Bab 6 : Simpanan

“Aku lembur di kantor, jika kamu tidak percaya tanya saja Roni,” jawab Gagah malas, dia hendak menapaki anak tangga pertama tapi lengannya dicekal oleh Meta.

“Tunggu! apa kamu mau memberi alasan saja tanpa memberi penjelasan?” Meta melotot, paras cantiknya menjadi masam.

“Tadi itu bukan alasan tapi penjelasan.” Gagah menekankan ucapannya. Dia lepas cekalan tangan Meta dan bergegas naik ke lantai atas.

Gagah emosi, dia sudah tidak merasakan kenyamanan di rumah itu semenjak Meta selalu memaksakan kehendaknya sendiri, sayangnya dia juga terlalu lunak di awal, seperti pria pecundang yang tidak punya wibawa sama sekali. Seharusnya dia bersikap masa bodoh dengan statusnya yang bukan anak kandung Wiryawan. Bukankah jika Meta memang tulus mencintainya, wanita itu akan tetap setia? Meski dijodohkan bukankah mereka saling cinta? Ada Azka – sang putra di antara mereka, tapi nyatanya saat tau dirinya bukan anak kandung Wiryawan, Meta berubah sikap. Wanita itu menunjukkan sifat yang sesungguhnya. Menurut semua orang menjadi wali kota adalah satu-satunya cara agar dirinya tetap bisa tegak berdiri.

Gagah ditekan dan hanya mengikuti tanpa banyak berkomentar, tapi kenyataannya memang banyak orang yang tidak lagi peduli padanya saat tahu dirinya hanya anak angkat.

Pintu kamar dibanting Meta, dan Gagah tidak peduli sama sekali. Ia memilih sibuk mencari kemeja ganti. Hidupnya sudah terlalu sibuk mengurusi perusahaan dan juga pencalonan diri, mendengarkan ocehan Meta tidak akan ada habisnya. Terlebih dia sudah memiliki rumah singgah kedua yang selalu membuatnya merasa nyaman dan lebih dihargai.

“Kamu kemana semalam? Apa kamu sudah yakin bahwa tidak ada yang membuntuti? Kamu tidak mabuk-mabukan ‘kan? jika sampai keluar berita buruk tentangmu, aku tidak …. “

BRAK

Gagah membanting pintu lemari, dia tatap Meta dengan kemurkaan di wajah yang sangat kentara. Setiap hari hanya omelan dan tekanan yang dia dapat. Gagah pun merasa sudah tidak sanggup lagi, tapi alih-alih menceraikan saja istrinya itu, dia malah ingin membalas dulu dengan hal yang menyakitkan. Ya, meski dia memiliki perasaan yang tulus ke Ariel tapi dia juga punya tendensi lain. Ia ingin membuat hubungannya dan Ariel menjadi balasan ke Meta dan keluarganya, terutama Pradana.

“Kamu tidak apa? tidak akan memaafkan? Atau tidak terima?” Gagah tersenyum sinis. “Apa aku harus bilang bahwa aku memiliki wanita lain di luar sana? dan aku semalam menghabiskan waktu tidur dengannya?”

“Gagah!” bentak Meta. Ia pun sudah tidak memanggil sang suami dengan awalan ‘mas’ seperti dulu, bukankah hal sepele semacam ini menunjukkan bahwa dia tidak ada rasa hormat lagi ke Gagah.

“Kenapa? apa kamu takut? Kamu ingin aku menjadi wali kota, bukan? aku pasti akan menjadi wali kota, tenang saja! aku akan menjadi seorang yang berkuasa agar mata kalian semua yang meremehkan terbuka, tapi jika setelah itu aku berubah, aku harap kamu bisa menerima dengan lapang dada.”

Gagah memulas smirk lantas masuk ke kamar mandi, sedangkan Meta mematung sambil mengepalkan tangan. Wanita itu buru-buru menghubungi Roni tapi ponsel asisten Gagah itu tidak aktif. Roni sengaja mematikan ponsel, dia sudah bisa menduga apa yang sedang terjadi. Pria itu kini sibuk berkendara menuju apartemen Ariel kembali, tak lupa Roni membeli pereda nyeri seperti pesan Gagah tadi.

***

Di sisi lain, Ariel baru saja membuka kelopak mata. Ia meringkuk mendapati Gagah sudah tidak berada di sampingnya seperti biasa. Perlahan gadis itu menggeser tubuh meski merasa kurang nyaman. Ariel mendesis lagi karena merasakan ngilu di daerah inti. Dia menurunkan kaki lalu meraih ponsel dari atas nakas untuk mengecek pesan.

Gadis itu memasang muka datar membaca pesan yang ditinggalkan sang suami siri.

[ Pagi tadi matahari terbit sangat indah, tapi lebih indah hidupku karena memilikimu. Terima kasih Riel, semangat untuk pagi ini. Kalau tidak enak badan lebih baik tidak usah berangkat kuliah dulu. I love you]

Ariel memulas senyum. Tak hanya menulis pesan manis itu, Gagah juga mengirimkan foto matahari seperti yang dia gambarkan.

[ Mas semangat juga untuk hari ini, sepertinya aku memang tidak akan ke kampus. Aku mau di rumah saja. Mas malam ini datang lagi ‘kan? aku akan masak sop iga kesukaan Mas Gagah untuk makan malam ]

Pesan yang dikirimkan Ariel menarik perhatian Meta. Wanita itu mendekat ingin meraih ponsel Gagah yang ada di atas meja pajangan. Beruntung teriakan putranya mengagetkan dan Meta pun mengurungkan niat.

_

_

“Ini obat anti nyeri.”

Roni menyodorkan obat yang dia beli di apotik ke Ariel. Mereka sedang duduk berhadapan di meja makan dengan secangkir teh menemani.

“Ini … “ Ariel menjeda lisan mendapati pil KB berada di dalam kantong plastik yang diberikan Roni.

“Jangan sampai kamu hamil! jika ada anak di antara kalian aku takut kamu tidak akan bisa lepas darinya,” ucap Roni. Pria itu mengangkat teh dan menyesapnya. Ia lirik sang keponakan yang terdiam sambil terus memandangi obat pencegah kehamilan yang dia belikan.

“Tadi setelah mengantar Gagah, aku jelas mendengar keributan. Meta marah-marah, sepertinya kamu sudah berhasil membuat Gagah berpaling,”imbuh Roni.

Ariel mengangguk pelan, memang ini lah yang dia inginkan. Menghancurkan Meta dengan cara merebut Gagah, tapi ada satu hal yang membuat Ariel ragu, haruskah dia menghancurkan pria yang memberinya semua ini? Ariel masih meyakini Gagah tahu tentang perbuatan Meta dan hanya membiarkan saja istrinya itu melenggang tanpa menebus dosa, setelah membuat nyawa orangtuanya melayang.

“Aku sudah sejauh ini, jadi mana mugkin aku mundur lagi? Aku bahkan sudah berubah menjadi jalaang, simpanan dan pelakor. Harga diriku sangat rendah, aku tahu ke depan akan semakin sulit, tapi demi melihat wanita itu hancur, aku akan terus maju meski harus menapaki tanah berduri.”

Ariel berbicara dengan ekspresi datar, seperti kubangan kotor yang sudah menyeretnya sampai ke dalam, dia malah semakin ingin menenggelamkan diri.

Roni meletakkan cangkir teh di tangan. Pria itu merasa sedikit ngeri dengan ucapan Ariel yang sangat menggebu dan syarat akan dendam. Meski begitu Roni sudah berjanji pada dirinya sendiri akan terus membantu gadis itu, dia merasa bersalah karena tidak ada saat Ariel kehilangan orangtuanya, terlebih selama beberapa bulan tinggal dengan sang kakak kedua, gadis itu juga mendapat perlakuan kurang baik dari iparnya.

“Oh … ya, apa Puti masih sering datang ke kampus dan meminta uang darimu?” tanya Roni ingin tahu.

“Masih, tak hanya datang dia akan berkata kasar dan berteriak menyebutku ayam kampus sampai puas didengar mahasiswa lain. Dia akan berhenti sendiri, setelah aku memberi apa yang dia mau,” jawab Ariel.

“Apa mungkin dia tahu kamu menjadi simpanan?”

Terpopuler

Comments

Najwa_auliarahma

Najwa_auliarahma

terus itu nasib Andik nya ariel gimana,, masak dia masih tinggal sama paman dan bibi nya yang jahat itu...

2022-12-15

0

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

si puti pengen dimasukin ke peti

2022-10-30

1

🍌 ᷢ ͩ🌤️

🍌 ᷢ ͩ🌤️

cakar aja mukanya..
apa²an udah minta duit, maki² pulak 🤦‍♀️

2022-10-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!