Hallo semua... Gimana episode 1 ku?? Semoga kalian suka ya. Dan maaf sekali kalau masih banyak salah dalam penulisannya karena ini adalah pengalaman pertamaku. Selalu di tunggu kritik dan sarannya. 😘😘😘
Jam menunjukkan pukul 08.00 Annisa segera bergegas berangkat ke kampus dengan mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga. Meskipun berhijab, Annisa termasuk icon hijab modern anak 1 kampus, mereka yang dulu menganggap jika berhijab itu kuno, katrok dan culun tapi Annisa merubah pandangan mereka.
Meskipun berhijab mereka tetap bisa bergaul, berkarya dan percaya diri dengan menjadi hijabers. Karena dengan memperkenalkan pengertian berhijab seperti itu,mereka mau belajar sedikit demi sedikit untuk menutup aurat sesama muslimah, sedangkan untuk akhlak biarlah berjalan dan terus belajar untuk menjadi yang lebih di setiap waktu. Hingga Annisa di kampus mempunyai komunitas hijabers.
Annisa pun tidak pernah memaksakan kehendaknya, siapapun yang mau ikut boleh sekalipun mereka belum berhijab. Karena pada dasarnya semua itu harus datang dari hati. Kebetulan Annisa sekolah mengambil jurusan Fashion desainer dan tak jarang Annisa sering kali menjadi model majalah dadakan untuk kampusnya. Karena setiap bulan, kampus tempat Annisa kuliah menerbitkan majalah tiap bulan dengan berbagi macam tema danberita tentunya selalu ada fashion hijabers dan fashion modern. Bahkan Annisa juga membuat desain pakaian biasa seperti gaun ataupun gaya casual jadi tidak hanya tentang hijab karena Annisa mencoba untuk netral dan belajar banyak hal.
Sesampainya di kampus,Annisa segera menuju kelasnya dan menyapa teman-temannya.
" Hai, Del, Va." Sapa Annisa pada Dela&Reva.
" Hai, Ustadzah Annisa." Kata Dela&Reva dengan kompak.
" Husss, apaan sih kalian. Udah ah jangan gitu. Aku malu dan belum siap tahu dengan panggilan itu."
" Hehehehe, becanda kali beb, serius amat." Tambah Dela.
" Ke perpus, yuk. Aku mau cari referensi buat artikel majalah bulan depan." Ajak Annisa.
" Emang temanya apa, An." Tanya Reva.
" Tentang jihad cinta." Kata Annisa.
" Hmmm berat amat ya, temanya. Emang si penulis udah pernah ngrasain cinta. Mau jihad cinta segala." Ledek Dela.
" Annisa sih sudah jihad tapi kayaknya jihadnya belum kelar sama senior kita Kak Adam." Tambah Reva yang semakin membuat Annisa terpojok.
" Udah, ledek aja terus sepuas kalian. Udah lah aku berangkat sendiri saja daripada sama kalian aku selalu di ledekin." Keluh Annisa.
" Kita ikut lah, kita kan mau nemenin kamu berjihad, An." Sahut Dela.
" Mulai lagi, deh." Kesal Annisa sambil berlalu begitu saja, sedangkan Dela&Reva segera mengekor Annisa dari belakang kemudian mereka saling merangkul lengan Annisa. Annisa hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu teman-temnnya. Selama perjalanan menuju perpustakaan mereka mennyusuri koridor bangunan yang luas dan megah. Dan langkah Annisa tehenti saat melihat sosok laki-laki yang tampan siapa lagi kalau bukan Adam. Laki-laki yang sangat dia kagumi dari awal masuk kuliah karena selain tampan juga sholih, idaman sekali.
" Kok berhenti, An." Kata Dela sambil mengikuti mata Annisa memandang.
" Ohhhh, rupanya ada pangeran." Tambah Dela yang di ikuti pandangan Reva.
" Itu yang buat langkah Annisa terhenti, Kak Adam. Pangeran Arab." Sahut Reva. Ya,wajah Adam memang berbau Arabia, jadi bisa kebayang gantengnya kayak apa.
" Husss, apaan sih. Memandangnya dari jauh saja sudah cukup. Udah ah ke perpus yuk." Ajak Annisa dengan senyuman penuh makna. Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi. Maklum lah kampus besar dan elit jadi perjalanan dari kelas menuju kampus cukup lama. Di tengah perjalanan lagi, mereka bertiga dari jauh melihat segerombolan cowok-cowok keren yang bagi Annisa bikin matanya menjadi sakit tetapi tidak untuk kedua temannya.
" Ya ampun, Del. Lihat para pangeran sedang berjalan. Uwuw banget." Kata Reva yang begitu terpesona melihat BAD BOYS melenggang dengan gaya berjalan bak model international.
" Iya, Rev. Pagi-pagi emang wajib ngelihat yang seger-seger kayak gini. Ngalahin segernya rujak Bang Somad depan kampus." Tambah Dela. Sikap Reva&Dela justru membuat Annisa merasa risih.
" Del, Rev. Mata kalian bermasalah apa,kayak gitu di bilang pangeran. Hmmm dandannya aja lihat, masak laki-laki pakai anting, pakai kalung, dandanya menyerupai wanita." Keluh Annisa.
" Mereka kayak oppa-oppa Korea, An. Sedangkan tipe-tipe kamu kan yang berbau Arabia." Kata Dela. Annisa hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya. Saat mereka berpapasan, Dela danReva melambai genit pada geng BAD BOYS tetapi mereka tetap dengan gaya coolnya, sedangkan Annisa memilih bersikap acuh pada geng BAD BOYS.
" Istighfar, woi." Tegur Annisa pada teman-temannya sambil berlalu meninggalkan mereka dalam imajinasinya.
Di perpustakaan Annisa sibuk memilah buku mencari referensi untuk artikel islaminya. Annisa pun menyusuri setiap rak dalam ruangan hingga di celah-celah tumpukan buku, matanya bertemu dengan sepasang mata indah khas timur tengah, yes Adam. Hehehe. Seketika jantung Annisa berdetak tidak karuan, sepasang mata itupun membalas pandangan Annisa dengan melontarkan senyuman terindahnya.
" Masya Allah, indah sekali." Batin Annisa.
" Hai, An." Sapa Adam. Mereka sering beberapa kali bertemu dalam acara tausyiah kampus. Jadi mereka cukup saling mengenal.
" Hai, Kak Adam." Balas Annisa dengan gugup. Adam pun menghampiri Annisa.
" Nyari apa, Annisa."
" Eh ini,Kak. Referensi untuk artikel islami bulan depan."
" Oh... Aku selalu kagum sama tulisan-tulisan kamu. Dan juga desain-desain baju kamu selalu bagus."
" Terima kasih, Kak." Jawab Annisa dengan malu-malu. Mereka pun berjalan beriringan dengan tetap menyusuri setiap rak di dalam perpustakaan dan Adam pun akhirnya ikut membantu Annisa mencari referensi. Di tangan Adam sudah penuh tumpukan buku,begitu juga dengan Annisa. Saat akan menuju meja baca, karena keasyikan ngobrol. BRUK. Annisa tidak sengaja menabrak gerombolan geng Darren dan tepat yang di tabrak Annisa adalah Darren. Annisa pun kaget saat dia mendongak keatas yang dia lihat adalah oppa-oppa Korea, eh oppa-oppa Korea menurut versi Dela dan Reva.
" Maaf...maaf." Kata Annisa dengan gugup sambil membereskan buku-bukunya. Dengan sigap Adam segera membantu Annisa membereskan buku-bukunya.
" Makanya kalau jalan pakai mata, di lihat jalannya jangan pacaran." Ketus Darren.
" Maaf, aku nggak sengaja. Aku kan sudah minta maaf."
" Kalau kata maaf bisa di ucapkan untuk apa ada polisi." Tambah Darren dengan kesal. Seketika mood Darren berubah.
" Tanya aja sama pak polisi, mana ku tahu." Celetuk Annisa dengan entengnya dan membuat Darren semakin kesal.
" Udah, An. Nggak usah di ladeni, kita pergi saja." Kata Adam mencoba menenangkan Annisa.
Annisa segera membereskan buku-bukunya dengan di bantu Adam. Namun langkah Annisa terhenti dan berbalik arah ke arah Darren.
" Nih baca, biar paham." Ketus Annisa sambil menyodorkan buku HUKUM&TATA NEGARA. Darren pun semakin kesal dengan tingkah Annisa karena baru kali ini ada orang yang berani melawannya, cewek lagi. Sedangkan teman Darren yg lain pun terkekeh melihat sikap Annisa yang spontan dan Darren yang pemarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuuut
2023-03-08
1
گسنيتي
mantap..
2022-01-31
1
Happyy
💖💖💖👍👍👍
2021-04-11
1