Bab 7 : Pandangan Masa Depan

“Aku akan membantumu untuk mendapat hak atas rumah yang dijual Ardi dan Puti, jadi tenang saja!”

Ariel mengangguk mengiyakan ucapan Roni. Pria yang merupakan adik kedua papanya itu memang baru saja kembali ke Indonesia setelah menjadi tenaga kerja di luar negeri. Awalnya Ariel kaget saat Roni tiba-tiba saja bekerja menjadi sopir di keluarga Pradana. Namun, setelah tahu bahwa misi mereka sama, keduanya pun saling berkolaborasi untuk bisa menghancurkan klan Pradana.

Roni dulu adalah karyawan di perusahaan milik ayah Meta, tapi karena satu insiden yang sejatinya bukan kesalahannya, dia dipecat tanpa rasa hormat dan bahkan tidak diberi pesangon. Setelah itu Roni memilih mengadu nasib ke luar negeri, tapi sayang saat kembali dia malah mendapati kakak sulungnya sudah meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis yang lagi-lagi disebabkan oleh keluarga Pradana. Sebenarnya, Roni sudah menasehati Ariel, dia tidak ingin keponakannya itu sampai berbuat hal yang tabu dan melanggar norma, tapi kegigihan hati dan keras kepalanya Ariel membuat dia tidak berkutik. Dia berpikir tidak merasakan apa yang Ariel rasakan. Roni yakin sang keponakan pasti pernah menangis sendirian meratapi kesedihan di samping pusara kedua orang tuanya, dia juga yakin Ariel dan Abil pasti pernah merasakan kelaparan karena tidak diberi makan oleh Puti yang kejam. Jadi, untuk apa dia berpura-pura sok bijaksana dan menasehati keponakannya, jika balas dendam memberi kepuasan untuk Ariel, dia berniat membiarkan.

“Aku tidak ingin selamanya bersembunyi, aku akan tunjukan siapa diriku di depan Meta Pradana sebagai wanita yang sudah merebut hati suaminya. Aku juga akan membuat dia merasakan sakitnya kehilangan meski dengan cara yang berbeda,” ujar Ariel. Wajah manisnya berubah menjadi jahat, dia bahkan mengepalkan tangan di atas paha, dendam menyelimuti hati. Ia yang dulu baik dan penuh kasih sayang, kini berubah menjadi jahat dan bahkan memiliki niatan menyakiti orang lain.

“Untuk saat ini aku masih bisa menangani Meta, dia benar-benar percaya padaku. Wanita itu juga sangat licik, dia selalu menanyakan padaku apa yang suaminya kerjakan,” kata Roni. “Kalau kamu butuh bantuan bilang saja, aku bisa membantumu menciptakan perang dunia di antara dia dan Gagah.”

Ariel mengangguk. Meski ada sedikit rasa takut di hatinya, tapi dia mencoba tak gentar. Demi kebahagiaan yang sudah terenggut darinya, demi masa depan yang sempat abu-abu, dan demi Abil yang kehilangan kasih sayang orangtua, Ariel sudah memutuskan akan menjadi seorang palakor meski usianya masih tergolong belia.

“Aku ingin menemui Abil di panti, nanti malam aku akan minta izin mas Gagah agar Abil boleh tinggal di sini,” ucap Ariel.

Semenjak menjalin hubungan dengan Gagah, dia memang menitipkan Abil ke panti milik bu Niken. Ariel beralasan dia tinggal di kos yang sangat kumuh. Belum lagi lingkungan yang tidak baik untuk anak seumuran Abil, beruntung Bu Niken tak curiga dan mengizinkan, terlebih Abil juga senang berada di sana.

_

_

“Kakak!”

Ariel disambut senyuman lebar dari bocah yang menjadi alasannya untuk tetap bertahan hidup. Abil langsung menubrukkan badan dan memeluk pinggang Ariel. Bocah itu terlihat lebih terurus, bahkan Abil sudah memakai sandal baru yang sangat lucu menggantikan sandal doraemon buluknya. Ya, sekarang Ariel bisa memberikan apa pun untuk sang adik, ini karena dia punya banyak uang, menjadi selingkuhan Gagah membuatnya hidup berkecukupan.

“Abil sudah makan belum? Atau mau kakak pesankan ayam goreng spesial?” tanya Ariel dengan wajah semringah. Ia belai lembut rambut sang adik yang terus tertawa karena bahagia bisa bertemu dengannya.

“Tidak, aku mau makan dengan teman-teman, Bu Niken membuat nugget tadi.”

Ariel mengangguk, masih dengan Abil yang bergelayut manja di pinggang mereka berjalan menuju dapur panti. Di sana beberapa pengurus sedang memasak. Ariel pun menyapa dengan ramah. Kedatangannya membuat Bu Niken senang.

“Wah … kebetulan Riel, sini bantu!” ujar wanita paruh baya itu girang. “Abil kamu main dulu sana Nak, takut ada kompor sama minyak panas di sini,” imbuh Bu Niken penuh perhatian.

Abil pun mengangguk dan berlari, bocah itu kembali membaur dengan teman-temannya yang sedang asyik bermain. Setelah memastikan apa yang sang adik kerjakan, Ariel pun menggulung lengan baju, gadis itu mengambil alih pekerjaan bu Niken menggoreng nugget.

“Gimana kuliahmu Riel? Senang jadi mahasiswa?”

“Senang Bu, apa lagi di kampus ada dosen yang ganteng,” gurau Ariel.

“Hem … carilah pacar! sudah saatnya gadis seumuranmu itu mencari pandangan-pandangan untuk masa depan, tapi cari yang bener-bener baik, mencintaimu dengan tulus dan mau menerimamu apa adanya bukan ada apanya.”

Ucapan bu Niken menimbulkan tawa dari setiap orang yang ada di dapur. Ariel hanya bisa mengangguk, dia tidak mungkin bercerita bahwa dirinya berhubungan dengan Gagah – calon walikota mereka yang sudah memiliki keluarga.

***

Malam harinya, Ariel sudah berpenampilan rapi. Ia memasak sop iga yang sangat Gagah gemari. Beberapa menit yang lalu pria itu mengirim pesan bahwa dia akan tiba sebentar lagi. Ariel menatap hidangan di meja dengan senyuman lebar, tapi seketika senyuman itu sirna saat dia sadar semua ini hanya ilusi.

“Riel, jangan berharap padanya! Ingat! jangan jatuh cinta, kamu tidak boleh mencintai dia. Semua ini hanya cara ...” Ariel bermonolog. “Cara untuk menghancurkan Meta Pradana,” imbuhnya.

Ariel masih berdiri mematung memandangi meja makan, dia sampai tak sadar Gagah sudah masuk ke apartemen dan melempar jas ke sofa. Pria itu mencari dirinya dan langsung memeluk erat dari belakang setelah menemukan.

“Astaga Mas Gagah, aku kaget!” ucap Ariel dengan nada manja. Dia bahkan memukul lengan Gagah yang bergelayut di pinggangnya.

“Melamun! Apa yang kamu pikirkan, Ha?” tanya Gagah, dia menciumi bagian belakang rambut Ariel mesra. “Aku suka bau shampomu, apa ini shampo impor yang kamu bilang itu?”

Ariel menoleh karena Gagah melepaskan kungkungan, dia pun membawa ujung rambutnya ke depan hidung untuk dicium. “Wangi ‘kan Mas?” tanyanya.

“Hem … wangi, tapi awas kalau kamu gunakan untuk menarik perhatian teman laki-lakimu di kampus,” ancam Gagah.

“Memang kenapa? Mas Gagah takut aku kecantol cowok lain?”

Ariel menggoda, tingkahnya seperti tidak dibuat-buat, hingga dia sendiri pun bingung mana bagian dirinya yang bersandiwara dan nyata. Sambil masih saling menggoda, Ariel menuangkan segelas air untuk Gagah, dia juga mengisi piring milik suaminya itu dengan nasi.

“Takut, jelas takut. Kamu masih sembilan belas tahun, umur kita terpaut jauh. Saat aku sudah tua nanti kamu masih sangat muda. Bagaimana kalau kamu berpaling?”

Ariel menggeleng, dia peluk Gagah yang sudah duduk di kursi makan dari belakang. Dagunya menyandar ke pundak pria itu lantas berbisik mesra.

“Aku milik mas Gagah, nggak akan ada pria lain selain Mas di hatiku. Mas, habis makan nanti mau nggak aku pijit atas bawah?”

Terpopuler

Comments

MJ

MJ

Auto mikir kemana2😁😁

2023-01-24

0

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

pijit bawah ya riel

2022-10-30

2

Puja Kesuma

Puja Kesuma

pijitan atas bawa pie. biar bosa dipraktekin ke paksu

2022-10-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!