"Ma, aku mau minta izin nih," ujar Beby dengan dandanan yang sangat cantik hari ini. Wajahnya tampak sangat cerah dengan sedikit perona merah diwajahnya.
"Kemana Beb? Kamu kan baru keluar dari Rumah Sakit sayang." jawab sang Mama dengan aura khawatir.
"Ada acara ngumpul-ngumpul Ma dengan teman-teman di sebuah acara." jawab Beby tersenyum lalu mencium pipi mamanya.
"Ngumpul sama Hany, dan lainnya itu ya?" tanya Mamanya lagi memastikan supaya ia bisa memberikan laporan yang jelas kepada sang suami, Pak Ibrahim yang terhormat.
"Bukan Ma, ini teman organisasi aku. Gak lama kok, tapi setelahnya aku mau ngumpul sama Eka, Ratna, Hany, dan Anny." Beby mengabsen nama-nama sahabatnya agar mamanya memberikan izin.
"Lah tambah acara lagi? bisa tengah malam dong pulangnya." ujar Hanna sudah mulai tampak tidak setuju.
"Ngumpulnya di rumah itu Ma, yang papa belikan sebagai markas kami."
"Acara apalagi sih, kan kamu harus istirahat sayang, bentar lagi harus magang lho."
"Iya Ma, ini cuma mau rayain ulang tahun Ratna. Dan maunya bikin acara di sana. Cuma kami berlima kok tanpa cowok," jelas Beby berusaha menyakinkan mamanya.
"Kok gak diadakan di sini aja sih? rumah ini kan luas sayang, ada banyak pelayan juga disini yang bisa bantu kalian."
"Mereka semua masih suka segan sama Papa Ma, jadinya kan gak nyaman. Boleh ya Ma, tapi aku nginap sama mereka."
"Iya juga sih Papamu tuh suka sok jaim kalo di depan teman-temanmu. Tapi kok harus nginap sih kan ada Mang Jujun bisa jemput kamu sayang "
"Ih gak asyik deh. Gak lama kok Ma cuma semalam aja. Lokasinya juga gak jauh dari sini,"
"Iyya deh, tapi foto-foto kegiatan kalian harus kamu kirim ke Mama ya?"
"Beres Ma, gampang itu." ujar gadis itu kemudian langsung mencium pipi mamanya dan berpamitan.
"Hati-hati ya Beb!"
"Iya Ma, Assalamualaikum!"'
"Waalaikumussalam."
Setelah Beby keluar dari rumah, Hanna langsung menghubungi Ibrahim sang suami memberitahukan kalau putrinya keluar rumah untuk suatu kepentingan.
🍁
"Akhirnya kamu datang Beb," ujar Virgin dengan senyum cerah diwajahnya.
"Aku pasti datang kak, kan aku sudah berjanji." jawab Beby sembari mengarahkan pandangannya pada seluruh ruangan yang masih sepi itu.
Dari luar, bangunan ini seperti sebuah gedung sederhana. Tetapi setelah ia masuk. Ia bisa melihat ada banyak kemewahan yang ada di dalam keseluruhan ruangan-ruangan ini.
Seperti sebuah Club. Ruangan ini dilengkapinya sebuah bar beserta bartendernya dan tentu saja sebuah lantai dansa dengan lampu yang besar di tengah-tengah ruangan itu.
Meskipun belum beroperasi dan masih sepi, Beby yakin tempat itu adalah sebuah tempat untuk dugem atau Dunia Gemerlap untuk orang-orang yang kurang kerjaan.
"Anggota yang lain kemana kak?" tanya Beby saat matanya sudah cukup kenyang memindai keseluruhan isi ruangan.
"Mereka belum datang, bentar lagi juga sampai. Kamu santai aja dulu." ujar Virgin sembari menyerahkan segelas minuman ke depan Beby.
"Minum Beb!" Beby tersenyum kemudian mengangkat gelas itu, Tetapi ada bau yang tidak sedap ia cium dari dalam minuman itu, jadi ia menyimpannya kembali.
"Gak pernah minum ya?" tanya Virgin dengan pandangan sedikit kecewa.
"Gak kak, tubuhku gak sembarangan menerima makanan dan minuman asing. Langsung bereaksi parah."
"Oh gitu ya?"
"Iya kak. Maaf ya." Beby akhirnya mengambil handphonenya untuk mengurai kebosanan yang ia rasakan di dalam ruangan itu. Ia mulai menghubungi para Rangers. Memastikan semuanya sudah siap di markas setelah ini.
Suasana yang tadinya sepi kini berubah ramai. Beberapa orang sudah memasuki ruangan itu. Dari mulai gadis muda seperti dirinya sampai perempuan paruh baya yang mungkin seumuran dengan mamanya.
"Ini acara apa sih sebenarnya kak?" tanya Beby kepada Virgin yang sedang menyeruput minumannya dengan santai. Gadis itu pun sudah mulai menghisap rokoknya yang membuat Beby langsung menutup hidungnya. Ia sedikit alergi dengan asap rokok.
"Ini acara ultahnya mbak Mery ketua kita."
"Oh gitu ya? aku gak tahu sih kak jadinya gak bawa kado." jawab Beby tak enak hati. Ia sebenarnya mempunyai satu buah kado di mobilnya tetapi itu kan buat Ratna.
"Gak apa-apa, kita juga di sini gak ada yang bawa kado."
"Ah iya."
"Trus mbak Merynya kemana, kok belum kelihatan?" tanya Beby dengan wajah yang sudah tidak sabar. Ia merasa sudah lama di tempat itu. Dan belum juga jelas apa yang akan mereka semua lakukan.
"Itu dia," tunjuk Virgin pada seorang perempuan dewasa yang mungkin seumuran dengan mamanya.
Sosoknya cantik dan berwibawa. Ternyata ini orangnya yang sering menjadi pembicara dimana-mana yang jago membakar semangat perempuan untuk mandiri dan tidak bergantung pada yang namanya laki-laki.
"Mau menyapa dulu Beb?" tawar Virgin sembari berdiri dari duduknya.
"Hayok lah kalau begitu."
Mereka berdua pun mendekati perempuan yang bernama Merry itu.
"Oh, ini toh yang namanya Beby Alesha itu, cantik dan pastinya cerdas." ujar Merry saat bertemu pandang dengan Beby.
"Ah mbak bisa aja, aku kagum lho sama mbak Mery." ujar Beby dengan wajah bahagia bisa bertemu dengan idolanya. Seorang orator ulung.
"Duduk di sini Beb, kita bisa ngobrol banyak hal." ujar Mery kemudian mempersilahkan gadis muda itu untuk duduk di sampingnya.
"Selamat ulang tahun mbak."
"Iya terima kasih, Beb."
"Mereka lagi ngapain mbak?" tunjuk gadis itu ke arah pojok ruangan. Dua orang perempuan sedang saling mencium dengan sangat berani ditengah musik hingar-bingar di dalam ruangan itu.
"Oh itu? mereka itu salah satu contoh perempuan yang sudah menjadi korban pasangan lawan jenisnya."
"Mereka kecewa pada yang namanya pria yang sering menyakiti hati mereka. Ya jadi mereka mencari kepuasan sendiri dengan berpacaran dengan sesamanya." jawab Mery dengan santai. Beby merasakan kulitnya meremang ngeri. Ini kan tidak wajar dan merupakan perilaku menyimpang.
"Lalu? mbak Mery biarkan?" tanya Beby dengan rasa tidak percaya dengan penglihatannya.
"Yah selama itu yang membuat kita bahagia kenapa tidak Beb? Menjalin hubungan dengan pria hanya akan membawa luka apalagi dengan alasan cinta. Kamu bisa lihat itu?" Mery menunjuk seorang pria dengan tampilan necis sedang merangkul dua gadis muda yang sangat seksih ke dalam kamar untuk dilayani hasratnya.
"Pria seperti itu hanya butuh tubuh kita setelah itu ia campakkan dan mencari lagi yang lain yang lebih menarik dan memuaskan."
"Makanya itu kita harus lebih kuat dari mereka, kalaupun mau melayani mereka tidak boleh ada perasaan supaya hati tidak sakit." Beby berusaha mencerna apa yang sedang diucapkan oleh tokoh emansipasi wanita itu.
"Kamu lihat, perempuan dikekang tidak boleh keluar rumah, tidak boleh menikah lebih dari satu tetapi mereka para pria bisa bebas keluar rumah dan menikah sampai berkali-kali." ujar Mery dengan nada yang sudah mulai meninggi.
Semua yang Beby lihat di depan matanya membuatnya bergidik. Pikirannya belum sampai ke arah sana.
"Nah sekarang kamu pikir Beb, kalau kita bisa bahagia dengan cara kita sendiri kenapa kita harus bergantung pada para pria brengsek itu. Kita harus lebih daripada mereka dan membuat mereka bertekuk lutut di kaki kita." Beby terdiam.
Apa benar yang dikatakan oleh Mbak Mery kalau laki-laki hanya butuh tubuh perempuan sebagai pemuas saja?
Ih begitu biadabnya laki-laki seperti itu.
Tapi kalau berhubungan dengan sesama jenis apa itu juga bagus? Aku kira tidak. Itu hanya akan merusak mental kita saja.
Kenapa hati kecilku merasa ini adalah organisasi yang tidak sehat? Mereka bilang membela perempuan tetapi malah menjerumuskannya ke tempat yang paling rendah.
"Maaf mbak, aku pamit lebih cepat, kepalaku sedikit pusing," ujar Beby sembari menyentuh kepalanya yang mulai tak nyaman dengan musik dan juga bau asap rokok itu.
"Wah, gak seru nih Beb, acara kita kan belum mulai?"
"Mohon maaf mbak, aku baru keluar dari Rumah Sakit, jadi gak bisa lama-lama diluar rumah. Permisi mbak." ujar Beby dan langsung ngacir dari tempat itu. Ia berjanji tak akan mau lagi ke tempat seperti itu.
Di depan pintu ia tak sengaja menabrak tubuh tinggi seorang pria dengan rahang yang kuat dan juga memiliki penampilan yang cukup menarik.
"Maaf pak, aku gak sengaja," ujar Beby menunduk. Setelah pandangan mata mereka bertemu dalam sepersekian detik.
Deg
Si Wonder Woman ada di tempat seperti ini?
Luar biasa! ternyata kamu gadis yang nakal juga ya?
batin pria itu dengan senyum samar di bibirnya.
*Tobe continued
Mana nih like dan komentarnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
organisasi sengklek nih pemimpin nya juga kayaknya penyuka sesama jenis.mana ada organisasi perempuan yg mendoktrin peserta utk membenci kaum pria..
2023-02-12
1
Mama muda
bagus Beb
2022-08-03
1
Ummi Andira
beby anak baik Pak Erick
2022-07-25
1