Hari ini Beby Alesha Ibrahim merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Keluar dari EB & Partners merupakan mimpinya sejak hari pertama ia magang di tempat itu.
Gadis itu sampai melompat ke udara sembari membawa mengangkat laporan akhir hasil magangnya di tempat itu. Dan itu semua tak luput dari pantauan mata tajam Erick Bramantyo dari atas jendela ruang kerjanya. Ia terus memperhatikan gadis itu hingga benar-benar pergi dan hilang dari penglihatannya.
Erick Bramantyo meraup wajahnya kasar. Ia merasakan hatinya tiba-tiba kosong. Dan ia pastikan hari-harinya ke depan akan sangat membosankan dan datar tanpa gadis itu.
"Jack! siapkan mobil, kita keluar sekarang!" titah Erick kemudian menyimpan kembali handphonenya di saku jasnya bagian dalam.
Jack menatap handphone ditangannya kemudian melihat kearah jalan raya di depan kantor mewah EB & Partnes itu. Matanya masih mengikuti mobil sport berwarna metalik itu keluar dan akhirnya menghilang.
"Gadis itu kan yang disuruh jaga sewaktu di Rumah Sakit dulu. Hem, artinya bos Erick sudah bertemu ya dengannya, baguslah. Aku jadi bebas tugas sekarang." ujarnya pelan kemudian mengambil mobil sang Bos, karena pasti sebentar lagi ia akan turun dan keluar dari kantor ini.
🍁
Beby Alesha bersama Chiki dan juga Qitela memasuki sebuah toko serba ada untuk membeli beberapa bahan makanan yang akan digunakan untuk berbagi dengan anak panti asuhan di dekat markas Rangers Dewaani.
"Beb, kamu kok belanjanya banyak gini sih, kayak mau adakan pesta aja." ujar Chiki yang baru merasakan berbelanja dengan seorang Beby Alesha.
"Iya Beb, ini kayak kamu mau nimbun sembako gitu, jadi pas harga pada mahal kamu keluarin deh untuk dijual kembali." timpal Qitela membenarkan. Pasalnya setelah barang belanjaan itu terkumpul, itu semua tidak muat didalam mobil pribadi Beby.
"Ini semua akan dibawa oleh mobil pick up sayang, kita akan bagi ke orang yang membutuhkan di panti asuhan dekat rumah aku." ujar Beby sembari meminta mobil toserba itu untuk mengantar barang belanjaannya.
"Dalam rangka apa sih Beb?" Qitela masih penasaran kenapa seorang Beby rela menghabiskan uangnya untuk berbagi dengan banyak orang.
"Ini syukuran karena kita sudah selesai magang dengan nilai yang sangat bagus dari Pak Bos yang sangat arogan itu.' jawab Beby Alesha dengan wajah sumringah senang.
"Tapi tampan banget lho Beb, dingin, dan bikin aku membeku, brrr." timpal Chiki sembari memeluk dirinya sendiri.
Cih tampan? yang ada malah bikin tenggorokan keselek, mulutnya kasar dan otaknya mesum, masak mau ngajak aku jadi sugar babynya? dasar Sugar Daddy karatan!!! Beby membatin sembari meremas udara.
"Iya cool banget itu, dan pastinya hot di ranjang, hihihi." tambah Qitela cekikikan dan alhasil ia langsung mendapat tabokan di kepalanya.
"Otak kalian ya, perlu dicuci pake rinso dan kembang tujuh rupa, orang menyebalkan begitu dibilang tampan, hadehhh." ujar Beby sembari menepuk dahinya pelan.
"Awas lho jatuh cinta," ujar Chiki tersenyum samar, soalnya ia pernah melihat kedua orang itu saling mengirimkan tatapan membunuh.
"Gak akan! aku paling benci sama cowok kayak gitu, suka semena-mena sama bawahannya dan yang pastinya mantan bos kita itu seorang player,"
"Kamu kok tahu Beb?"
"Udah jangan bahas dia lagi, mending kita turun dulu di rumah aku, ada sahabat-sahabatku yang akan ikut kita berbagi." Beby menghentikan mobilnya di halaman yang tak begitu luas itu. Di depan rumah minimalis sebagai markas Rangers Dewaani. Eka, Hany, Ratna, dan Anny muncul dari pintu.
"Hai, udah siap belum?" tanya Beby pada mereka berempat.
"Siap dong." jawab Eka tersenyum lebar. Beby Alesha turun dari mobilnya dan meminta dua temannya yang lain ikut turun.
"Kita jalan kaki aja ke sebelah, mobilnya gak muat," ajak Beby kepada teman-temannya. Mereka pun berjalan ke Panti asuhan itu yang hanya berjarak 3 meter dari markas mereka.
Hanya pagar setinggi 2 meter yang menghalangi antara panti asuhan itu dengan rumah yang mereka tempati.
"Kakak!" teriak seorang anak kecil dan langsung menabrak tubuh Beby dan memeluknya.
"Halo Fadhlan, gimana nih hafalannya? udah nambah belum?" tanya Beby sembari mengelus lembut rambut sang bocah.
"Udah dong," jawab bocah yang bernama Fadlan itu. Ia kemudian melepaskan diri dari Beby kemudian lari ke dalam panti ia memanggil ibu Ratih sang pemilik panti.
"Ibuk, kakak cantik itu datang lagi..." ujarnya dengan
nafas terengah-engah karena berlari cukup kencang.
"Siapa sayang?"
"Itu, kakak yang biasa bawa hadiah ke sini." jawab Fadhlan tersenyum lebar.
"Nak Alesha?" Fadlan mengangguk kemudian menarik tangan tua ibu Ratih untuk keluar menemui gadis yang dimaksud oleh Fadhlan.
"Assalamu'alaikum ibu, apa kabar?" sapa Beby Alesha sembari mencium tangan perempuan yang sudah berusia sekitar 60 tahun itu.
"Waalaikumussalam. Ibu sehat nak, mari semuanya silahkan duduk." Ibu Ratih mempersilahkan semua tamu yang berjenis kelamin perempuan itu untuk duduk melantai yang beralaskan karpet bulu domba itu.
"Kami bawa hadiah untuk anak-anak di sini Bu, semoga bermanfaat." ujar Beby memulai menyatakan maksud kedatangan mereka semua.
"Terimakasih banyak lho nak, kalian baik sekali. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian semua."
"Aaamiin." jawab yang lain kompak. Setelah menikmati suguhan dari ibu Ratih, mereka pun pamit dan kembali ke Markas untuk melanjutkan pesta.
Malam itu, Chiki dan juga Qitela ikut menginap bersama anggota Rangers Dewaani dan mereka semua membuat acara besar dengan musik dan juga tarian ala-ala dari mereka bertujuh.
"Apa selalu seperti itu ya Bu, tetangga kita di sebelah?" tanya Erick Bramantyo yang kebetulan sedang berkunjung ke Panti asuhan miliknya itu.
"Seperti bagaimana?"
"Musik dan juga keributan mereka." jawab Erick sembari melangkah ke samping Panti dan memperhatikan suara-suara yang cukup ribut dari Rumah di sebelahnya.
"Baru kali ini penghuni disebelah itu memutar musik sampai sebesar itu, sudah biarkan saja. Jarang-jarang lho rumah di sebelah itu ramai. Biasanya sepi kayak kuburan."
"Oh gitu? tapi gak boleh dibiarkan juga dong Bu, kan bisa mengganggu para tetangga." ujar Erick masih dengan wajah kesal.
"Sudah, suruh aja Jack menegur mereka kalau kamu terganggu." Ibu Ratih melangkah ke dalam panti itu. Dari dalam sana ia tidak bisa mendengar suara musik itu tetapi kalau dari luar barulah sangat jelas, jadi ia biarkan saja, Lagipula anak-anak panti juga sudah tertidur pulas.
Mungkin sewaktu-waktu ia akan berkenalan dengan tetangganya itu yang kadang datang sekali sebulan.
"Jack! kamu atau aku yang ke rumah sebelah untuk menegur mereka!?" ujar Erick dengan rahang mengetat marah.
"Aku saja Bos." jawab Jack dengan wajah heran. Entah apa yang tejadi pada Bosnya itu, sedari tadi ia marah-marah terus kerjaannya seperti sedang PMS aja. Pria itu hanya bisa menggerutu dalam hati.
*Tobe continued
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya, okey???
Nikmati alurnya dan happy reading 😍😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Muliana
panti asuhannya bagus
2022-08-03
1
Palma077
Pak Erick saja ke sebelah supaya ketemuki Lg pujaan hatita
2022-07-16
3
Palma077
jujurlah Beb di depan mereka bahwa Pak Bos tampan kan?
2022-07-16
3