Bab 9 : Sudah Menikah

Setelah membelikan pakaian untuk Gagah dan memastikan pria itu pulang ke rumah Meta. Ariel pergi ke panti asuhan Cahaya Pertiwi hendak menemui Abil lagi. Melihat Ariel datang dengan beberapa kantung belanjaan di tangan kanan dan kiri, bocah itu langsung berlari untuk menyambut sang kakak.

Ariel sedikit tersentak saat Abil memeluknya, tapi sedetik kemudian membalas pelukan sang adik dengan senyum lebar di wajah.

“Aku senang kakak datang terus,” ucap Abil masih memeluk sang kakak, lantas mendongak dengan senyum lebar untuk melihat wajah Ariel.

“Iya, maaf karena membuatmu menunggu,” balas Ariel membalas senyum Abil.

Abil melepas pelukan, kemudian melirik barang bawaan sang kakak.

“Kakak bawa apa?” tanya Abil dengan tatapan penuh rasa penasaran.

Ariel langsung menengok ke kanan dan kiri di mana kedua tangannya penuh barang belanjaan. Dia menatap Abil kemudian tersenyum lebar.

“Ini semua buat kamu, Kakak bawakan makanan kesukaan kamu juga beberapa barang kebutuhanmu,” jawab Ariel seraya menyodorkan beberapa kantung pada Abil, karena yakin jika tangan sang adik takkan bisa jika membawa semuanya.

Abil berteriak kegirangan, lantas berlari masuk ke panti karena hendak melihat apa saja yang dibawakan kakaknya.

Niken ternyata sejak tadi mengawasi, begitu melihat Abil yang sudah lepas dari sang kakak, wanita itu pun kemudian memanggil dan mengajak masuk.

Ternyata Ariel juga membawakan beberapa barang untuk kebutuhan anak panti lain, sebagai tanda terima kasih karena Niken memperbolehkan dan mau menjaga Abil.

“Bagaimana kuliahmu?” tanya Niken saat meletakkan barang pemberian Ariel ke meja dapur.

“Lancar,” jawab Ariel dengan seulas senyum.

Niken juga membalas senyum gadis itu, sebelum kemudian menatap barang-barang yang dibawa tadi. Sangat banyak, membuat Niken penasaran dari mana Ariel mendapatkan uang untuk membeli semua itu.

“Sekarang kamu kuliah sambil kerja di mana?” tanya Niken. Wanita itu sebenarnya curiga karena Ariel datang membawa banyak barang, di mana uang yang digunakan untuk membeli pastilah tidak sedikit.

Bukan tanpa alasan Niken bertanya seperti itu, beberapa bulan lalu Ariel masih bekerja jadi tukang bersih-bersih panti dan menerima gaji yang tak seberapa. Bahkan Ariel sempat meminjam uang untuk pendaftaran kuliah kepadanya.

Ariel mengatupkan bibir saat mendengar pertanyaan Niken, memang kedatangannya membawa banyak barang akhirnya memunculkan kecurigaan dari wanita yang banyak membantunya itu. Ariel mengalihkan pandangan, takut dengan tatapan Niken serta sedang memikirkan alasan dan jawaban yang pas untuk pertanyaan sahabat mendiang ibunya itu.

Niken semakin menatap Ariel penuh dengan rasa curiga, pasalnya gadis itu malah diam dan mengalihkan tatapan seolah menghindar. Sebagai orang yang tahu akan kepedihan dan kesusahan hidup Ariel, tentu saja Niken kini merasa simpati dan khawatir pada gadis itu.

“Riel, katakan padaku. Uang yang kamu pakai ini halal, ‘kan?” tanya Niken menyelidik, bahkan menyentuh lengan Ariel karena gadis itu memalingkan wajah darinya.

Ariel menoleh Niken, kemudian mencoba menjawab pertanyaan wanita itu kali ini. “Halal kok.”

“Tapi kenapa kamu diam saja pas aku tanya? Kamu tidak melakukan pekerjaan yang aneh-aneh, ‘kan?” tanya Niken lagi seolah tak puas dengan jawaban Ariel.

Sebagai orang yang merasa kasihan dengan nasib keluarga Ariel, Niken hanya takut jika gadis itu terjebak di jalan yang salah, apalagi jika sampai Ariel menjadi kupu-kupu malam hanya untuk bisa menghidupi dirinya dan sang adik.

Ariel pun menggeleng cepat menjawab pertanyaan Niken, dengan tujuan menepis pikiran buruk wanita itu kepadanya.

“Aku tidak melakukan pekerjaan aneh-aneh, sebenarnya aku malah tidak bekerja sekarang, hanya fokus kuliah,” jawab Ariel kemudian karena merasa Niken benar-benar takkan percaya sampai dirinya menjelaskan sedetail mungkin.

Niken mengerutkan dahi, apa maksudnya tidak bekerja tapi masih bisa mendapatkan uang untuk dibelanjakan.

“Lalu, dari mana kamu mendapatkan uang untuk belanja semua ini?” tanya Niken lagi sambil menunjuk ke barang yang ada di atas meja, menekan Ariel agar mau jujur.

Ariel awalnya menundukkan kepala, lantas memberanikan diri mengangkat wajah, sebelum kemudian memandang Niken yang sudah tampak begitu cemas dan takut.

Dia menarik napas panjang, kemudian mengembuskan perlahan. “Sebenarnya aku sudah menemukan pria yang tepat, yang mau membiayai serta menopang hidupku agar lebih baik, Bu,” jawab Ariel mencoba jujur.

Niken melebarkan bola mata dengan kedua alis tertarik ke atas, mencoba menelaah maksud ucapan dari Ariel.

“Apa maksudnya itu? Pria yang bagaimana?” tanya Niken menyelidik. “Dia bukan pria beristri yang menjadikanmu simpanan, ‘kan?” tanya Niken lagi karena cemas dan takut jika hal itu benar.

Ariel menghela napas kasar, kemudian menjawab, “Aku sebenarnya sudah menikah dengannya, hanya saja masih aku rahasiakan mengingat jika masih kuliah juga. Omku juga sudah tahu kok Bu."

Ariel mencoba jujur, tapi tetap saja ada hal-hal yang dirasa perlu untuk tetap ditutupi dan disimpan rapat untuk dirinya.

Niken terkejut dengan mulut menganga, bagaimana bisa gadis itu menikah di usia yang terbilang masih belia, belum lagi tak ada yang mengetahui akan pernikahan itu, membuat Niken tak habis pikir dengan jalan pikiran Ariel. Mungkinkah desakan kehidupan membuat gadis itu akhirnya berbuat demikian, menikah untuk mendapatkan pria yang mau bertanggung jawab atas diri dan kehidupannya yang berantakan. Ya, mungkin begitulah pemikiran Niken saat ini.

Ariel menatap Niken. Melihat keterkejutan di wajah wanita itu. Ariel sendiri memakluminya, karena jelas siapapun akan terkejut saat mengetahui jika dirinya sudah menikah, apalagi jika tahu dia hanya menikah siri. Namun, apa mereka tahu jika semua yang dilakukannya itu hanya untuk satu tujuan yang bisa membuat hidupnya terasa lebih tenang.

Ariel menggenggam telapak tangan Niken, memberikan tatapan lembut dan sebuah harapan di matanya.

Niken terkejut dengan yang dilakukan Ariel. Ditatapnya kedua bola mata Ariel yang berubah teduh, mungkin saja teringat akan mendiang ayah dan ibunya, begitulah pikiran Niken sekarang. Reaksi terkejutnya mungkin telah membuat Ariel merasa bersalah, bukankah pernikahan itu tak menjadi masalah asal yang menikahi Ariel bukanlah pria beristri.

“Jika memang sudah menikah, aku bisa merasa sedikit tenang. Setidaknya ada status dan jangan sampai kamu jadi simpanan pria beristri,” ucap Niken memberikan pengharapannya pada Ariel.

Jantung Ariel seketika berdegup dengan cepat mendengar ucapan Niken, tapi sebisa mungkin untuk tetap tenang agar Niken tak curiga. Dia lantas mengangguk dengan seulas senyum untuk melegakan hati Niken.

“Tapi, bisakah masalah ini dirahasiakan dulu? Aku hanya belum siap jika ada yang bertanya, mengingat umurku yang belum terlalu dewasa,” pinta Ariel pada Niken. Wanita itu pun mengangguk, menyanggupi permintaan Ariel untuk merahasiakan statusnya saat ini.

"Tapi jika boleh tahu, siapa nama pria itu?"

Terpopuler

Comments

Najwa_auliarahma

Najwa_auliarahma

mending gak usah penasaran Bu, dari pada pingsan ditempat nanti 😂

2022-12-15

1

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

serba salah si ariel

2022-10-30

2

Nur Denis

Nur Denis

kalo tau siapa suaminya niken auto megap² bu niken nya 😆

2022-09-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!