Bab 5 : Dari Mana?

Tubuh Ariel menegang, dia merasa seperti dihempaskan ke atas awan dan nyawanya terlepas dari raga untuk beberapa detik, setelah itu Gagah ambruk. Mereka berpelukan erat setelah percintaan panas yang menguras tenaga.

“Mas Gagah,” lirih Ariel lagi.

Gagah berguling ke samping - masih mengatur napas dan perlahan menjauhkan kelopak mata yang masih terpejam setelah pelepasan. Gagah menoleh Ariel dan tersenyum, dia memindai tubuh tanpa busana sang istri, juga melihat jelas bercak merah yang menodai sprei dan pangkal paha Ariel.

“Terima kasih untuk mahkota berharga yang kamu berikan padaku.” Gagah mengusap lembut pipi Ariel, memberikan kecupan ke kening gadis itu sebelum menggeser badan dan merengkuh sang istri siri ke dalam pelukan.

Namun, Ariel meringis. Ia merasakan nyeri di area bawah sana akibat penyatuan yang dibuat Gagah beberapa saat yang lalu. Benda asing yang baru pertama kali menyatu ke tubuhnya tadi jelas membuat ngilu. Ariel mengegeser badan sembari mendesis, dia bahkan menggigit bibir bawah dan kembali mengeluh.

“Sakit?” tanya Gagah.

“Iya Mas, rasanya nyeri dan tidak nyaman,” jawab Ariel, dia mengeluh karena baru ingat besok ada kuliah pagi

Gagah malah tersenyum, dia mengingat bagaimana gadisnya itu dulu sangat bersemangat saat tahu diterima di kampus idaman. Ariel bahkan melompat kegirangan dan memeluknya erat kala itu. Ya, Ariel berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu. Pada awalnya gadis itu meminjam sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran awal ke Bu Niken, tapi akhirnya Gagah membiayai semua. Hal ini jelas masuk ke dalam rencana busuk Ariel untuk merusak rumah tangga Gagah dan Meta, dia berpura-pura lupa nomor ponselnya saat Gagah memintanya - agar bisa dengan leluasa mendekati pria itu. Dan bak mendapat durian runtuh, Ariel baru tahu kalau Gagah memang sering berselisih paham dengan Meta.

Hati Ariel gundah, dia melakukan semua ini demi balas dendam karena meyakini bahwa Gagah juga membantu istrinya untuk menutupi kecelakaan yang menewaskan orangtuanya. Namun, semakin ke sini Ariel goyah. Sentuhan, perlakuan dan tutur kata Gagah membuat hatinya sedikit luluh. Ucapan cinta dan kecupan mesra pria itu sungguh menjadi candu baginya.

“Tidak, jangan jatuh cinta padanya! Ingat Ariel semua ini hanya fatamorgana. Kamu harus fokus menghancurkan Meta Pradana termasuk semua orang terdekatnya,” gumam Ariel di dalam hati. Air matanya meleleh membasahi pipi, berharap Gagah tak menyadari tapi pria itu nyatanya sangat peka.

Gagah menjauhkan badan kebingungan, suara lembutnya membuat tangisan Ariel semakin kencang.

“Hei, baby! Kenapa? apa sakit sekali?”

Ariel mengangguk, menutupi perasaan sesungguhny dengan alasan kesakitan selepas malam pertama adalah pilihan yang menurutnya paling tepat. Gadis itu balik memeluk tubuh Gagah yang sudah kembali mendekapnya erat.

“Besok tidak usah berangkat kuliah dulu, di rumah saja, Maaf ya sudah membuatmu jadi kurang nyaman,” bisik Gagah mesra. Pria itu hampir menarik selimut, tapi berubah pikiran. Gagah bangkit dari atas ranjang. Ia kenakan kembali celana dan mengambil kaos dari dalam lemari.

“Sudah di situ saja!” Gagah mencegah Ariel yang hendak bangkit, tapi baru saja gadis itu menarik selimut, Gagah datang membawa handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat.

“Biarkan aku membersihkanmu!”

Gagah tersenyum, tak lupa dia ambil piyama dan pakaian dalam Ariel lalu duduk di dekat kaki gadis itu. Ia mengusap paha Ariel yang bernoda lalu menyeka bagian inti yang dia robek tadi. Ariel meringis, dan lagi-lagi Gagah meminta maaf.

“Aku bisa memakainya sendiri Mas.” Pipi Ariel bersemu merah saat Gagah hendak membantunya berpakaian. Gadis itu bahkan memeluk erat piyamanya lalu memasang muka imut cenderung menggemaskan.

“Kenapa?” goda Gagah.

Ariel mencebik kesal, dia kesusahan mengenakan kembali bajunya lalu akhirnya mau menerima bantuan dari sang suami.

“Aku malu Mas.”

“Kenapa malu? Aku sudah melihat semuanya.” Gagah tertawa, dia acak-acak rambut Ariel gemas sebelum mendaratkan kecupan di ubun kepala gadis itu.

“Mas mau tidur di sini atau pulang?”

Pertanyaan Ariel membuat Gagah kehilangan senyum, tapi bukankah seharusnya pria itu sadar bahwa dia memiliki Meta dan juga Azka – putranya? meski tidak akur, tapi jelas Gagah masih suami sah wanita yang mungkin sudah tidak ingin dia bersamai itu.

“Aku ingin tidur di sini, aku ingin memelukmu sampai pagi. Aku tidak ingin kamu sampai berpikiran seperti yang pernah kamu katakan ke aku dulu, berada di sisiku sebagai wanita yang ditiduri lalu ditinggal pergi.”

“Mas Gagah!”

“Sudah, hari ini seharusnya kita bahagia. Jangan berpikiran yang macam-macam!” Gagah memulas senyum manis, dia belai lagi pipi Ariel. Gadis itu pun mersepon perlakuan Gagah dengan mengusap punggung tangan suaminya itu lembut, lalu mencium bagian dalamnya.

“Aku sayang mas Gagah,” ucapnya dengan senyuman manis. Setengahnya tulus, setengahnya lagi tak bisa dijelaskan karena Ariel juga tidak yakin dengan perasaannya.

_

_

Pagi harinya Gagah sengaja tak membangunkan Ariel yang masih terlelap tidur, pria itu hanya berganti baju dan langsung keluar apartemen, di depan sana Roni sudah menunggu. Asisten pribadinya itu sudah memastikan semuanya aman dan Gagah bisa pergi tanpa perlu takut ada yang memata-matai.

“Setelah mengantarku, tolong belikan Ariel obat pereda nyeri!"

Roni mengangguk, dia yakin semalam atasan dan gadis yang merupakan keponakannya itu pasti sudah melakukan hubungan layaknya suami istri.

“Ron, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?” tanya Gagah sedikit ragu, kepalanya menoleh ke arah jendela, pandangan mata pria itu menerawang jauh seolah memikirkan sesuatu yang amat berat.

“Silahkan Pak!”

“Setelah ayah dan ibu Ariel meninggal, apa benar dia mendapat perlakuan kurang baik dari paman dan bibinya. Kakakmu paman Ariel ‘kan?” Gagah kini menghadap ke depan. Ia pandangi wajah Roni meski hanya dari samping.

“Benar, tapi saya hampir tujuh tahun tidak pulang karena menjadi TKI. Jadi saya kurang tahu tentang apa yang menimpa Ariel. Saya juga tidak habis pikir, kenapa kakak kandung saya bisa berbuat sekejam itu ke keponakannya sendiri,” jawab Roni.

“Aku benar-benar mencintai keponakanmu itu,” ujar Gagah. “Tapi sebagai om, apa kamu tidak merasa aku ini brengsek? Aku pria beristri dan menjadikan keponakanmu sebagai simpanan.”

“Bagi saya kebahagiaan Ariel yang paling utama, dia juga sudah berumur sembilan belas tahun, jadi saya yakin dia sadar dan tahu mana yang baik dan buruk,” jawab Roni, dia menatap wajah Gagah lewat kaca spion tengah mobil. Merasa jawabannya mungkin saja tidak berkenan di hati sang bos, Roni pun berujar kembali, “Mendapat cinta dan perhatian dari Anda sudah cukup baginya, meski lama tidak bertemu, sedikit banyak saya tahu sifat Ariel, jadi tidak perlu menganggap diri Anda seperti itu."

“Bagaimana sifatnya?”

Roni tak menjawab. Dia menoleh ke kursi penumpang untuk memberitahu Gagah bahwa mereka sudah sampai di rumah. Gagah yang tak sadarpun mengerjap, rasa malas menyergap, meski begitu dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumah.

Pembantu yang menyambut Gagah terlihat gusar, dia merasa akan terjadi pertengkaran lagi hari itu, dikarenakan Meta sudah menghadang sang suami di depan anak tangga. Wajah masam wanita itu hanya disambut dengan lirikan mata sekilas dari Gagah.

“Dari mana saja baru pulang?” bentak Meta.

Terpopuler

Comments

NurKarni

NurKarni

habis jebol anak perawan🤣🤣🤣

2023-01-08

1

Najwa_auliarahma

Najwa_auliarahma

habis gagahin anak perawan 😂😂😂

2022-12-15

1

Nila Lutfiyah

Nila Lutfiyah

kok q senang ama pelakornua ya😄

2022-10-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Om Gagah
2 Bab 2 : Hidup Berubah
3 Bab 3 : Pencitraan
4 Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5 Bab 5 : Dari Mana?
6 Bab 6 : Simpanan
7 Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8 Bab 8 : Wanita Malam?
9 Bab 9 : Sudah Menikah
10 Bab 10 : Tatapan Aneh
11 Bab 11 : Rencana Cemerlang
12 Bab 12 : Pertengkaran
13 Bab 13 : Dibully
14 Bab 14 : Meta Curiga
15 Bab 15 : Bermesraan Kembali
16 Bab 16 : Foto Punggung
17 Bab 17 : Menghajar Pelakor
18 Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19 Bab 19 : Ego Yang Besar
20 Bab 20 : Akan Kurebut
21 Bab 21 : Lebam
22 Bab 22 : Membeli Kesombongan
23 Bab 23 : Kangen
24 Bab 24 : Setengah-Setengah
25 Bab 25 : Gadis Jujur
26 Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27 Bab 27 : Racun
28 Bab 28 : Tikus Putih
29 Bab 29 : Hasil Uji Coba
30 Bab 30 : Semakin Menjerat
31 Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32 Bab 32 : Menginginkan
33 Bab 33 : Memberontak
34 Bab 34 : Niatan Bercerai
35 Bab 35 : Talak
36 Bab 36 : Simpanan
37 Bab 37 : Gosip
38 Bab 38 : Marah
39 Bab 39 : Obat
40 Bab 40 : Gombal
41 Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42 Bab 42 : Mata-Mata
43 Bab 43 : Dipecat
44 Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45 Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46 Bab 46 : Status
47 Bab 47 : Takut Menambah Beban
48 Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49 Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50 Bab 50 : Berani Mengakui
51 Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52 Bab 52 : Keputusan Pisah
53 Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54 Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55 Bab 55 : Luka
56 Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57 Bab 57 : Klarifikasi
58 Bab 58 : Gugatan Cerai
59 Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60 Bab 60 : Jatuh Cinta
61 Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62 Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63 Bab 63 : Hamil
64 Bab 64 : Jujur
65 Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66 Bab 66 : Mual
67 Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68 Bab 68 : Tak Percaya
69 Bab 69 : Siap Menerima
70 Bab 70 : Ditinggalkan
71 Bab 71 : Meratap Sendiri
72 Bab 72 : Menyalahkan Diri
73 Bab 73 : Ingin Pergi
74 Bab 74 : Pergi
75 Bab 75 : Yang Terbaik
76 Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77 Bab 77 : Mencari Ariel
78 Bab 78 : Dikejar Preman
79 Bab 79 : Menemukan Ariel
80 Bab 80 : Mengurus Homestay
81 Bab 81 : Pria Baik Hati
82 Bab 82 : Mikurame
83 Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84 Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85 Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86 Bab 86 : Tawaran
87 Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88 Bab 88 : Menikah Pura-pura
89 Bab 89 : Alasan
90 Bab 90 : Percaya Padaku!
91 Bab 91 : Periksa Kandungan
92 Bab 92 : Sudah Gila
93 Bab 93 : Rehan - Arumi
94 Bab 94 : Maksud Mas?
95 Bab 95 : Dengarkan Aku!
96 Bab 96 : Siapa Dia?
97 Bab 97 : Dia Benar Istriku
98 Bab 98 : Patah Hati
99 Bab 99 : Kebohongan Lagi
100 Bab 100 : Gila
101 Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102 Bab 102 : Tersungkur
103 Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104 Bab 104 : Kehilangan
105 Bab 105 : Menuntut
106 Bab 106 : Mengakui Semuanya
107 Bab 107 : Apa Aku Benar?
108 Bab 108 : Sudah Membaik
109 Bab 109 : Sisa Waktu
110 Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 : Om Gagah
2
Bab 2 : Hidup Berubah
3
Bab 3 : Pencitraan
4
Bab 4 : Ujaran Kenikmatan
5
Bab 5 : Dari Mana?
6
Bab 6 : Simpanan
7
Bab 7 : Pandangan Masa Depan
8
Bab 8 : Wanita Malam?
9
Bab 9 : Sudah Menikah
10
Bab 10 : Tatapan Aneh
11
Bab 11 : Rencana Cemerlang
12
Bab 12 : Pertengkaran
13
Bab 13 : Dibully
14
Bab 14 : Meta Curiga
15
Bab 15 : Bermesraan Kembali
16
Bab 16 : Foto Punggung
17
Bab 17 : Menghajar Pelakor
18
Bab 18 : Bagaimana Melawan?
19
Bab 19 : Ego Yang Besar
20
Bab 20 : Akan Kurebut
21
Bab 21 : Lebam
22
Bab 22 : Membeli Kesombongan
23
Bab 23 : Kangen
24
Bab 24 : Setengah-Setengah
25
Bab 25 : Gadis Jujur
26
Bab 26 : Berubah Menjadi Berani
27
Bab 27 : Racun
28
Bab 28 : Tikus Putih
29
Bab 29 : Hasil Uji Coba
30
Bab 30 : Semakin Menjerat
31
Bab 31 : Menutupinya Dari Papa
32
Bab 32 : Menginginkan
33
Bab 33 : Memberontak
34
Bab 34 : Niatan Bercerai
35
Bab 35 : Talak
36
Bab 36 : Simpanan
37
Bab 37 : Gosip
38
Bab 38 : Marah
39
Bab 39 : Obat
40
Bab 40 : Gombal
41
Bab 41 : Tiga Kali Sehari
42
Bab 42 : Mata-Mata
43
Bab 43 : Dipecat
44
Bab 44 : Tentukan Pilihanmu
45
Bab 45 : Menjaga Nama Baik
46
Bab 46 : Status
47
Bab 47 : Takut Menambah Beban
48
Bab 48 : Dibawa Ke Suatu Tempat
49
Bab 49 : Mengangkat Sebagai Anak
50
Bab 50 : Berani Mengakui
51
Bab 51 : Mertua Vs Mantu
52
Bab 52 : Keputusan Pisah
53
Bab 53 : Jujur ke Bu Niken
54
Bab 54 : Meta Hilang Kendali
55
Bab 55 : Luka
56
Bab 56 : Gosip Perselingkuhan
57
Bab 57 : Klarifikasi
58
Bab 58 : Gugatan Cerai
59
Bab 59 : (Bukan) Anak Kandung
60
Bab 60 : Jatuh Cinta
61
Bab 61 : Tujuan Sebenarnya
62
Bab 62 : Menanyakannya Ke Puti
63
Bab 63 : Hamil
64
Bab 64 : Jujur
65
Bab 65 : Tutupi Saja Hal Itu
66
Bab 66 : Mual
67
Bab 67 : Menceritakan ke Claudia
68
Bab 68 : Tak Percaya
69
Bab 69 : Siap Menerima
70
Bab 70 : Ditinggalkan
71
Bab 71 : Meratap Sendiri
72
Bab 72 : Menyalahkan Diri
73
Bab 73 : Ingin Pergi
74
Bab 74 : Pergi
75
Bab 75 : Yang Terbaik
76
Bab 76 : Meski Menyembunyikan
77
Bab 77 : Mencari Ariel
78
Bab 78 : Dikejar Preman
79
Bab 79 : Menemukan Ariel
80
Bab 80 : Mengurus Homestay
81
Bab 81 : Pria Baik Hati
82
Bab 82 : Mikurame
83
Bab 83 : Pertanyaan Rehan
84
Bab 84 : Roni Ingkar Janji
85
Bab 85 : Dihujat Ibu-ibu
86
Bab 86 : Tawaran
87
Bab 87 : Jangan Pergi Lagi!
88
Bab 88 : Menikah Pura-pura
89
Bab 89 : Alasan
90
Bab 90 : Percaya Padaku!
91
Bab 91 : Periksa Kandungan
92
Bab 92 : Sudah Gila
93
Bab 93 : Rehan - Arumi
94
Bab 94 : Maksud Mas?
95
Bab 95 : Dengarkan Aku!
96
Bab 96 : Siapa Dia?
97
Bab 97 : Dia Benar Istriku
98
Bab 98 : Patah Hati
99
Bab 99 : Kebohongan Lagi
100
Bab 100 : Gila
101
Bab 101 : Melampiaskan Pada Anak
102
Bab 102 : Tersungkur
103
Bab 103 : Nyawa Ariel Terancam
104
Bab 104 : Kehilangan
105
Bab 105 : Menuntut
106
Bab 106 : Mengakui Semuanya
107
Bab 107 : Apa Aku Benar?
108
Bab 108 : Sudah Membaik
109
Bab 109 : Sisa Waktu
110
Bab 110 : Terima Kasih (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!