"Kau disini Tika?" tanya Rafi.
"Iya Dok, saya ingin menjenguk Dafa, sekalian mengajaknya makan siang bersama." Seru Tika.
Sedangkan Bagas memandang Tika terus, sepertinya ada yang lain dari Tika. Sikapnya tak lagi ramah kepadanya. Gadisnya itu menjauh.
Tika merasa kalau dirinya diperhatikan, Dia berpura pura tak tahu saja. Tika asyik menyuapi Dafa dan sesekali menyuapi dirinya.
Bagas masih memperhatikan Tika. Ingin rasanya menarik Tika dan bertanya kepada gadis itu, kenapa menjauh darinya.
Rafi sangat senang, Dafa sudah mulai membaik. Sudah mau makan. Telpon Rafi berdering, tertera nama dilayar ponselnya istri tercintanya. Dia pamit untuk mengangkat telpon dari sang istri.
Kesempatan untuk Bagas. Tika sudah selesai memberi makan Dafa, Bagas langsung mendekat ke Tika.
"Ikut aku." Bisik Bagas. Pria itu menarik lengan Tika.
"Mau kemana Kak?" tanya Tika. "Pamit dulu sama Dafa." Ucap Tika kesal.
Tika melepas cengkraman Bagas. "Daf, kakak keluar bentar ya? Kamu disini dulu." Ujar Tika.
Setelah itu Bagas langsung menariknya lagi. Mereka berdua melewati Rafi yang sedang menelpon.
Bagas membawa Tika ketaman belakang rumah sakit. Bagas menyuruh Tika duduk di bangku taman.
"Jelaskan pada kakak. Kenapa kau menjauhi kakak?" tanya Bagas to the point.
"Menjauh gimana maksudnya?" tanya Tika berpura - pura.
"Kenapa kamu, gak makan di kantin tadi?" tanya pria itu lagi.
"Kakak liat tadi kan, aku makan bersama Dafa." Jawabnya santai.
"Apa aku ada salah sama kamu?" tanya Bagas lagi.
"Kak, aku harus kembali, masih banyak pekerjaan." Tika ingin bangkit dari duduknya. Namun ditahan oleh Bagas.
"Mau kemana?!" bentak Bagas.
"Aku mau kerja kak." Dengus Tika kesal. Kenapa pria ini.
"Duduk dulu." Serunya.
"Gak bisa. Aku harus kerja. Pinggir." Ucap Tika kesal. Dia mendorong tubuh Bagas. Dan berlari masuk kedalam rumah sakit lagi.
Jantungnya berdebar, matanya memanas, air mata yang sedari tadi ditahannya, akhirnya keluar juga.
Bagas kesal sekali. Bagas yakin Tika sengaja menjauhinya, itu membuat Bagas hampa. Sepertinya Bagas sudah jatuh cinta kepada Tika.
***
Keesokan Harinya....
Sikap Tika masih sama, masih menjaga jarak dengan Bagas. Sudah beberapa kali Tika melihat Bagas dengan seorang wanita. Tika yakin itu adalah kekasih Bagas. Tika tak ingin mempunyai perasaan lebih untuk Bagas, karena pria itu sudah memiliki kekasih. Yang diyakininya seorang kekasih.
Selama Nessa diberi kesempatan bekerja dirumah sakit yang di pimpin oleh Rafi. Wanita itu tak lagi berani berbuat masalah. Kejadian waktu itu membuatnya jera. Mungkin jodohnya bukanlah Rafi.
Karena obsesinya ingin mendapatkan Dokter Rafi, membuat dirinya hampir saja kehilangan pekerjaan. Kalau saja Bagas tak mengancamnya dengan menunjukkan foto - foto syur nya dengan pria pria hidung belang, mungkin Nessa masih nekad untuk mengejar Rafi. Tapi, Bagas tak main - main.
Dirumah sakit Nessa bekerja dengan baik sekarang. Tak ada lagi Nessa terobsesi dengan Dokter Rafi. Nessa sekarang mulai ada perubahan.
Tapi nasib berkata lain, sang adik menderita sakit keras dan membutuhkan biaya besar dan ibu nya tak lagi berjualan, karena tak ada yang menjaga adiknya.
Adik Nessa memerlukan biaya besar untuk kesembuhannya, Nessa bingung harus mencari uang kemana lagi. Karena sangkin kalutnya, Nessa mencoba menjajakan tubuhnya lagi. Dia mencoba menghubungi temannya yang pernah menawarinya menjadi pemuas nafsu pria.
Di taman belakang Rumah Sakit, Nessa mencoba menelpon temannya itu.
"Halo Nisa. Ini aku Nessa." Ucap Nessa. Untungnya dia masih menyimpan nomor Nisa.
"Apakabar Lo? Masih ingat sama gue?" ejek Nisa.
"Sa, gue butuh uang banyak." Ucapnya to the point aja.
"Gue gak ada duit." Ucap Nisa Cepat.
"Gue tahu. Tapi, Lo ada kerjaan kayak biasa gak? Cariin gue tubang kaya. Gue butuh duit banyak." Nessa tak lagi malu malu.
"Masih Lo? Gue kira udah tobat." Ejek Nisa lagi. Karena waktu itu Nessa berkata bahwa dirinya tak akan lagi menjajakan tubuhnya.
"Gue butuh uang." Ucapnya lirih dan terpaksa.
"Ntar gue cariin, kayaknya ada deh. Pengusaha kaya. Tapi, istrinya dua. Orangnya ganteng banget." Ujar Nisa.
"Gue mau." Ujar Nessa cepat. Biar siapa aja. Yang penting kaya, bisa membayarnya mahal.
"Ok. Nanti gue hubungi Lo lagi." Seru Nisa.
Panggilan itu putus. Nessa menghela nafas panjang. Terpaksa melakukan pekerjaan itu lagi. Kali ini gak boleh ada yang tahu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Suhendri Andrian
mantappppp👍🤔
2022-07-08
1