"Assalamualaikum ibu!" Erick Bramantyo berteriak ke dalam Panti dengan rasa yang sangat senang di hatinya.
Pria tampan itu bahkan memarkirkan mobilnya dengan asal dan langsung masuk ke rumah dengan langkah cepat bagai berlari.
"Waalaikumussalam warahmatullahi, " jawab Ratih, sang ibu. Perempuan yang berusia 60 tahun itu menatap putranya dengan wajah penasaran.
"Kok balik lagi? katanya tadi ada urusan penting," Erick menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian mengajak ibunya untuk duduk di ruang depan.
"Ada apa Erick? kamu membuat ibu khawatir," ujar Ratih sembari mengikuti kemana putra semata wayangnya itu membawanya.
"Duduklah ibuku sayang," ujar Erick kemudian duduk dibawah kaki sang ibu.
"Jangan membuat jantungku berdetak lebih keras anakku, kuharap kamu membawa kabar gembira." Ratih memandang putranya yang duduk bersimpuh di kakinya.
"Ibu aku sudah mempunyai calon yang ingin aku nikahi,"
Deg
Ratih meraba dadanya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia merasa sedikit tidak nyaman dengan berita bahagia yang ia dengar baru saja dari mulut putranya.
"Ada apa ibu? sepertinya ibu tidak senang dengan berita yang aku bawa," ujar Erick dengan nada sedikit kecewa. Ia memandang wajah ibunya yang tidak bereaksi dengan berita yang ia bawa.
"Mana mungkin ibu tidak senang, cuma maafkan ibu nak karena ibu juga sudah punya calon yang baik dan cocok untukmu, Erick." jawab Ratih dengan suara pelan, bahu Erick langsung menurun kecewa dan juga dilema.
Ratih mengerti kalau perasaan putranya itu pasti kecewa, tetapi entah kenapa hatinya sangat condong pada gadis pilihannya itu.
Semalam ia bahkan meminta semua anak panti untuk mengaminkan do'a-do'anya agar sang putra berjodoh dengan Alesha yang selalu datang ke Panti ini untuk membawa hadiah dan juga sumbangan. Semalam setelah ia melakukan sholat istikharah, ia meminta petunjuk pada Tuhan akan pilihannya itu, dan alhasil ia menemukan gadis itu datang ke dalam mimpinya semalam.
Dan kini ia memutuskan bahwa mimpi itu adalah jawaban dari do'a-do'anya selama ini.
Erick mencium tangan ibunya lembut. Ia tak ingin mengecewakan perempuan yang telah melahirkannya itu,
"Baiklah ibu, putramu ini akan ikuti maumu, yang penting kamu bahagia," ujar Erick setelah lama terdiam.
"Maafkanlah ibumu ini Erick, karena sangat egois, tapi kurasa ia memang ditakdirkan untukmu nak." Ratih tersenyum bahagia, karena sang putra tidak menolak permintaannya.
"Siapa namanya ibu?"
"Nama gadis itu Alesha, dia sangat baik hati dan juga suka menolong. Setiap bulan ia pasti datang ke Panti ini untuk memberikan hadiah dan sumbangan untuk anak-anak di sini."'
"Ibu, aku kan masih sanggup membiayai operasional panti ini, kenapa harus menerima dari orang lain yang pada akhirnya mengharapkan lebih pada kita."
Plak
Ratih memukul lengan putranya itu dengan tangannya sendiri.
"Kenapa ibu suka sekali memukulku?" Erick berpura-pura meringis sakit. Ia mengelus lengannya dengan dramatis.
"Kamu terlalu percaya diri, gadis itu tidak pernah menginginkanmu, ibu yang sangat menginginkannya Erick,"
"Ibu, apakah kamu ingin aku tidak bahagia dengan caramu yang seperti ini?"
"Gadis itu tidak mau begitupun denganku, lalu hubungan apa yang akan kami jalani?"
"Cinta akan datang pada kalian, ibu yakin itu."
"Usianya Bu? apakah ia sejenis gadis perawan tua?"
Plak
"Awwww!" Erick berteriak lagi karena kini keningnya yang dapat jitakan. Ia segera mengelus keningnya pelan. Andaikan ini bukan tangan ibunya sendiri, ia pasti akan memperkarakan masalah kekerasan yang sering ia alami.
"Ia masih sangat muda dan juga cantik, ibu yakin kamu akan tergila-gila padanya, Erick!" Erick mendengus dan berdiri dari duduknya.
Hanya Beby Bu yang membuatku tergila-gila , tapi aku harus mengubur dalam-dalam perasaanku demi ridho darimu.
"Erick! kamu mau kemana?"
"Aku ingin menenangkan diriku dulu Bu," jawab pria muda itu kemudian berlalu dari hadapan ibunya. Ia segera mengemudikan mobilnya ke arah kantornya. Dengan bekerja ia yakin ia bisa membuang bayangan gadis itu dari kepalanya.
🍁
"Beb, mau bantuin aku gak?" tanya Ratna penuh harap. Beby Alesha tersenyum kemudian mengangguk.
"Selama aku bisa, aku pasti membantumu." Beby menyentuh tangan Ratna yang tiba-tiba terasa dingin.
"Ada apa? ayo cerita Rat."
"Kamu tahu kan, kalau kami berempat mengajukan lamaran ke sebuah bank swasta di kota ini, dan cuma aku sendiri yang dapat ini Beb, aku takut." Ratna menyerahkan handphonenya pada sahabatnya itu.
Beby mengernyit membaca pesan WhatsApp dari orang yang mengaku sebagai petinggi dari Bank swasta tersebut.
Aku bisa saja meloloskanmu dengan mudah tetapi kamu harus memberiku imbalan. Temui aku di Club X malam ini.
Beby menatap wajah sahabatnya yang nampak sangat takut dan khawatir.
"Nilai tes tulis aku Beb yang paling tinggi dari semua pendaftar. Dan saat tes wawancara dengan orang itu, ia mengirimiku pesan seperti itu." Ratna menarik nafas berat. Ia sangat menginginkan pekerjaan itu. Tetapi kalau harus melalui cara yang sangat kotor seperti itu, ia ingin mundur saja.
"Kita akan menemui orang itu malam ini, aku ingin tahu imbalan seperti apa yang ia inginkan darimu." putus Beby sembari tersenyum samar.
"Aku takut Beb,"
"Hey sejak kapan Rangers Dewaani takut sama yang beginian?"
"Ini tempat yang sangat berbahaya Beb, aku takut orang itu malah menjebak kita di sana."
"Tenang saja, sayang. Kita harus berhati-hati memang, jangan sampai apa yang diinginkan oleh orang itu terlaksana."
"Apa anggota Rangers Dewaani perlu kita kasih tahu?"
"Tidak perlu, cukup kita berdua saja. Takutnya orang itu tahu apa yang kita rencanakan padanya."
"Baiklah,"
"Aku menjemputmu setelah jam 8 malam, jawab saja pada orang itu bahwa kamu akan datang."
Sementara itu di tempat lain di belahan bumi Indonesia.
"Apa tidak ada tempat lain?" tanya Erick pada seorang kliennya yang sedang ingin berkonsultasi atas segala masalah rumah tangganya yang sepertinya sedang di ujung tanduk.
"Tidak ada, aku ingin kita bertemu di sana malam ini juga." Erick menarik nafas panjang. Andai si Royco ini bukan sahabatnya sudah ia pastikan akan ia tolak permintaan pria itu.
🍁
Erick Bramantyo melangkah kedalam Club X sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang nampak sudah sangat ramai itu, bau minuman beralkohol begitu menusuk hidungnya.
Tarian dari beberapa penari perut di tempat itu membuatnya mual dan berjanji tidak akan datang ke tempat itu Lagi.
Andai aku tak takut Royco akan mabuk sendirian di sini dan berakhir celaka, aku tak akan pernah lagi ke tempat ini.
Terakhir ia masuk ke Club ini saat ia juga bertemu dengan klien dan berjanji tidak akan menerima undangan klien kalau tempatnya harus di sebuah Club seperti ini.
Waktu itu ia juga bertemu dengan Beby si sugar baby.
Beberapa gadis yang tak memakai pakaiannya dengan benar menghampirinya dan mulai menggodanya. Ada yang bahkan berani menggerayangi seluruh tubuhnya. Dan itu tidak luput dari pandangan seorang Beby Alesha Ibrahim yang juga sudah berada di sana menunggu seseorang.
"Dasar bos mesum!" umpat Beby dengan tangan terkepal dibawah meja.
*Tobe continued
Mana nih like dan komentarnya, aku tunggu ya gaesss.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
cOE's
hadeuuuh jodoh mmg tak lari kemana ya beb.....dimn2 pasti ketemu, dunia bnr2 selebar layar hp....🤭🤭🤭
2022-07-31
9
Isss
Royco wkwkwkw
2022-07-23
3
Isss
hey, alesha itu jg Beby kali🤣🤣
2022-07-23
3