Bagas mendengarkan pembicaraan Nessa ditelpon. Wanita itu meminta tolong sambil menangis.
"Tolong...jangan ganggu keluargaku. Aku mohon...hiks." Isak Nessa sambil memohon.
Sambungan telpon itu diputus oleh orang itu. Nesa masih saja terua mengatakan Halo.
Karena putus asa, Nessa menangis terisak. Wanita itu tak sanggup lagi rasanya. Kakinya lemas sekali, untung saja ada bangku tunggu pasien di setiap lorong.
Ditempat itu Nessa menangis tersedu. Bagas sungguh tak tega melihatnya. Pria itu menghampiri Nessa dan duduk disamping nya. Nagas menyerahkan sapu tangannya kepada Nessa, agar Nessa menghapus air matanya.
"Hapuslah air matamu. Jangan membuat rumah sakit ini banjir karena kau menangis." Seru Bagas bercanda.
Nessa menatap kesal ke Bagas. Tapi Nessa tetap mengambil sapu tangan Bagas. Nessa pun menghapus air matanya.
Nessa mengembalikannya dan mengucapkan terimakasih.
"Untuk kamu saja, agar ada kenangan dari aku." Ucap Bagas menggoda Nessa.
"Kau selalu saja membuat aku kesal." Ucap Nessa ketus.
Bagas hanya terkekeh saja. "Sebaiknya kau pulang saja." Seru Ness.
"Boleh tahu kenapa kau menangis?" tanya Bagas.
"Jangan urus, urusanku." jawab Nessa ketus.
"Mana tahu aku bisa membantu mu." ucapnya.
"Gak perlu." Ketus Nessa.
"Baiklah. Jangan lupa kau cuci itu sapu tanganku." Seru Bagas dan pria itu pun meninggalkan Nessa sendiri.
Nessa menatap punggung tegap Bagas. Kenapa pria itu akhir akhir ini selalu saja ingin tahu masalahnya. Dan pria itu juga perhatian kepadanya.
Nessa mengangkat bahunya. Dia tak peduli. Tapi, aneh saja rasanya. Dan Nessa juga selalu berdebar ketika berdekatan dengan pria itu.
Nessa menghembuskan nafasnya. Hah...terlalu berat masalahnya kali ini. Sepertinya dia izin saja, untuk saat ini Nessa ingin menenangkan pikirannya.
****
Keesokan harinya...
Bagas lagi lagi melihat Nessa menangis, kali ini wanita itu menangis di pinggir jalan. Wanita itu terduduk di trotoar jalan.
Ada apa sebenarnya. Bagas melajukan mobilnya pelan, dia menghampiri Nessa. Mobil Bagas berhenti, dan pria itu pun turun.
"Kenapa lagi?" tanya Bagas.
Nessa mendongakan kepalanya dengan matanya yang sembab. Karena terbawa perasaan, Nessa bangkit dan berdiri, Nessa langsung memeluk tubuh tegap Bagas dengan erat sekali.
Bagas sungguh terkejut. Tubuh Nessa bergetar, menandakan kalau wanita itu menangis.
Perlahan Bagas membalas pelukan Nessa dan menarik Nafasnya.
"Sudahlah, jangan menangis." Ucap Bagas.
"Hiks...mereka selalu saja mengancam aku..." ucapnya sambil terisak.
"Siapa? Katakan saja kepadaku." Pinta Bagas.
Nessa menggeleng dipelukan Bagas. "Terserah kau saja." Kesal Bagas.
Cukup lama mereka berpelukan di pinggir jalan itu. Banyak mata yang melihat mereka.
Ada sepasang mata yang memandang keduanya sendu. Kenapa rasanya sesak dan sakit dada ini.
Didalam sebuah taxi yang akan membawanya pulang kerumah kontrakannya. Tika, melihat Bagas berpelukan dengan seorang wanita. Pelukan itu sangat erat sekali.
Tika berpikir, apakah itu pacarnya Bagas. Kalau iya, dia sudah sangat patah hati. Sayangnya Tika tak bisa melihat wajah wanita itu. Karena wanita itu memunggungi.
"Apa kak Bagas sudah punya pacar?" gumamnya. Wajah Tika berubah sendu. Tadinya dia sangat senang sekali, bisa berpegangan tangan dengan Bagas.
Yang lebih menyakitkan lagi, Bagas menangkup wajah Nessa.
"Berhentilah menangis, aku tak suka melihat wanita menangis." Ucap Bagas. Pria itu menghapus air mata Nessa dengan jarinya.
"Sudah, aku antar kau pulang." seru Bagas. Pria itu membawa Nessa masuk kedalam mobilnya. Dan mobil Bagas melaju.
Tika hanya bisa menatap nanar kepergian Bagas dan wanitanya. Apakah dirinya patah hati. Iya, dia patah hati. Tika menyukai Bagas dan berharap kepada pria itu.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Suhendri Andrian
lanjutttt terussss👍
2022-07-07
1