempatkan datang ke sini untuk membeli secara langsung,” imbuh Gagah yang tentu saja hanya melakukan pencitraan, serta meyakinkan jika pengintaian yang dilakukan Meta hanya akan sia-sia belaka.

“Wah … Anda ternyata sangat romantis dan perhatian ke istri Anda. Jadi pengen diperhatikan juga,” celetuk salah satu pendukung wanita.

Gagah hanya mengulas senyum, dia terus memberikan tanggapan pada setiap ucapan atau pertanyaan yang terlontar dari orang-orang yang mendukungnya.

Meta sendiri hanya bisa terus mengawasi dan memperhatikan, dia memastikan apakah suaminya benar-benar akan membelikannya hadiah, atau hanya sebuah alasan agar pendukungnya tidak curiga akan kedatangannya tanpa pengamanan ke Mall.

“Saya permisi dulu karena harus membelikan sesuatu untuk istri saya. Takutnya dia menanti saya di rumah, karena saya tak kunjung pulang,” ucap Gagah berpamitan, dia lantas berjalan pergi bersama Roni.

“Apa dia masih mengikuti?” tanya Gagah berbisik saat berjalan bersama asistennya itu.

“Masih, Pak,” jawab Roni, tapi tentu saja tak menoleh karena takut jika Meta melihat.

Gagah berdeham, lantas mengajak Roni masuk ke salah satu toko perhiasan di Mall itu. Gagah membeli dua buah cincin berlian, satu untuk Meta sebagai alibi agar istrinya tidak curiga, sedangkan satunya lagi untuk Ariel dan dia titipkan ke Roni.

Meta masih mengawasi dari jauh, hingga begitu senang saat melihat Gagah memegang kotak persegi berisi cincin berlian.

“Apa benar itu untukku?” Meta bertanya-tanya dalam hati.

Saat melihat Gagah keluar dari toko, Meta pun buru-buru pergi dan meninggalkan Mall terlebih dahulu. Jangan sampai Gagah mengetahui jika dirinya membuntuti, lantas tak menemukannya di rumah saat pria itu pulang. Kini yang bisa dilakukan Meta hanyalah menunggu, apakah benar cincin yang dibeli Gagah itu untuknya.

***

Meta sudah sampai di rumah sebelum Gagah. Kini dia berpura-pura duduk di ruang tamu sambil membaca majalah, menunggu apakah pria itu pulang atau pergi ke tempat lain dan memberikan cincin yang dibeli di mall tadi untuk wanita lain. Jika sampai itu terjadi, maka Meta akan memiliki alasan untuk menekan dan mengancam Gagah lewat apa yang dia lihat.

Sayangnya, Gagah bukan pria bodoh. Dia tidak mungkin pergi menemui Ariel di sore itu setelah mendapati Meta curiga. Gagah pun pulang ke rumah, demi meyakinkan Meta kalau kecurigaannya tidak lah benar.

Begitu mendengar derap suara langkah masuk ke rumah, Meta menoleh dan melihat Gagah datang dengan sedikit senyum di wajah. Wanita itu benar-benar merasa lega, karena dugaannya akan perselingkuhan Gagah tidak terbukti. Namun, Meta berpura-pura tak peduli, apalagi keduanya baru bertengkar pagi tadi. Wanita itu memalingkan wajah, lantas kembali menatap majalah yang ada dipangkuan.

Gagah pun mengeluarkan cincin berlian yang dibelinya, lantas berdiri di belakang Meta dan setengah membungkuk menunjukkan cincin itu di hadapan Meta.

“Bagaimana menurutmu? Apa ini akan cantik di jarimu?” tanya Gagah.

Meta berpura-pura terkejut, menatap cincin yang memang sangat indah itu, dia lalu menoleh Gagah yang berdiri di belakangnya.

“Apa kamu sedang merayuku?” tanya Meta sok jual mahal, meski matanya berbinar bahagia.

Gagah hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang istri, dia berjalan memutari sofa dan duduk di samping Meta.

“Anggap saja begitu,” jawab Gagah. Diraihnya tangan Meta, lantas memakaikan cincin yang dia beli ke jari manis wanita itu. “Anggap sebagai tanda maaf karena pagi tadi mengajakmu bertengkar,” ucap Gagah yang tentunya penuh dusta.

Meta sangat senang mendapat perhatian dari Gagah, ditatapnya cincin yang sudah tersemat manis di jarinya itu lekat. Namun, Meta tetap merasa aneh, sudah lama sepertinya Gagah tak pernah mengajaknya bercinta, atau sekedar memberi perhatian pada putra mereka - Azka. Mungkinkah Gagah begitu karena hanya tertekan dan lelah akibat pemilihan yang akan dilaksanakan, ataukah ada hal lain lagi yang benar-benar tak diketahui olehnya.

"Mas malam ini nggak lembur lagi 'kan?" tanya Meta dengan nada suara mendayu.

Terpopuler

Comments

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

hayooo... si meta mau minta apaan

2022-10-30

2

Aleena's Mommy🥰🥰

Aleena's Mommy🥰🥰

Gagah: Lembur dunk...
bantu aku ya....

2022-09-14

2

Nur Denis

Nur Denis

mau ngapain si lampir pake tanya² lembur apa nggak, kepo deh😅

2022-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!