Bab 13 : Dibully

Siang itu setelah kuliah Ariel dan Claudia berjalan ke kantin untuk makan, awalnya tak ada hal aneh yang dirasakan Ariel, hingga ekor matanya menangkap para mahasiswa kembali menatap jijik padanya serta mulai terlihat berbisik saat dia memasuki kantin. Tentu saja Ariel masih tidak tahu jika ada gosip buruk yang menyebar di kampus tentang dirinya, gadis itu pun memilih bersikap biasa.

“Hei! Apa kamu tidak malu berangkat ke kampus?” Seorang mahasiswi bertubuh tinggi menghadang langkah Ariel, ada dua mahasiswi lain juga yang turut menghadang.

Ariel mengerutkan dahi, menatap ketiga teman sekampusnya itu dengan perasaan aneh.

“Malu? Kenapa malu? Aku di sini untuk menimba ilmu, bukan untuk hal yang memalukan,” ujar Ariel, sorot matanya mengawasi gerak-gerik ketiga gadis yang ada di hadapannya dengan berani.

Claudia sendiri memilih berdiri di belakang Ariel, dia yang cupu tidak suka perkelahian juga tak ingin terlibat masalah.

“Masih tanya! Kamu tuh nggak pantas ya kuliah di sini! memalukan!” Gadis yang berdiri tepat di hadapan Ariel mendorong bahu hingga membuat Ariel sedikit melangkah mundur.

Ariel terkejut karena gadis di depannya bersikap kasar. Dia sangat malas menanggapi ucapan itu - yang menurutnya hanya akan memakan waktu dan tenaga jika diladeni.

“Aku tidak tahu apa yang kamu maksud dan tidak tahu apa yang kamu inginkan. Aku tidak punya masalah denganmu, jadi berhenti membuat masalah denganku!” Ariel hendak melangkah pergi mengabaikan, tapi lagi-lagi dicegah hingga langkahnya terhenti.

“Sombong sekali kamu, dasar wanita malam!” cibir gadis yang menghadang langkah Ariel, menatap jijik dengan wajah penuh ejekan.

Semua telinga yang mendengar sebutan wanita malam tentunya langsung menatap ke arah Ariel bersamaan, mengintimidasi seolah hal itu benar.

Ariel sangat terkejut dituduh sebagai wanita malam, bagaimana bisa teman sekampusnya itu berucap demikian tanpa bukti.

“Jaga mulut kamu, ya! Jangan sembarang menuduh!” Ariel tampaknya mulai terpancing emosi, kesal karena para gadis itu menuduhnya.

“Halah! Jangan sok suci! Semua orang juga sudah tahu perbuatan yang kamu lakukan! Mengaku saja itu jauh lebih bagus, lalu hengkang dari kampus ini agar tidak memengaruhi citra kampus!” Gadis itu lagi-lagi mencibir dan menghina Ariel.

“Sudahlah, ngomong sama gadis seperti dia nggak ada guna, seharusnya langsung seperti ini!” Gadis lain mengangkat gelas berisi es teh, bersiap menyiramkannya ke wajah Ariel.

Ariel pun terperangah melihat apa yang akan dilakukan oleh gadis itu padanya, hingga tiba-tiba seseorang berdiri tepat di hadapannya, menghalau air es teh yang hampir mengguyur dirinya.

Edgar—pemuda terpopuler di kampus yang banyak diincar para gadis kini berdiri di hadapan Ariel. Pemuda itu rela menerima guyuran air es dari gadis gila yang membully Ariel. Pemuda itu ternyata diam-diam menyukai Ariel, hingga ketika melihat gadis itu dibully dia langsung pasang badan untuk melindungi.

Semua mahasiwa yang menyaksikan hal itu tentu terkejut, kenapa pemuda populer seperti Edgar mau membela Ariel.

Sementara itu, Ariel hanya bisa menatap punggung Edgar yang berdiri di hadapannya, tak menyangka jika di sana masih ada yang mau membelanya, sedangkan sejak tadi saja semua mahasiswa yang ada di sana hanya menatap dan ikut memandang jijik padanya. Claudia juga bersyukur, karena ternyata ada yang mau membantu.

“Ed-Edgar, kenapa kamu--” Gadis yang menyiram es teh begitu terkejut dan syok karena salah sasaran.

“Pergi dari sini! Kalian bisanya hanya membully!” bentak Edgar dengan rambut, wajah, dan pakaian yang basah.

Para gadis itu melirik Ariel yang berdiri di belakang Edgar, sebelum kemudian pergi karena tak ingin membuat masalah dengan pemuda itu.

Edgar membalikkan badan setelah memastikan para gadis itu pergi, hingga menatap Ariel yang tampaknya masih syok.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Edgar.

Bukannya menjawab pertanyaan Edgar, Ariel langsung membuka tas dan mengeluarkan tisu. Dia merasa bersalah juga berterima kasih karena Edgar sudah menolong hingga menghalu air es itu untuknya.

“Kenapa kamu melakukan ini? kamu jadi basah,” ucap Ariel sambil mengeringkan wajah dan kaus Edgar dengan tisu. Dia merasa harus melakukannya karena telah dibantu.

Edgar pun tersenyum tipis mendengar ucapan dan perhatian dari gadis itu. Dia hanya diam saja membiarkan Ariel mengeringkan wajah dan kausnya yang terkena air es teh.

“Ada apa sebenarnya? Kenapa mereka menuduhmu sebagai wanita malam?” tanya Edgar ketika Ariel sudah selesai membersihkan. Gadis itu pun terdiam sejenak, kemudian tersenyum getir menatap Edgar.

“Bukankah sudah biasa jika di dunia ini pasti akan ada yang membenci kita? bahkan mereka takkan segan menuduh dan memfitnah." Jawaban Ariel masuk akal, setidaknya hal ini tidak akan membuat Edgar bertanya lebih banyak.

Pemuda itu terlihat berpikir, merasa benar juga yang diucapkan oleh Ariel. Jika seseorang sudah benci, maka sebuah fitnah pun akan dibenarkan. Mungkin inilah yang sedang terjadi pada Ariel, di mana gadis itu difitnah hanya karena banyak yang tidak menyukainya.

***

Kini Ariel sedang berada di toilet kampus setelah membantu mengeringkan pakaian Edgar. Dia sedang mencuci tangan dan menatap bayangan dirinya dari pantulan cermin. Ariel tengah berpikir kenapa teman sekampusnya mulai memandangnya berbeda, bahkan sampai membully.

“Ada apa sebenarnya? kenapa mereka mengataiku wanita malam? ” Ariel tentu saja bertanya-tanya karena belum tahu soal fitnah yang disebar oleh Mika.

Saat Ariel masih sibuk mencuci tangan sambil memikirkan perubahan sikap teman-teman terhadapnya, ponselnya yang berada di tas pun berdering, gadis itu buru-buru mematikan keran air dan mengeringkan tangan dengan tisu, sebelum mengambil benda pipihnya itu.

Nama Roni terpampang di sana dan Ariel buru-buru menjawab. Dia berharap Omnya itu menghubungi untuk menyampaikan berita bagus.

“Halo, Om.” Ariel langsung bicara saat ponselnya menempel di telinga.

“Riel, aku sudah melakukan apa yang kamu minta. Memberikan paper bag itu pada Meta tanpa sepengetahuan Pak Gagah.” Suara Roni terdengar dari seberang panggilan.

Ariel mengembangkan senyum, dia lega akhirnya bisa mulai menjalankan rencana menghancurkan Meta.

“Lalu, bagaimana reaksinya?” tanya Ariel antusias, seringai jahat muncul di wajah gadis itu.

“Terkejut, apalagi saat melihat isi paper bag itu,” jawab Roni, hingga terdengar suara tawa dari seberang panggilan.

Ariel tersenyum miring, dia merasa senang saat membayangkan wajah Meta yang merah padam ketika memikirkan kemungkinan Gagah sudah berselingkuh.

“Lalu bagaimana lagi?” tanya Ariel tak bisa membendung rasa penasarannya, dia sudah berharap akan terjadi pertengkaran hebat antara Gagah dan Meta.

“Apalagi kalau bukan bertengkar? Aku yakin mereka bertengkar di rumah Pak Pradana, itu terlihat jelas dari Pak Gagah yang keluar dengan wajah merah padam. Aku sudah pernah bercerita, Meta sangat susah dan hampir tidak bisa mengontrol emosi saat kesal, wanita itu bisa bertengkar dan marah-marah tak tahu tempat,” jawab Roni, suaranya terdengar bersemangat.

Ariel tersenyum senang, kini dirinya sudah berada satu langkah untuk membuat Meta merasakan apa itu rasa sakit.

"Malam ini Mas Gagah pasti tidur lagi di apartemen," ucap Ariel sambil memulas smirk di bibir.

Terpopuler

Comments

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

edgar q padamu

2022-10-30

2

dewi

dewi

cieee... siapa ini saingannya mas gagah?....

2022-10-03

3

࿇ωΐຮε࿐✈️(off GC)

࿇ωΐຮε࿐✈️(off GC)

Gar, oi Edgar
kasiannya kamu nak, cintamu bakal tak berbalas, kamu hanya akan menjadi tameng buat Ariel, tapi tak akan bisa jadi pahlawan utk hatinya
kamu hanya hadir SBG cameo utk kehidupan wanita yg kamu sukai, Krn hatinya tlh memilih hati lain utk dia cintai
unch unch unch
sinisinisiniii aku pukpuuukkkk 🤗🤗

2022-09-10

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!