Di usir dari pesantren Darussalam

*******

Saat perjalanan ke pesantren Darussalam, Malvin bertanya pada Gus Alzam bagaimana bisa ia mengenal adiknya.

"Sejak kapan lo kenal dengan adik gue bro,,?" tanya Malvin.

"Mungkin sekitar satu bulanan lah,," jawab Gus Alzam.

" bagaimana bisa lo kenal dia??"

Gus Alzam agak sedikit ragu untuk menceritakan awal mula dia pertemuan dia dengan Queena, dia merasa malu.

"Pasti kurang meng enakan ya,, zam ." tebak Malvin.

Gus Alzam tersenyum kecil mengingatnya.

"Ha,,ha,, pasti Queena melakukan sesuatu yang aneh ya sama lo??"

Bukan cuma aneh namun dia dengan seenaknya mencium pipinya, dan memaksa mau menikah dengan dirinya.

"Queena memang seperti itu zam, tingkahnya itu bikin puyeng haha,," Malvin jadi ketawa sendiri membayangkan sifat Gus Alzam dan adiknya itu pasti Gus Alzam langsung ilfil.

Lagi lagi Gus Alzam hanya tersenyum kecil, dia bingung mau menanggapi soal Queena karena memang Tingkah Queena diluar nalar.

"Pertama aku mengenal Queena itu di sebuah cafe, dia dengan tiba tiba mencium pipi ku, setelah itu dia maksa buat nikahin aku ,," cerita Gus Alzam.

Malvin melongo mendengar cerita Gus Alzam ada ada saja memang adiknya itu,kemudian dia tertawa dengan kencang

"Ha,,ha,,, pasti dia lagi kalah main game sama Ella."

"Jadi aku dijadikan bahan taruhan gitu Vin?"

"Bukan gitu zam,pasti dia dipaksa main game sama Ella dan Quenna kalah mungkin hukumannya itu disuruh cium lo kali," terang Malvin.

" Tapi yang gue herankan zam , kok mau gitu Queena nyium lo, biasanya dia itu akan ogah berurusan dengan laki laki ,namun sama lo kayaknya Queena ngebet banget gitu."

"Saya juga tidak tahu," jawab Gus Alzam.

Setelah itu hanya keheningan yang terjadi dalam mobil ,sampai di pesantren Darussalam Gus Alzam menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Saya masuk dulu ya Vin, Assalamu'alaikum" pamit Gus Alzam pada Malvin.

"Waalaikum salam," jawab Malvin.

Gus Alzam berjalan dengan tertatih menuju ndalem memejamkan matanya , mencoba menguatkan hatinya melihat kekecewaan Abi dan Uminya,

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Assalamu'alaikum" Gus Alzam memanggil salam didepan pintu ndalem.

"Waalaikum salam,," jawab semua orang dari dalam.

semua orang menatap Gus Alzam dengan penuh kekecewaan hingga suara sang Abi memecah keheningan itu,

"Untuk apa kamu kembali kesini zam ??" tanya Abi tanpa mau melihat Gus Alzam.

Umi Maryam menangis menatap putra pertamanya itu, bagaimana mungkin dia setega itu mempermalukan keluarganya,sorot kekecewaan begitu kentara dimatanya.

Ning Syaqila memeluk sang Umi, dia begitu faham begitu kecewanya sang Uminya itu pada Abang pertamanya, namun dia yakin sang Abang punya alasan husus mengapa meninggalkan pernikahannya.

sama halnya dengan Gus Azka dan Ning Fatimah melihat Gus Alzam dengan tatapan penuh kekecewaan.

Memang sekarang semua keluarga besar kyai Reyhan dan Kyai Basyir sedang berkumpul bersama setelah melakukan resepsi Gus Azka dan Ning Fatimah.

Mendengar pertanyaan sang Abi Gus Alzam. merasa begitu berdosa dan bersalah pada semuanya.

Gus Alzam langsung duduk bersimpuh di depan Abinya memeluk lutut sang Abi sambil ber urai air mata.

"Maafkan Alzam bi,, Alzam tidak bermaksud melakukan semua itu bi,,"

"Sudahlah sekarang sudah tidak ada gunanya lagi, lebih baik kamu pergi sekarang,"

"Tidak Abi,, maaafkan Alzam bi,, "

"Sekarang kamu sudah mapan, tidak membutuhkan Abi sama Umi lagi,jadi kamu tega melakukan hal ini pada kami"

"Tidak Abi,,"

Abi Reyhan bangun dan menarik Gus Alzam menuju luar ndalem, melihat Gus Alzam ditarik sang suami Umi Maryam mengikuti dari belakang.

"Kamu mampu membeli rumah yang kamu mau kan zam,, Sekarang tinggalkan Darussalam Abi kecewa sama kamu zam,"

Mendengar pengusiran sang Abi Gus Alzam berpindah bersimpuh dikaki sang Umi,

"Umi maafkan Alzam mi,, Alzam tahu kalau Alzam salah tapi, Alzam tidak berniat melakukan itu mi"

Sang umi hanya menangis menatap sang putra.

"Umi tidak tahu zam ,, Umi adalah ibu yang gagal mendidik mu menjadi pria yang bertanggung jawab,"

"Tidak mi,, umi tidak pernah gagal ,ini murni kesalahan Alzam "

"Kalau sudah tahu kamu salah lebih baik kamu pergi,,!" Abi Reyhan menarik kasar Gus Alzam membuat luka dikaki Gus Alzam mengeluarkan darah hingga menembus perbalnya.

"Pergi,,!" usir Abi Reyhan dengan dingin.

Saat hendak semua orang hendak berbalik meninggalkan Gus Alzam sendiri dihentikan suara seseorang.

"Tunggu dulu,,!"

********

"Kamu suka sama Alzam sayang,,?"

tanya Tuan Fredy pada Queena.

"Enggak" jawab Queena dengan lantang.

"Kalau kamu tidak suka sama Alzam kenapa kamu mau nikahi dia sih sayang??"

tanya sang Daddy lagi.

"Ya,, karna Queena ingin lah dad"

"princess,, tidak semua yang kita inginkan itu harus kita dapatkan, apalagi ini soal rumah tangga, emang Queena mau nanti sat menikah dengan Gus Alzam, dia menikah lagi karna gak cinta sama Queena?"

"Tinggal Queena bunuh saja lah dad istri keduanya"

Tuan Fredy memijit kepalanya, dengan cara apalagi dia memberi tahu sang putri bahwa yang putrinya lakukan itu salah.

" Udahlah dad katanya tadi Daddy mau bantuin Queena,"

Tadi tuan Fredy membisikkan pada Queena kalau dia akan bantu Queena mendapatkan Gus Alzam, sebenarnya tadi itu hanya kalimat penenang agar putrinya membiarkan Gus Alzam pulang,namun dia lupa bahwa putrinya akan menagihnya.

*********

_

_

_

TBC

Sorry ya,,, kalau masih banyak typo

😘😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***