Malam itu, Ariel sudah berada di apartemen seperti biasa. Dia di kamar baru saja mengerjakan tugas kuliahnya dan membaca buku. Namun, dia sepertinya tidak bisa memusatkan pikiran karena terus saja melirik ponsel yang tergeletak di samping tumpukan bukunya, gadis itu berharap Gagah mengirim pesan, atau sekadar berkata rindu dan mengucapkan selamat malam, tapi nyatanya tak ada pesan sama sekali dari pria itu. Terakhir mereka berinteraksi adalah saat berada di kuliah umum pagi tadi.
“Mungkin Mas Gagah sibuk,” gumam Ariel masih melirik benda pipih miliknya. Dia menggeleng mencoba mengabaikan dan kembali fokus pada buku di hadapan.
Beberapa menit berlalu, Ariel mendengar suara pintu apartemen terbuka. Dia lantas menoleh dan menebak itu pasti Gagah, karena yang tahu nomor kombinasi untuk membuka unit apartemen itu hanya dirinya dan sang suami.
Ariel segera bangkit dan berjalan dengan langkah ringan keluar dari kamar. Saat baru saja keluar, Gagah ternyata sudah berada di hadapannya.
“Kok Mas nggak kasih kabar dulu, kalau mau datang ‘kan bisa aku siapkan makan malam,” ucap Ariel, dia memasang mimik kecewa.
Gagah memulas senyum, kemudian memberikan kecupan hangat di kening Ariel.
“Tadi setelah selesai mengurus pekerjaan, aku berpikir untuk langsung ke sini. Jadi aku tidak sempat menghubungimu,” jawab Gagah.
Ariel pun mengangguk paham, hingga ekor matanya melihat Roni yang ternyata datang bersama suaminya.
“Mas mau mandi dulu? Aku akan siapkan makan malam juga secangkir kopi,” ucap Ariel.
Gagah mengiyakan, dia usap pipi istri sirinya itu penuh kelembutan kemudian masuk ke kamar dan langsung menuju kamar mandi. Ariel sendiri memilih menyiapkan pakaian untuk Gagah, sebelum kemudian keluar dan mendapati Roni duduk di kursi meja makan.
Ariel membuat dua cangkir kopi, satu untuk Gagah dan satunya untuk Omnya itu.
“Riel, aku lihat kamu masih terlihat begitu tenang dan santai. Apa kamu sudah punya rencana, kapan akan memberi Meta pelajaran hingga wanita itu kebingungan?” tanya Roni saat Ariel menyuguhkan kopi untuknya. Tentu saja Roni bicara dengan sangat pelan dan hati-hati karena takut jika Gagah tiba-tiba sudah selesai mandi dan mendengar percakapannya dengan sang keponakan.
“Aku memang belum bertindak, tapi tentu saja aku juga memikirkan cara agar wanita itu mendapatkan balasan yang setimpal,” jawab Ariel yang sudah duduk berhadapan dengan Roni.
“Mas Gagah juga bercerita, kalau dia dan Meta hampir setiap hari bertengkar hebat, mungkin kita bisa memanfaatkan hal ini,” imbuh Ariel kemudian.
Roni terdiam, pria itu juga memikirkan cara untuk membuat Meta menderita. Ariel tiba-tiba memiliki ide cemerlang, senyum licik muncul di wajah polos gadis itu.
“Om tunggu sebentar!” pinta Ariel.
Roni hanya mengangguk, kemudian memandang Ariel yang berjalan menuju kamar. Dia tidak tahu apa yang hendak dikerjakan oleh gadis itu, dan tak lama kemudian, Ariel keluar dengan sebuah paper bag di tangan. Dia lantas meletakkan ke meja, tepat di hadapan Roni.
“Apa ini?” tanya Roni sambil mengintip isi paper bag itu.
“Itu baju dalaman wanita,” jawab Ariel.
Mendengar Ariel menyebut dalaman wanita, membuat Roni urung mengintip isi paper bag itu dan mengeryit heran.
“Apa yang harus aku lakukan dengan ini?” tanya Roni yang malah kebingungan.
Ariel tersenyum miring, lantas menjawab, "Om nanti cukup berpura-pura menemukan paper bag itu di mobil, berikan itu kepada Meta dan bilang kalau Om mengira itu adalah miliknya.”
Roni terkejut dengan ucapan Ariel, hingga tersenyum miring karena tak menyangka jika Ariel bisa mendapatkan ide secemerlang itu. Akhirnya Roni memilih menghabiskan kopinya dan langsung berpamitan pulang untuk menjalankan rencana sang keponakan.
Ariel sendiri ingin membuat Meta kalang-kabut, semoga rencananya bisa memperenggang hubungan Gagah dan Meta yang sudah tak baik, lantas membuat mental Meta tertekan.
***
Ariel kembali ke kamar selepas Roni pergi. Dia membawa secangkir kopi yang dibuat khusus untuk Gagah. Ariel heran mendapati suaminya yang baru saja selesai mandi, wajah Gagah tampak begitu lelah dan sedikit tak cerah meski air sudah membasahi paras tampannya.
“Mas pasti sangat lelah,” ucap Ariel sambil mendekat, kemudian memberikan kopi yang dibawa, berharap minuman berwarna hitam pekat itu bisa sedikit menghilangkan lelah yang mendera.
Gagah tersenyum senang mendapat perhatian dari Ariel, perhatian yang tidak pernah dia dapatkan dari Meta. Pria itu lantas menerima cangkir kopi dan menyesap perlahan. Setelah selesai, Gagah menggandeng tangan Ariel dan mengajak gadis itu ke ranjang dan duduk bersama di sana.
“Mau aku pijit?” tanya Ariel, dia naik ke kasur dan bersiap memosisikan tubuh di belakang Gagah. Ini adalah satu cara untuk memberikan perhatian agar Gagah semakin sayang padanya.
“Boleh, kalau kamu juga tidak capek,” jawab Gagah, melirik Ariel yang kini sudah di belakangnya.
“Tentu saja tidak capek, apa sih yang tidak untuk Mas Gagah,” seloroh Ariel dengan tawa kecil.
Gagah ikut tertawa kemudian merasakan jemari lentik Ariel mulai menyentuh pundak, menekan perlahan secara berulang, memberikan tekanan yang terasa nyaman. Keduanya pun bercerita banyak hal, dari pekerjaan Gagah beberapa hari ini, sampai kegiatan Ariel di kampus. Sampai keduanya akhirnya bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing.
“Kamu hidup sendirian selama ini, pasti berat ditinggal kedua orangtua sedangkan kamu masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang mereka.” Tiba-tiba Gagah membicarakan orangtua Ariel, mungkin karena Gagah merasa simpati pada nasib istri sirinya.
“Meski berat, tapi aku bisa apa? Semua sudah takdir,” ucap Ariel masih dengan kedua tangan memijat pundak Gagah.
Gagah merasa jika Ariel sudah cukup memijat pundaknya. Dia lantas menyentuh telapak tangan gadis itu hingga membuat pergerakan tangan Ariel terhenti. Gagah memutar badan, kemudian meminta sang istri duduk bersamanya.
Ariel menurut begitu saja. Dia duduk bersandar di dada Gagah, hingga mendapatkan pelukan hangat dari pria itu.
“Bagaimana orangtuamu bisa meninggal? Apa mereka sakit atau mengalami kecekaaan atau yang lainnya?” tanya Gagah karena penasaran.
Ariel terkejut dengan pertanyaan Gagah, tapi tentunya dia tetap bersikap tenang dan menjawab, “Mereka sakit bersamaan, hingga akhirnya meninggal bersamaan pula.”
Tentu saja Ariel menjawab dengan sebuah kebohongan agar Gagah tidak semakin banyak bertanya. Enam bulan mengenal dan tiga bulan dekat, mereka memang jarang membahas keluarga. Rasanya sungkan, apalagi jika membahas keluarga Gagah, pria itu sudah memiliki anak dengan Meta. Ariel pikir membahas keluarga malah akan membuat Gagah kepikiran dan bisa saja berubah haluan meninggalkannya.
Karena jawaban Ariel tadi, Gagah pun semakin menaruh simpati pada nasibnya, pria itu lantas mempererat pelukan dan mendaratkan sebuah kecupan di pucuk kepala Ariel.
“Tapi yang penting mereka sudah tenang dan berada di surga sekarang. Kini kamu hanya tinggal memikirkan kehidupanmu, juga adikmu,” ujar Gagah mencoba membuat Ariel ikhlas dengan takdir yang diterima.
Gagah memang tahu jika Ariel memiliki adik, tapi tak menampakan hubungan mereka karena tidak ingin Abil bingung akan hubungan itu.
“Jika bukan karena Meta, kedua orangtuaku juga takkan di surga sekarang dan tentunya masih bersama kami,” gumam Ariel dalam hati, dia tiba-tiba merasa marah jika mengingat akan hal itu.
Namun, tentunya dia bisa meredam amarah, mengingat masih ada rencana balas dendam yang harus dilakukan, jangan sampai semua rencana gagal jika dirinya tak bisa mengontrol emosi dan Gagah mengetahui niat awalnya mendekati pria itu.
“Iya Mas, kini aku hanya akan memikirkan kehidupanku, masa depan Abil, dan Mas Gagah,” balas Ariel.
Gadis itu kemudian sedikit mendongak untuk menatap wajah Gagah. Prianya itu tersenyum lantas memberikan kecupan lembut di bibirnya. Gagah menangkup pipi Ariel, melumaatnya lembut hingga mereka terhanyut ke dalam kehangatan pelukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Nila Lutfiyah
ntar juga bakalan tau mas gagah
2022-10-30
2
dewi
gombalin aja terus, biar makin sayang
2022-10-03
3
ⅈⅈℕ ⅈℕⅅℛⅈἄℕⅈ💜ᴇ𝆯⃟🚀
wah....seru nich kayaknya kalo Meta tahu soal pakaian dalam wanita pasti dia bakalan murka dan keluar tanduknya 😂😂😂
2022-09-03
4