"Rasanya sepi banget ya, gak asyik nih selama Beby ikut magang kita jadi tak punya kerjaan." ujar Eka dengan wajah malas.
"Bener banget, apalagi gak ada klien, hmm bosan. Hidup rasanya hambar." tambah Ratna sembari memandang keluar jendela.
"Eh, bukannya kamu udah ngirim surat lamaran ke Perusahaan yang beralamat di Jalan XY itu ya?" tanya Hany penasaran dengan hasilnya.
"Iyya Han. Tetapi sudah seminggu ini hasilnya belum ada, apa aku balik ke kampung aja ya? nyari kerja di sana jadi apa kek yang penting gak nganggur kayak gini. Gak asyik tauk."
"Iyya Ka, aku dan Ratna juga lagi nyari info loker nih di Hotel atau di Bank."
"Emang boleh ya, jurusan bahasa asing kayak kalian mendaftar di Bank, kirain cuma yang jurusan Ekonomi atau Akuntansi gitu."
"Ya bolehlah, sekarang tuh Bank menerima semua jurusan yang penting sarjana strata satu."
"Oh gitu ya? kalo gitu aku mau juga daftar di Bank. Aku kan juga jago menghitung apalagi menghitung uang, wahhh itu keahlian aku." ujar Eka dengan senyum lebar diwajahnya.
"Uuuh, kalo hitung uang sih semua orang bisa," ujar Anny ikut nimbrung.
"Kita daftar sama-sama yuk kali aja kita lulus semua, jadinya kan markas Rangers Dewaani berpindah tempat, hihihi." Hany tertawa sendiri dengan hasil pemikirannya.
"Betul betul betul." jawab Ratna menimpali.
Keempat gadis cantik itu pun langsung mengangkat tangan mereka ke udara dan berteriak "SEMANGAT!"
🍁
Seminggu magang bersama dengan seorang Bos yang Beby Alesha benci benar-benar membuatnya keriting dan suka emosi.
Setiap ia berada di ruangan yang sama dengan sang bos wajah cantiknya langsung layu tak bersemangat. Ia rasanya ingin memutar waktu agar segera cukup sebulan. Setelah mengerjakan semua perintah sang bos, ia akan menatap kalender dan membuat catatan-catatan kecil dibawahnya. Menceritakan perasaannya saat itu.
Apapun ingin dikerjakannya asalkan ia tidak bertemu muka dengan pria menyebalkan itu. Seperti pagi ini, ia segera mengambil sapu dan alat bersih-bersih untuk membersihkan ruangan itu meskipun sudah dibersihkan oleh petugas Cleaning Servis. Ia tak mau lagi diajak menemui klien yang pada akhirnya akan sangat tidak menyenangkan baginya.
Sesuai jadwal Erick Bramantyo hari ini yakni bertemu dengan salah satu artis ternama ibukota yang sedang ingin menggugat cerai pada suaminya yang kedapatan bermain dengan artis lainnya. Dan ia menuntut pembagian harta Gono gini.
Beby Alesha langsung mengambil alat-alat kebersihan saat Erick memasuki ruangan itu bersama kepala bagian Humas, Fanta Ricola.
"Heh, sejak kapan mahasiswa magang jadi tukang bersih-bersih di ruanganmu bos? Apa kantor besar ini sudah tak mampu menggaji karyawan ya?" tanya Fanta sembari memandang Beby yang sibuk menyapu dan mengepel lantai yang sudah sangat bersih itu.
"Hanya orang bodoh yang menghabiskan waktu membersihkan sesuatu yang sudah bersih." balas Erick sembari melirik Beby yang masih terus menyapu, sesuatu yang tidak pernah dikerjakannya di rumahnya sendiri.
"Salah satu contoh orang yang tak bisa maju, gampang baper. Gak cocok jadi pengacara, cocoknya kerja di dapur, sumur, dan KASUR!" ujar Erick masih berniat menyindir Beby yang sejak pertengkarannya waktu itu langsung tak pernah tersenyum padanya dan selalu memasang wajah jutek.
"Benar tuh bos, kalau aku sih cocoknya di kasur mu kan?" ujar Fanta sembari mendekatkan dadanya yang punya ukuran jumbo itu kearah Erick Bramantyo dengan gaya menggoda, ia sampai mengelus lembut bibir sang bos dengan jari-jarinya yang lentik.
Beby langsung bersin tiba-tiba hingga perhatian dua orang yang tampak bermesraan itu langsung tertuju padanya. Erick Bramantyo mendorong pelan tubuh Frenta Ricola yang seakan ingin menghisapnya bagai lintah.
"Maafkan saya pak Bos, saya suka alergi dengan hal-hal yang menggangu mata saya. Mohon maaf saya menunggu di luar saja, silahkan dilanjutkan." ujar Beby Alesha kemudian segera keluar dari sana. Ia bergidik dengan kelakuan kedua orang itu, ia bahkan tak ingin menoleh lagi.
Fix, Kamu memang bajingan mesum Erick Bramantyo! ujarnya membatin.
Beby menuruni tangga dan melangkahkan kakinya ke arah ruangan Qitela dan juga Chiki.
"Halo gadis, lagi ngerjain apa nih?" tanya Beby setelah ia membuka pintu dan menemukan kedua temannya sibuk mendaftar kasus pidana yang akan sedang ditangani oleh seorang Erick Bramantyo dan juga beberapa pengacara yang tergabung dalam EB & Partners.
"Seperti biasa Beb, inilah pekerjaan kami. Kalau kamu ngapain ada disini?" tanya Chiki sembari tangannya sibuk memisahkan perkara-perkara sesuai tanggal masuk dan pengacara siapa yang akan mendampingi kasus tersebut.
"Aku lagi dikasih cuti nih sama pak Bos, beliau lagi sibuk sih dan tidak mau diganggu." ujar Beby sembari mengangkat tangannya ke udara. Sebuah ekspresi Bebas yang ia rasakan setelah seminggu terkurung bersama bos berotak mesum itu.
"Siapa yang bilang ada istilah cuti bagi mahasiswa magang sepertimu!" seru Erick Bramantyo yang sudah berdiri dengan wajah dingin di belakang punggung Beby.
Deg
Beby tersentak kaget tapi ia berusaha tidak berbalik,
"Oh, sudah selesai ya pak Bos? cepat banget." ujarnya pelan tapi mampu tertangkap oleh kuping si Bos tampan namun arogan itu.
"Apanya yang cepat!? Segera kembali ke ruangan mu sekarang!" titah Erick Bramantyo dengan nada menghardik. Sungguh Beby ingin mencakar wajah pria menyebalkan itu sekarang. Ia tak pernah seumur hidup dibentak seperti itu.
Beby lantas berbalik dan tanpa sadar mengangkat kedua tangannya di depan Erick sembari menggigit bibirnya gemas. Ia meremas udara di depan wajah pria itu dengan emosi tertahan. Dada gadis itu naik turun menahan rasa kesal dihatinya.
Erick Bramantyo merasakan bibirnya berkedut menahan senyumnya. Ia lebih suka kalau wonder womannya ini marah dan bahkan menantangnya bertarung daripada ia cuma diam dengan wajah jutek.
"Permisi Pak," ujar Beby kemudian melangkah keluar dari ruangan itu dan menabrakkan dirinya sedikit dengan bahu lebar Erick Bramantyo. Bos arogan itu langsung mencengkram lengan Beby dengan keras lantas berbisik di dekat wajah gadis itu, hingga deru nafasnya bisa dirasakan oleh Beby.
"Kamu berani menantang seorang Erick, Hem?!"
"Lepas!" balas Beby dengan berbisik pula, ia tak mau Qitela dan Chiki melihat mereka berdua seperti itu. Bisa-bisa mereka jadi salah faham. Ia menghentakkan tangannya hingga terlepas dan lari kembali ke ruangannya dengan emosi masih menguasai hatinya.
Tak lama kemudian Erick Bramantyo kembali masuk ke ruangan itu sembari melirik Beby yang sekarang sibuk menonton berita yang ditayangkan di TV tentang seorang perempuan muda yang katanya dilecehkan oleh seseorang berinisial L-Men. Seorang artis papan atas di tanah air ini. Syukurnya Perempuan itu sudah mendapatkan bantuan hukum dari sebuah organisasi Pemerhati perempuan.
Tiba-tiba tayangan televisi itu mati. Beby memandang sekeliling ruangan mencari remote control untuk menghidupkan kembali tayangan itu tetapi ternyata remote itu sedang dipegang oleh pemilik ruangan yang super menyebalkan itu. Beby langsung mencari kesibukan lain, ia lebih baik tidak menonton daripada harus menemani pria itu bicara.
Sekali lagi Erick Bramantyo merasa menang.
*Tobe continued
Like dan komentarnya dong, agar aku semangat lagi updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
abcdefg
benci benci awalnya
2022-08-21
2
Mama muda
ngakak aku lihat EB
2022-08-03
1
Hajrah Ke'nang
mau nonton tawwa Beby
2022-08-01
1