Atas perintah sang bos, Jack benar-benar menyebrang ke rumah tetangga dengan melompati pagar setinggi dua meter itu. Eits, jangan terpesona dulu sama pria itu, ia menggunakan tangga untuk menyeberang karena pintu pagar depan rumah itu sudah terkunci. Pun ia juga malas berteriak karena suara musik itu benar-benar bisa menelan suaranya.
"Permisi nona-nona, bisa tidak volume musiknya dikurangi sedikit?" tanya Jack berusaha sopan, ia hanya menundukkan kepalanya seperti biasa jika bertemu dengan gadis-gadis. Apalagi yang bening dan juga seksih seperti beberapa gadis di depannya ini.
"Hei kamu kan petugas kebersihan di Rumah sakit itu ya?" tanya Eka yang berhasil mengenali sosok pria bertopi hitam itu. Jack mendongak dan melihat semua gadis yang sedang menyanyi dan menari itu.
Ya ampun mereka kan gadis-gadis itu, hem.
Jack kembali menunduk kemudian mengangguk.
"Iya non, aku petugas kebersihan itu. Aku cuma mau minta agar musiknya dikecilkan volumenya karena penghuni panti asuhan di sebelah cukup terganggu."
"Aduh maaf ya, kami tidak sadar sudah mengganggu orang lain, maafkan kami ya?" ujar Beby Alesha tak enak hati. Ia lantas menuju sound sistem dan menurunkan volumenya.
"Terimakasih banyak, aku permisi, Assalamualaikum," ujar Jack kemudian kembali ke tembok itu dan melompatinya.
"Wahhhh hebat banget itu masuk ke sini lewat pagar, 2 meter lagi." ujar Eka terpesona. Ia sepertinya sudah jatuh cinta sama tukang bersih-bersih itu.
"Apa hebatnya kalau masuk ke rumah orang lewat pagar padahal kan di sana ada pintu," timpal Hany sembari menunjuk pintu pagar dengan dagunya.
"Ah iya juga ya, datang tanpa salam tapi pulangnya sudah pakai salam." timpal Ratna mengiyakan.
Puffft
Mereka semua langsung tertawa cekikikan.
"Bos, gimana? aman kan sekarang? sudah gak ada musik." ujar Jack yang baru turun dari tangga dan mendapati Erick berdiri di sana menunggunya.
"Oh, iya kok cepat banget amannya? gak ada perlawanan ya?" tanya Erick penasaran. Yang ia tahu biasanya orang-orang di sekitar tempat itu kalau ditegur tidak langsung paham dan mengerti.
"Orangnya baik-baik semua bos, cantik-cantik lagi," ujar Jack yang kemudian disusul oleh suara tawa dari seberang pagar itu.
"Mereka nampaknya sedang berpesta dan lagi hepy-hepy ya?"
"Iya bos, mereka menari dan menyanyi seperti orang mabuk begitu,"
"Ada cowoknya gak?" tanya Erick tiba-tiba kepo dan penasaran.
"Tidak ada laki-laki, semuanya gadis, dan tahu gak siapa mereka?" tanya Jack dengan suara dibuat pelan, supaya sang bos semakin penasaran.
"Ada apa Jack?" tanya Erick betul-betul penasaran.
"Mereka itu gadis-gadis yang disuruh jaga sewaktu di Rumah sakit waktu itu, gadis-gadis pilihan menurut aku bos," Ujar Jack dengan senyum diwajahnya.
"Oh putri Pak Ibrahim. Pantas papanya nyuruh aku jaga putrinya sampai 24 jam, Rupanya ini kerjaannya."
"Kasihan pak Ibrahim, putri semata wayangnya malah suka dugem, mungkin mereka lagi bosan ke Club jadi mainnya di sini aja, hem." ujar Erick sembari menatap tangga yang digunakan oleh Jack untuk memanjat.
"Kenapa bos? mau ngintip juga?" tanya Jack curiga dengan tatapan sang bos pada tangga itu.
"Ih ngapain, mending aku tidur di dalam." jawab Erick kemudian segera berlalu dari tempat itu. Tetapi sebelum langkahnya menjauh ia segera berbalik kearah Jack yang mengekor di belakangnya.
"Kamu tetap berjaga di sini dan awasi mereka, kalau ada orang yang mencurigakan dan mengganggu mereka, cepat hubungi aku, mengerti?!"
"Okey siap bos!" ujar Jack kemudian memutar arah dan kembali menuju tempat yang tadi.
"Dasar bos arogan, bilang aja perhatian sama putri pak Ibrahim." ujar Jack sembari bersandar di tembok pagar.
🍁
Pagi yang sangat cerah diluar sana tidak lantas membuat para gadis itu bangun dengan ceria. Mereka masih betah dibawah selimut tebal di kamar itu.
"Beb, ayo bangun! Papa dan mamamu ada diluar," bisik Hany yang kebetulan mendengar bunyi pintu diketuk. Beby hanya menggeliat pelan dan kembali tidak sembari memeluk tubuh Anny yang juga tanpa sadar melingkarkan tangannya di tubuh sahabatnya itu.
"Astaghfirullah Pa, Beby Pa?!" teriak Hanna dengan suara tercekat di tenggorokan. Kecurigaannya pada putrinya yang memilki kelainan seksuall benar-benar telah terbukti.
Eka juga sedang berpelukan dengan Ratna dalam tidurnya bahkan lebih ekstrim daripada Beby dan Anny.
Ibrahim ingin masuk ke kamar itu tetapi kemudian ditahan oleh sang istri. Ia tak mau suaminya melihat para gadis-gadis itu yang sedang tidur dengan gaya yang sangat terbuka dan menggoda.
"Pokoknya Papa harus carikan Beby calon suami supaya ia cepat kembali ke jalan yang benar." ujar Hanna sembari berbisik dikuping sang suami. Ia tak mau salah satu sahabat Beby itu mendengar kata-katanya.
Jangan sampai gadis ini membocorkan rencanaku pada Beby
Hanna membatin sembari menatap Hany yang duduk dengan canggung di depan kedua orangtua Beby itu.
"Apa saja yang kalian lakukan di sini, Han?" tanya Hanna pada gadis yang bernama Hany itu.
"Kami mengadakan syukuran tante, Om, karena Beby sudah selesai magang di Kantor pengacara itu."
"Oh sudah selesai ya, kok gak bilang sama Mama sih, dasar ya anak itu." Hanna mulai lagi ingin melangkah ke kamar itu dimana ada dua pasang yang sedang tidur dengan tidak senonoh seperti itu.
"Pa, aku tidak sanggup di sini, ayo kita pulang." ujar Hanna dan menarik suaminya keluar dari rumah itu.
"Aku gak nyangka Pa, putri kita benar-benar salah langkah, hiks. Aku gak mau Pa, huaaa." Hanna terus meraung didalam mobil itu.
"Sudah Ma, kita akan tanyakan baik-baik pada Beby diwaktu yang tepat." ujar Ibrahim sembari membawa mobilnya keluar dari halaman rumah itu.
Prang
Krekk
"Sial! siapa sih? gak bisa nyetir yah!" teriak Erick dari dalam mobilnya yang merasa bumper kendaraan yang ia kendarai menabrak sesuatu di depan sampai menimbulkan bunyi yang begitu keras.
"Kamu yang tidak bisa nyetir, udah tahu aku mau lewat!" balas Ibrahim dengan suara tak kalah sengit.
"Pak Ibra?" ujar Erick memastikan penglihatannya. Ia segera turun dari mobilnya dan menghampiri mobil mewah di depannya.
"Erick?! kamu berani ya menabrak mobil mewahku?!" seru Ibrahim dengan wajah datar. Ia tak menyangka anak angkatnya yang sudah terkenal dan kaya raya itu menjadi pelaku dalam kecelakaan ini.
"Maaf Pak, aku tidak tahu kalau itu mobil bapak." ujar. Erick sembari menundukkan wajahnya.
"Putar kembali mobilmu supaya aku bisa lewat, dan Aku tunggu kamu di rumah sekarang juga!"
"Iya Pak, Aku segera kesana," jawab Erick patuh.
*Tobe continued
Like dan komentar dong para readers tersayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Isss
matimijah. salah pahammi twwa 😂😂
2022-07-23
3
Isss
🤭🤭
2022-07-23
2
Isss
sembarangan twwa inie Erick 🤣🤣
2022-07-23
3