Drrrrt
Drrrrt
Beby memandangi layar handphonenya yang sudah berbunyi puluhan kali. Sampai akhirnya benda pipih itu berhenti berbunyi.
Gadis manis itu sedang bersiap-siap untuk melaksanakan magang pada hari pertamanya ini di sebuah kantor pengacara besar di kota ini.
Ia mulai mengambil handphonenya yang ia simpan diatas nakas. Dan mulai memeriksa hal-hal penting sebelum ia menonaktifkannya seharian full saat sudah mulai bekerja di kantor pengacara EB & Partners.
"Hmm, Chiki, ada apa dia nelpon sampai puluhan kali begini?" gumam Beby kemudian menghubungi balik nomor teman kelasnya itu.
"Halo Chik? ada apa kamu nelpon?" tanya Beby saat sambungan telepon itu sudah mulai terhubung.
"Anu Beb, bisa minta tolong gak?"
"Bisalah, selama aku mampu, ada apa sih?"
"Aku dan Qitela mau numpang mobil kamu dong pagi ini,"
"Boleh, kemana?"
"Ke kantor pengacara EB& Partners. Kan kita sama-sama ngajuin surat magang kesana." jelas Chiki mengingatkan.
"Oh iya ya, aku lupa maaf ya Chiki."
"Gak papa, kami berdua menunggu di halte dekat tempat kost kami ya Beb?"
"Okey deh, tunggu ya, aku segera meluncur. Jangan sampai kita terlambat di hari pertama kerja."
"Okey Siap Beb."
"Bye, kita ketemu di halte."
Beby menutup panggilan itu kemudian memasukkan handphonenya kedalam Sling bagnya. Ia menuruni anak-anak tangga dari lantai dua rumah mewah itu dengan hati senang. Ia berharap harinya akan sangat menyenangkan.
"Sarapan dulu sayang, biar kerjanya semangat." ujar sang mama yang selalu tampil cantik dan ceria.
"Iya ma, terima kasih." ujarnya sembari mengambil piring yang berisi nasi goreng spesial favoritnya dari Hanna sang mama.
"Magang sama dengan simulasi kerja sayang, jadi pastikan dirimu bekerja dengan baik dan jangan mengecewakan pimpinan di tempat mu magang." Ibrahim memberi nasehat sambil menatap putrinya itu dengan pandangan penuh cinta dan kasih. Putri semata wayangnya yang ia harapkan bisa memberinya cucu yang banyak agar keturunannya bisa bertambah.
"Kenapa sih papa liatin Beby kayak gitu?" tanya Beby yang merasa risih ditatap seperti itu oleh Papanya.
"Ah, kamu kok sensitif sekali sih? emang gak boleh papa ngeliat kamu begitu?"
"Ya enggak sih Pa. Atau ada yang mau papa sampaikan?"
Ibrahim diam, ia mengalihkan pandangannya ke arah piring nasi goreng di hadapannya. Ia ingin meminta putrinya itu segera menikah. Umurnya yang sudah tidak muda lagi, rasanya sangat ingin menimang cucu.
"Ah tidak ada. Kamu sarapanlah cepat supaya tidak telat." ujarnya sembari tersenyum.
"Iya Pa, " jawab Beby kemudian segera menghabiskan sarapannya dan segera berangkat.
🍁
"Wah kita benar-benar berada di sini Qit, EB & Partners besti, kantor pengacara yang sangat terkenal itu." ujar Chiki sembari mencolek lengan Qitela. Matanya berbinar bahagia dan juga bangga karena bisa lolos magang di tempat mentereng seperti itu.
"Gak usah kampungan gitu juga besti, mulut tuh jangan mangap Napa, kayak gak pernah lihat kantor bagus aja." tegur Qitela sembari mengatupkan lima jarinya di depan wajah Chiki.
"Makasih loh Beb, kamu udah bantu kami lolos magang di sini." ujar Qitela saat Beby selesai memarkir mobilnya di Valet.
"Udah ah, perasaan kalian sudah mengucapkan terima kasih sudah ribuan kali, kupingku sampai merah dibuatnya, lihat nih." ujar Beby kemudian memperlihatkan kupingnya bermaksud bercanda. Chiki dan Qitela langsung saling menepuk lengan sambil tertawa.
"Ayok masuk, ini hari pertama kita lho, jangan sampai kita terlambat." ajak Beby pada kedua temannya itu. Mereka pun masuk ke kantor itu dengan penuh percaya diri tetapi diselingi dengan doa agar mereka bisa diterima dengan baik ditempat baru itu.
"Mahasiswa magang ya?" tanya seorang resepsionis yang berjaga di bagian pintu masuk lobby.
"Iya mbak, kami bertiga dari Universitas X."
"Apa kalian membawa surat rekomendasi dari Universitas?"
"Iya mbak, ini.." Beby menyerahkan amplop putih panjang yang bagian luarnya berstruktur logo Universitas tempat mereka menimba ilmu.
"Baiklah, silahkan menuju ke ruangan yang berpintu kaca hitam itu. Disanalah tempat kalian."
"Baik Mbak. Terimakasih banyak." ujar Beby Alesha mewakili kedua temannya. Mereka pun melangkah ke ruangan itu dengan hati dag-dig-dug. Sebuah suasana dan tempat baru umumnya memberikan kesan asing dan juga mengkhawatirkan bagi sebagian orang.
"Mahasiswa magang?" tanya seorang perempuan cantik dan agak seksih dari dalan ruangan itu ketika mereka bertiga berhasil mendorong pintu kaca hitam yang dimaksud oleh sang resepsionis tadi.
"Iya mbak." jawab Beby Alesha tersenyum ramah.
Si perempuan cantik itu langsung menatap Beby dan kedua temannya itu dengan pandangan tak bersahabat. Chiki dan Qitela meraba pakaiannya dari atas sampai bawah karena merasa risih dengan pandangan perempuan cantik itu.
Apa kami salah kostum ya? ujar mereka berdua membatin. Sedangkan Beby Alesha Ibrahim mengangkat dagunya percaya diri.
"Silahkan duduk disini dan aku akan menjelaskan apa yang akan kalian kerjakan selama magang di tempat yang sangat keren ini."ujar perencanaan itu dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi.
"Perkenalkan, nama saya Fanta Ricola. Saya adalah kepala bagian Humas dikantor ini. Kalian bisa panggil saya Fanta. Sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri, baru setelah itu saya tunjukkan apa saja tugas kalian selama 30 hari ke depan, okey?"
"Siap mbak, saya Beby Alesha Ibrahim, bisa dipanggil Beby aja." ujar Beby memperkenalkan dirinya.
"Saya Qitela mbak, dipanggil sesuai kenyamanan mbak aja," ujar Qitela dengan senyum lebarnya.
"Apa saya bisa memanggilmu dengan nama Qite atau Tela?" tanya Fanta dengan wajah datar.
"Qit aja Mbak." Fanta langsung manggut-manggut seperti burung beo.
"Nah kamu, siapa namamu?" tanya Fanta pada Chiki yang sedari tadi sibuk memperhatikan isi ruangan itu.
"Saya Chiki mbak. Dipanggil Chiki aja."
"Oh, Chiki aja? bagus, bagus, nah sekarang tugas pertama kalian adalah, berikan cap pada setiap surat penetapan perkara yang terdapat dalam managering file berwarna merah dan hijau itu."
"Baik Mbak. Trus ada lagi?" tanya Beby dengan wajah gembira. Setidaknya ia dan teman-temannya bisa langsung bekerja dan belajar secara bersamaan.
"Kerjakan yang itu terlebih dahulu, nanti setelah selesai semua baru saya kasih tugas baru." ujar Fanta kemudian meninggalkan tiga mahasiswa magang itu di ruangan yang dipenuhi dengan banyak dokumen penting.
Mereka bertiga benar-benar menikmati pekerjaan itu meskipun kelihatannya sangatlah mudah tetapi ternyata dibutuhkan ketelitian juga dalam memeriksa semua arsip-arsip itu.
Setelah mereka bertiga menyelesaikan pekerjaan itu, Beby berinisiatif untuk menemui Mbak Fanta Ricola di ruangannya yang katanya di bagian Humas. Saat Beby melangkah ke bagian Humas tak sengaja ia bertemu dengan seseorang yang ia pernah temui di suatu tempat.
*Tobe continued
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya, okey?
Nah lho, siapa itu ya yang ditemui Beby Alesha???
Nantikan ya di-update berikutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Hadiyah 0575
Lanjuuut..tetap semangat💪😊
2022-07-24
3
Salpira Salpira
magang hari pertama. smangat ya
2022-07-19
2
Palma077
EB? aku curiga, prusahaan ini milik siapa.
2022-07-16
2