Episode 4 : Pertemuan di Kantin

Bel istirahat selanjut nya berdenting dengan keras Gadis berambut kepang merah tipis itu keluar dari kelas sendirian karena teman nya yang bernama Stacey harus pergi menemui kepala sekolah.

Alexia celingukan mencari arah kantin. Ia sudah sangat lapar. Perut nya bergemuruh ingin segera diisi. Yah setidak nya ada sepotong roti yang masuk.

Gadis bermanik biru itu akhir nya menemukan peta yang ditempel di dinding. Sambil melihat peta , ia bergumam. " Tumben si Cireth engga bully si pemilik tubuh asli. Tumben dia langsung pergi ke kantin. Ada yang tidak beres." Pikir Alexia tajam. Ia mewanti-wanti sesuatu yang akan terjadi. Beberapa menit kemudian , gadis itu kembali fokus untuk mencari kantin.

Dengan bantuan peta itu , Alexia akhirnya berhasil menemukan sebuah ruangan dengan pintu jati yang kokoh. Ruangan itu sangat ramai , banyak anak-anak yang keluar masuk ke dalam nya.

Alexia jadi yakin bahwa itu adalah kantin. Sungguh mendebarkan. Kantin bangsawan yang indah. Batin Alexia yang merasa takjub. Dengan perasaan kagum , gadis bergaun jingga itu memasuki kantin.

Ia melihat bahwasan nya seluruh penjuru kantin penuh dengan wangi makanan yang mampu membuat siapapun langsung lapar. Alexia berpikir mungkin dia bisa melahap sepuluh jenis makanan di kantin itu. Berlebihan memang. Tapi , baru kali ini , gadis itu mencium aroma makanan yang begitu menggoda selera.

Alexia lantas berlari kecil ke arah meja yang di atas nya disajikan roti bakar selai keju , kue apple, pie berry , roti krim dan kue stowberry. Mata nya berkeliaran menatap hidangan dessert disana. Ia lalu mengambil piring perak yang disediakan dan segera mencomot lima kue apple , dua roti bakar keju , satu pie berry , tiga kue stowberry , satu roti krim.

Setelah menata makanan nya , Alexia mencari tempat duduk.

Saat gadis itu berjalan ke arah tempat duduk yang akan dituju , ia tidak sadar ada Cireth yang tengah duduk dengan kaki sengaja diselonjorkan. Alhasil, Alexia tersandung dan piring perak berisi roti nya tumpah begitu saja ke lantai.

Sontak , semua atensi langsung berpusat ke arah Alexia. Gadis itu tersungkur ke lantai dan rambut nya yang dikepang terkena krim roti.

Cireth bangun dari posisi. Tangan nya yang putih , mengambil semangkuk sup sisa lalu menyiramkan itu ke rambut Alexia yang dikepang.

" Dengar semua nya , kalian bisa membuang makanan sisa kalian ke atas kepala nya. Dia itu sampah ! Sampah akan serasi dengan sampah hahaha." Tawa Cireth bergema. Seakan mendeklarasikan bahwa Alexia adalah budak nya.

Alexia mengepalkan tangan nya.

Alexia bangun dan langsung menyamprang wajah Cireth menggunakan gelas plastik yang berisi air. Gadis antagonis itu tentu marah dan akan menggunakan sihir , tetapi karena Alexia sudah tau bahwa ada aturan tidak boleh menggunakan sihir , dia mengancam. " Cireth , jika kau berani menggunakan sihir , maka kau akan kulaporkan agar di skors!"

" Ffffttt Hahahahaha, teman-teman , rupa nya si sampah tidak tau ya kalau aku , Cireth Van Yorga adalah penguasa sekolah ini. Ayahku adalah salah satu penyumbang besar sekolah ini hahahaha." Ujar Cireth memandang Alexia penuh hina.

Saat Cireth akan menggumamkan mantra , seorang lelaki yang baru saja masuk ke kantin langsung menghentikan nya.

" Hentikan!" Satu kata dingin yang ia lontarkan mampu membuat Cireth kehilangan perhatian nya.

Pangeran Pertama Leander Killan de Veros menatap Cireth dengan sorot mata dingin nya. " Dikeluarkan dari akademi adalah sanksi terbesar untuk mu jika melakukan nya lebih lanjut." Tegas Pangeran Leander datar. Ia adalah senior kelas tiga dan merupakan ketua majelis siswa.

Cireth mendecih pelan dan meninggalkan kantin.

Sementara Alexia mendadak meneteskan air mata nya.

Melihat gadis culun yang kepala nya penuh sisa makanan dengan tangan lecet tengah menangis tersedu-sedu, Pangeran Leander merasa iba. Ia mendekat dan berkata , " Kenapa masih belum berhenti menangis!"Ujar nya datar yang justru terkesan ketus.

" Apasih! Kenapa anak-anak disini sangat menyebalkan! Kenapa kau tidak mengerti betapa berharga nya kue dan roti itu untuk ku heh?! Hidangan dessert itu pasti dibuat dengan penuh cinta dan resep rahasia. Kenapa malah terbuang begitu saja hiks." Lontar Alexia kesal.

Pangeran Leander mengernyit. " Jadi...karena makanan mu tumpah kau jadi menangis? K-Kau menangis hanya karena kue nya tumpah?" Wajah Pangeran Leander berubah sedikit merah. Namun , wajah nya kembali datar di detik berikut nya.

Alexia menatap Pangeran Leander penuh serius. " Tidak kah kau berpikir bahwa sang koki pasti sedang menangis tersedu-sedu sekarang jika melihat kejadian ini." Ungkap Alexia menggebu-gebu.

Aku tidak menangis tuh. Batin Pangeran Leander.

" Sudah lah, kue nya juga tidak terlalu enak."

" Husssst! Jangan menghina makanan! Coba lihat lah lebih detail. Ternyata ada kismis di dalam kue nya." Ujar Alexia.

Percakapan mereka terjadi lumayan panjang. Tanpa sadar , diakhir pembicaraan nya dengan Alexia , Pangeran Leander bertanya satu hal. " Bukankah memalukan jika seorang lelaki bangsawan memasak kue di dapur?" Tanya nya tiba-tiba.

" Kenapa harus memalukan? Menurutku justru itu malah sangat baik. Dia memiliki keterampilan yang jarang dimiliki laki-laki lain. Orang itu sangat hebat!" Tukas Alexia.

" Ayo ikut aku!" Pangeran Leander menarik tangan Alexia agar ikut dengan nya keluar kantin. Mereka berdua tanpa sadar sudah menjadi bahan gosip para murid.

" Sejak kapan Pangeran Leander berbicara sepanjang itu?"

" Benar! Aku pun kaget! Jangan-jangan gadis itu adalah sepupu jauh nya!"

" Ah tidak perlu dipermasalahkan. Aku yakin Pangeran hanya merasa kasihan."

Setelah semua nya tenang , di sudut kantin sekolah, seorang lelaki berambut pirang bernama Sofanus menyeringai.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***