“Aku lembur di kantor, jika kamu tidak percaya tanya saja Roni,” jawab Gagah malas, dia hendak menapaki anak tangga pertama tapi lengannya dicekal oleh Meta.
“Tunggu! apa kamu mau memberi alasan saja tanpa memberi penjelasan?” Meta melotot, paras cantiknya menjadi masam.
“Tadi itu bukan alasan tapi penjelasan.” Gagah menekankan ucapannya. Dia lepas cekalan tangan Meta dan bergegas naik ke lantai atas.
Gagah emosi, dia sudah tidak merasakan kenyamanan di rumah itu semenjak Meta selalu memaksakan kehendaknya sendiri, sayangnya dia juga terlalu lunak di awal, seperti pria pecundang yang tidak punya wibawa sama sekali. Seharusnya dia bersikap masa bodoh dengan statusnya yang bukan anak kandung Wiryawan. Bukankah jika Meta memang tulus mencintainya, wanita itu akan tetap setia? Meski dijodohkan bukankah mereka saling cinta? Ada Azka – sang putra di antara mereka, tapi nyatanya saat tau dirinya bukan anak kandung Wiryawan, Meta berubah sikap. Wanita itu menunjukkan sifat yang sesungguhnya. Menurut semua orang menjadi wali kota adalah satu-satunya cara agar dirinya tetap bisa tegak berdiri.
Gagah ditekan dan hanya mengikuti tanpa banyak berkomentar, tapi kenyataannya memang banyak orang yang tidak lagi peduli padanya saat tahu dirinya hanya anak angkat.
Pintu kamar dibanting Meta, dan Gagah tidak peduli sama sekali. Ia memilih sibuk mencari kemeja ganti. Hidupnya sudah terlalu sibuk mengurusi perusahaan dan juga pencalonan diri, mendengarkan ocehan Meta tidak akan ada habisnya. Terlebih dia sudah memiliki rumah singgah kedua yang selalu membuatnya merasa nyaman dan lebih dihargai.
“Kamu kemana semalam? Apa kamu sudah yakin bahwa tidak ada yang membuntuti? Kamu tidak mabuk-mabukan ‘kan? jika sampai keluar berita buruk tentangmu, aku tidak …. “
BRAK
Gagah membanting pintu lemari, dia tatap Meta dengan kemurkaan di wajah yang sangat kentara. Setiap hari hanya omelan dan tekanan yang dia dapat. Gagah pun merasa sudah tidak sanggup lagi, tapi alih-alih menceraikan saja istrinya itu, dia malah ingin membalas dulu dengan hal yang menyakitkan. Ya, meski dia memiliki perasaan yang tulus ke Ariel tapi dia juga punya tendensi lain. Ia ingin membuat hubungannya dan Ariel menjadi balasan ke Meta dan keluarganya, terutama Pradana.
“Kamu tidak apa? tidak akan memaafkan? Atau tidak terima?” Gagah tersenyum sinis. “Apa aku harus bilang bahwa aku memiliki wanita lain di luar sana? dan aku semalam menghabiskan waktu tidur dengannya?”
“Gagah!” bentak Meta. Ia pun sudah tidak memanggil sang suami dengan awalan ‘mas’ seperti dulu, bukankah hal sepele semacam ini menunjukkan bahwa dia tidak ada rasa hormat lagi ke Gagah.
“Kenapa? apa kamu takut? Kamu ingin aku menjadi wali kota, bukan? aku pasti akan menjadi wali kota, tenang saja! aku akan menjadi seorang yang berkuasa agar mata kalian semua yang meremehkan terbuka, tapi jika setelah itu aku berubah, aku harap kamu bisa menerima dengan lapang dada.”
Gagah memulas smirk lantas masuk ke kamar mandi, sedangkan Meta mematung sambil mengepalkan tangan. Wanita itu buru-buru menghubungi Roni tapi ponsel asisten Gagah itu tidak aktif. Roni sengaja mematikan ponsel, dia sudah bisa menduga apa yang sedang terjadi. Pria itu kini sibuk berkendara menuju apartemen Ariel kembali, tak lupa Roni membeli pereda nyeri seperti pesan Gagah tadi.
***
Di sisi lain, Ariel baru saja membuka kelopak mata. Ia meringkuk mendapati Gagah sudah tidak berada di sampingnya seperti biasa. Perlahan gadis itu menggeser tubuh meski merasa kurang nyaman. Ariel mendesis lagi karena merasakan ngilu di daerah inti. Dia menurunkan kaki lalu meraih ponsel dari atas nakas untuk mengecek pesan.
Gadis itu memasang muka datar membaca pesan yang ditinggalkan sang suami siri.
[ Pagi tadi matahari terbit sangat indah, tapi lebih indah hidupku karena memilikimu. Terima kasih Riel, semangat untuk pagi ini. Kalau tidak enak badan lebih baik tidak usah berangkat kuliah dulu. I love you]
Ariel memulas senyum. Tak hanya menulis pesan manis itu, Gagah juga mengirimkan foto matahari seperti yang dia gambarkan.
[ Mas semangat juga untuk hari ini, sepertinya aku memang tidak akan ke kampus. Aku mau di rumah saja. Mas malam ini datang lagi ‘kan? aku akan masak sop iga kesukaan Mas Gagah untuk makan malam ]
Pesan yang dikirimkan Ariel menarik perhatian Meta. Wanita itu mendekat ingin meraih ponsel Gagah yang ada di atas meja pajangan. Beruntung teriakan putranya mengagetkan dan Meta pun mengurungkan niat.
_
_
“Ini obat anti nyeri.”
Roni menyodorkan obat yang dia beli di apotik ke Ariel. Mereka sedang duduk berhadapan di meja makan dengan secangkir teh menemani.
“Ini … “ Ariel menjeda lisan mendapati pil KB berada di dalam kantong plastik yang diberikan Roni.
“Jangan sampai kamu hamil! jika ada anak di antara kalian aku takut kamu tidak akan bisa lepas darinya,” ucap Roni. Pria itu mengangkat teh dan menyesapnya. Ia lirik sang keponakan yang terdiam sambil terus memandangi obat pencegah kehamilan yang dia belikan.
“Tadi setelah mengantar Gagah, aku jelas mendengar keributan. Meta marah-marah, sepertinya kamu sudah berhasil membuat Gagah berpaling,”imbuh Roni.
Ariel mengangguk pelan, memang ini lah yang dia inginkan. Menghancurkan Meta dengan cara merebut Gagah, tapi ada satu hal yang membuat Ariel ragu, haruskah dia menghancurkan pria yang memberinya semua ini? Ariel masih meyakini Gagah tahu tentang perbuatan Meta dan hanya membiarkan saja istrinya itu melenggang tanpa menebus dosa, setelah membuat nyawa orangtuanya melayang.
“Aku sudah sejauh ini, jadi mana mugkin aku mundur lagi? Aku bahkan sudah berubah menjadi jalaang, simpanan dan pelakor. Harga diriku sangat rendah, aku tahu ke depan akan semakin sulit, tapi demi melihat wanita itu hancur, aku akan terus maju meski harus menapaki tanah berduri.”
Ariel berbicara dengan ekspresi datar, seperti kubangan kotor yang sudah menyeretnya sampai ke dalam, dia malah semakin ingin menenggelamkan diri.
Roni meletakkan cangkir teh di tangan. Pria itu merasa sedikit ngeri dengan ucapan Ariel yang sangat menggebu dan syarat akan dendam. Meski begitu Roni sudah berjanji pada dirinya sendiri akan terus membantu gadis itu, dia merasa bersalah karena tidak ada saat Ariel kehilangan orangtuanya, terlebih selama beberapa bulan tinggal dengan sang kakak kedua, gadis itu juga mendapat perlakuan kurang baik dari iparnya.
“Oh … ya, apa Puti masih sering datang ke kampus dan meminta uang darimu?” tanya Roni ingin tahu.
“Masih, tak hanya datang dia akan berkata kasar dan berteriak menyebutku ayam kampus sampai puas didengar mahasiswa lain. Dia akan berhenti sendiri, setelah aku memberi apa yang dia mau,” jawab Ariel.
“Apa mungkin dia tahu kamu menjadi simpanan?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Najwa_auliarahma
terus itu nasib Andik nya ariel gimana,, masak dia masih tinggal sama paman dan bibi nya yang jahat itu...
2022-12-15
0
Nila Lutfiyah
si puti pengen dimasukin ke peti
2022-10-30
1
🍌 ᷢ ͩ🌤️
cakar aja mukanya..
apa²an udah minta duit, maki² pulak 🤦♀️
2022-10-16
2