Bab Tiga

Anna mengendarai mobil lamborgini-nya dengan marah. Bagaimana mungkin papa-nya begitu tega ingin menikahkannya dengan pria yang tak ia kenal. Bahkan disaat dirinya belum lulus dari sekolah menengah atas.

Anna mengebut dijalanan aspal. Bahkan seringkali menerobos lampu merah dengan sesuka hatinya. Dia begitu dongkol dengan perkataan papa-nya. Menikah dengan cucu Adiyaksa.

Ah, memikirkan kata menikah saja, otak Anna benar benar merasa gila.

tinnn tinnn

Di saat pikirannya sedang kalang kabut, Anna tersadar telah menerobos lampu merah lagi. setelah mendengar suara klakson mobil dari arah bersebrangan. Dia tak bisa lagi berpikir jernih.

brakkk

Kecelakaan pun tak bisa di elakkan. Sebuah mobil limosin berlalu begitu cepat dan menabrak kap mobil samping, membuat mobil Anna limbung ke samping hingga terseret beberapa meter.

"Papa mama...." Anna menjerit dalam hati lalu memejamkan matanya sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Pengendara mobil limosin panik. keningnya berdarah setelah menyeret mobil lamborgini berwarna kuning itu beberapa meter. Tapi kesadarannya belum menghilang.

Ia menggunakan tenaganya yang tersisa dan menyeret kakinya dengan paksa untuk sampai pada mobil yang telah ia tabrak. Sesekali memegangi dahinya yang terus mengucurkan darah segar. dan satu tangannya mengetuk pintu samping mobil lamborgini itu.

Tapi pemilik mobil berwarna kuning itu tidak merespon apapun, sampai akhirnya pemilik mobil limosin itu kehilangan banyak darah dan pingsan.

Para pengguna jalan pun terganggu. Kemudian salah satu saksi segera menelepon ambulans. Tak berapa lama ambulans datang dan membawa keduanya ke rumah sakit terdekat.

Dewi yang sedang membolak balikkan majalah mendapatkan telepon. Setelah mendengar pembicaraan dari sebrang Dewi berkaca kaca. putrinya kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Dewi segera mengabari suaminya dan bergegas ke rumah sakit.

"Apa, Anna kecelakaan?" Wiryo terkejut saat mendengar suara dewi yang memberitaukan bahwa putrinya kecelakaan.

Wiryo mengakhiri meeting pagi ini dan bergegas menyusul ke rumah sakit. Sementara Anna berada di dalam ruang operasi bersamaan Arsha di dalamnya.

Keduanya mengalami pingsan, Anna mendapatkan cidera pada kaki kanannya sementara Arsha mendapatkan luka didahinya.

Setelah satu jam berada di ruangan operasi akhirnya keduanya dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Dokter bagaimana keadaan putri saya?" Setelah dokter keluar dari ruang operasi Wiryo melayangkan pertanyaan kepada dokter bedah yang telah menangani putrinya.

"Tidak terjadi apa apa pada putri bapak. Dia baik baik saja, hanya saja kaki kanannya mengalami cidera. mungkin dalam waktu satu bulan sudah bisa membaik asalkan dirawat dengan baik." Ucap dokter itu tersenyum.

"Terima kasih dokter."

"Ya." kemudian dokter bedah itu berlalu.

Diruangan Vip

Kaki Anna diperban. Dewi menemaninya duduk di samping ranjang. Wiryo juga duduk di sofa panjang yang berada disisi ruangan.

Terdengar ketukan pada pintu, Wiryo segera membuka pintu. Ia terkejut saat siapa yang datang adalah Herman.

"Pak Adiyaksa." Seru Wiryo.

Herman tersenyum lalu melambaikan tangan dan para pengawal yang telah mengikutinya perlahan menjauh dan berbaris rapi di luar ruangan. Ternyata yang ditabrak cucu lelakinya malah calon istrinya sendiri. Sungguh sangat kebetulan sekali. Herman berjalan dengan tongkatnya masuk, Wiryo ikut berjalan mengikuti dibelakangnya.

"Pak Adiyaksa." Dewi juga terkejut kemudian bergegas berdiri menyapa.

Herman tersenyum melambaikan tangan agar dewi tetap duduk di kursi.

"Saya hanya ingin menjenguk orang yang telah ditabrak cucuku. tetapi ternyata putri kalian. Aku benar tidak menyangka. tadinya aku kesini ingin meminta maaf." Ujar Herman begitu tenang.

Wiryo tidak bisa berkata apa apa lagi.

"Karena putrimu calon cucu menantu jadi aku akan menanggung semuanya sampai sembuh, aku telah merekomendasikan dokter terbaik di negeri ini." lanjut herman.

"Terima kasih pak, anda sudah berbaik hati pada kami."

"air..." terdengar rintihan Anna meminta Air. Sejak semalam ia tak sadarkan diri dan ia merasa haus sekarang.

Dewi mengambil air di atas nakas lalu membantu Anna meminum air. Setelah Anna tersadar Dewi berbisik pelan. "Anna, dia adalah tuan Herman. Dia datang menjengukmu." mata Anna segera mencari sosok yang di maksud Dewi.

Setelah dewi menganggukkan kepala tanda Herman boleh menemuinya, Herman segera maju.

"Apa kabar?" Ucap Herman ramah.

"Kakek! saya baik kek." Balas Anna masih dengan suara lemah.

"Istirahatlah." Ucap Herman saat Anna berusaha bangkit untuk duduk. "Saya hanya mewakili cucu saya meminta maaf yang telah menabrakmu hingga seperti ini. Maafkan cucuku."

Anna menggeleng. "Tidak kek, Saya saja yang terlalu ceroboh. Dan kesalahan ini bukan sepenuhnya cucu kakek." Ucap Anna jujur.

Herman tersenyum lalu mengusap puncak kepala Anna lembut. "Istirahatlah supaya kamu cepat sembuh." Balas Herman kemudian.

Herman melirik Wiryo yang terdiam ditempatnya. "Jagalah putrimu baik baik." Wiryo hanya mengangguk.

Diruangan sebelah, Arsya duduk dengan memangku laptop di pangkuannya. Herman segera masuk.

"Ckckck, masih begini kau sudah bekerja."

"Bagaimana tidak, kau selalu membuatku repot seperti ini. Bagaimana mungkin Aku meninggalkannya." Decak Arsya.

"Cih, untung kau cucuku. Setelah menabrak orang kau tidak bilang minta maaf bahkan kau malah sibuk." Arsya mendongak lalu memelototi kakeknya yang duduk di sofa dengan angkuh.

"Itu bukan kesalahanku sepenuhnya, kenapa aku harus minta maaf." Sinis Arsya.

"Huh. kau ini..."

"Sudahlah, kakek disini justru menggangguku. Orang tua lebih baik dirumah dan beristirahat."

"Kau mengusirku."

"Bukan...." Arsya meringis.

"Ah sudahlah, kau memang keras kepala. Selain itu aku juga ingin mengatakan satu hal padamu."

"Katakan saja." Ucap Arsya cuek masih menatap laptop di pangkuannya.

"Gadis yang kau tabrak itu mengalami cidera di kakinya. Jadi kau harus bertanggung jawab."

"Berikan saja kompensasi yang besar sampai kakinya sembuh." Herman mengepalkan tangannya kuat. Anak ini benar benar membuat Herman marah.

"Tidak boleh." Tegas Herman.

"Kenapa?" Herman mendengus sebal.

"Kau ini! Dia tak mau kompensasi darimu." Arsya mengerutkan keningnya heran.

"Kau harus bertanggung jawab dengan cara menikahinya. Karna kau yang membuat kakinya tidak bisa berjalan. Memangnya mudah diluaran sana ada yang mau nerima perempuan yang tidak bisa berjalan seperti itu." Seketika mata Arsya melotot sempurna.

Menikah! Mudah sekali lelaki tua ini mengatakan hal menikah.

"Kek..."

"Sudah. Aku tidak mau berdebat dengan manusia keras kepala sepertimu. Yang aku inginkan kau segera menikah. Maka aku akan merasa lebih tenang." Herman segera bangkit dan keluar ruangan.

Ruangan hening seketika. Arsya menatap lurus ke arah pintu yang tertutup. Apa maksudnya menikahi orang yang tak ia kenal. Huh padahal ia sudah menolaknya berkali kali. tapi ini harus menikahi gadis yang ia tabrak sebagai pertanggung jawaban ckckck bukankah ini terlalu memaksa.

Arsya menertawakan dirinya sendiri. Bukankah ini hanya sebuah alasan agar dirinya cepat menikah. Arsya menganggap ini cuman omong kosong lelaki tua itu.

*

Setelah beberapa pengobatan yang di rekomendasikan oleh Herman. Kaki Anna perlahan lahan sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja masih membutuhkan beberapa waktu untuk bisa pulih, tetapi karena terlalu lama berada di rumah sakit Anna merasa sangat bosan harus meminum obat setiap hari juga menguras semua tenaga dan pikirannya.

"Mama, Aku sudah bosan berada di sini terus." Anna mencebikkan bibirnya. Sudah sebulan ini ia berada di rumah sakit sebagai pemulihan tetapi ia merasa bosan berada diruangan yang serba putih itu.

Dewi menghela nafas lelah, entah sudah keberapa kalinya Anna mengatakan hal yang sama.

"Baiklah, mama akan membujuk papa supaya kita bisa keluar dari sini."

"Bener loh ma." Dewi mengangguk. Anna pun tersenyum riang. Akhirnya Anna bisa pulang meski ia harus memakai kursi roda.

Setelah melalui beberapa proses di rumah sakit, akhirnya siang ini Anna bisa kembali pulang ke kediamannya Ke villa Wirawan. Saat sesampainya di rumah ia teringat jika kamarnya berada di lantai atas.

"Aduh, aku ga bisa naik ke atas dong." Anna menghentikan kursi rodanya yang otomatis di depan tangga.

Dewi yang melihat itu merasa sedih. kemudian ia menghampiri anak perempuannya. Dan menghiburnya.

"Kamar kamu di lantai bawah saja, bibi sudah merapikannya jadi kamu tidak perlu naik turun tangga." Ucap Dewi.

"Terima kasih ma." Anna menyunggingkan senyuman seraya mencium pipi Dewi penuh kasih.

Pelayan membantu mendorong kursi rodanya masuk ke dalam kamar tamu yang berada di lantai bawah. Ia tersenyum karena kedua orang tuanya telah mempersiapkannya. Anna menuju ke sebuah meja belajar, ia menghampiri sebuah foto yang telah usang di dalam sebuah kotak berbahan jati.

Dia menatap foto dua gadis, besar dan kecil sedang tersenyum ke hadapan kamera. Ia merasa rindu pada seseorang. Tetapi ia tak bisa memeluk dan menghampirinya. Ia kembali menyimpan foto itu ke dalam kembali bersamaan dengan sebuah kalung liontin.

Terpopuler

Comments

disa

disa

saya mampir ya thor

2023-04-05

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

kira2 itu foto siapa ya

2022-11-12

0

@sulha faqih aysha💞

@sulha faqih aysha💞

dasar modus kakek bilang aja supaya Arsya mau menikah sama anna

2022-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Depalan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab delapan puluh satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Part 1 season 2 di Belanda
85 Part 2
86 Part 3
87 Part 4
88 Part 5
89 Part 6 kotak berbingkai emas
90 Part 7
91 Part 8
92 Part 9
93 Part 10
94 Part 11
95 Part 12
96 Part 13
97 Part 14
98 Part 15
99 Part 16
100 Part 17
101 Part 18
102 Part 19
103 Part 20
104 Part 21
105 Part 22
106 Part 23
107 Part 24
108 Part 25
109 Part 26
110 Part 27
111 Part 28
112 Part 29
113 Part 30
114 Part 31
115 Part 32
116 Part 33
117 Part 34
118 Part 35
119 Part 36
120 Part 37
121 Part 38
122 Part 39 Aku Hamil
123 Part 40
124 Part 41
125 Part 42
126 Part 43
127 Part 44
128 Part 45
129 Part 46
130 Part 47
131 Part 48 penyekapan
132 Part 49
133 Part 50 perseteruan dewan direksi
134 Part 51 misi pencarian
135 Part 52
136 Part 53
137 Part 54
138 Part 55
139 Part 56
140 Part 57
141 Part 58
142 Part 59
143 Part 60
144 Part 61
145 Part 62
146 Part 63
147 Part 64
148 Part 65 Aku kembali
149 Bab 66
150 Bab 67
151 Bab 68
152 Bab 69
153 Bab 70
154 bab 71
155 Bab 72 pemilihan ceo
156 Bab 73
157 bab 74
158 Bab 75
159 Bab 76
160 Bab 77
161 Bab 78
162 Bab 79
163 Bab 80
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Depalan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab delapan puluh satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Part 1 season 2 di Belanda
85
Part 2
86
Part 3
87
Part 4
88
Part 5
89
Part 6 kotak berbingkai emas
90
Part 7
91
Part 8
92
Part 9
93
Part 10
94
Part 11
95
Part 12
96
Part 13
97
Part 14
98
Part 15
99
Part 16
100
Part 17
101
Part 18
102
Part 19
103
Part 20
104
Part 21
105
Part 22
106
Part 23
107
Part 24
108
Part 25
109
Part 26
110
Part 27
111
Part 28
112
Part 29
113
Part 30
114
Part 31
115
Part 32
116
Part 33
117
Part 34
118
Part 35
119
Part 36
120
Part 37
121
Part 38
122
Part 39 Aku Hamil
123
Part 40
124
Part 41
125
Part 42
126
Part 43
127
Part 44
128
Part 45
129
Part 46
130
Part 47
131
Part 48 penyekapan
132
Part 49
133
Part 50 perseteruan dewan direksi
134
Part 51 misi pencarian
135
Part 52
136
Part 53
137
Part 54
138
Part 55
139
Part 56
140
Part 57
141
Part 58
142
Part 59
143
Part 60
144
Part 61
145
Part 62
146
Part 63
147
Part 64
148
Part 65 Aku kembali
149
Bab 66
150
Bab 67
151
Bab 68
152
Bab 69
153
Bab 70
154
bab 71
155
Bab 72 pemilihan ceo
156
Bab 73
157
bab 74
158
Bab 75
159
Bab 76
160
Bab 77
161
Bab 78
162
Bab 79
163
Bab 80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!