Halalkan aku 3

*****

"Dimana lo sembunyikan Gus Alzam ?" tanya Arvin pada Queena dengan tatapan penuh intimidasi.

Bukan Queena namanya jika merasa ter intimidasi " Dimana ya..??" pura pura berpikir Queena menarik ujung bibirnya,

"Mau tau??".

" Katakan,,!" Bentak Arvin.

"Aw,,, atut,, tapi bohong, ha,,,ha,,,ha"

ejek Queena membuat Arvin makin emosi.

"Gk usah marah marah ingat umur udah tua, nanti kena serangan jantung lalu ko'it dan aku bahagia ha,,ha,,"

Queena memang pandai memainkan emosi seseorang, membuat Arvin yang biasanya pandai mengontrol emosi bisa lepas kontrol menghadapi Queena.

"Kasih tahu sekarang atau gue akan laporkan ke pihak berwajib!" Ancam Arvin.

"hm,,hm,,hm,, oke oke gue kasih tahu,Gus Alzam sekarang berada di,,, tempatnya wle,,,,"

menjulurkan lidahnya Queena mengejek Arvin langsung memasuki mobilnya.

"udahlah gak ada gunanya bicara dengan makhluk gak guna kayak lo, mending gue temuin calon suami gue aja bayyy,,,," lanjut Queena melambaikan tangannya.

************

Queena menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, bernyanyi sambil tertawa sendiri.

"Hatiku senang,,,hatimu senang,,, lala,,, semua membuatku senang Haha,,,ha,,," melirik kaca spionnya Queena makin tersenyum lebar.

"Arvin Arvin mengapa otakmu ditaruh di dengkul sih ?? ha,,ha,,, kan gue jadi tahu kalau lo ngikutin , dasar bodoh." Queena sadar kalau dari tadi ada yang mengikuti mobilnya dan itu Arvin.

Queena berhenti didepan supermarket, berjalan dengan santai pura pura tidak mengetahui kalau Arvin mengikuti nya.

Sementara Arvin diam didalam mobilnya menunggu Queena, namun sampai beberapa jam Queena belum keluar dari supermarket,apa yang dia beli?? pikir Arvin.

*******

Ditempat lain disebuah kamar tidur, lelaki memakai gamis lengkap dengan jasnya, berbaring dengan tangan terikat, menggeliat namun tangannya yang terikat membuat dia tidak leluasa menggerakkan badannya.

"Ssh,, Astaghfirullahal Adzim dimana ini??" tanya Gus Alzam pada dirinya sendiri.

Gus Alzam bingung dimana dirinya berada, mengapa dirinya terikat seperti ini, seingat dirinya tadi pagi dia lagi siap siap buat akad lalu ada seorang santri memberikan minuman katanya disuruh sang Abi dan tanpa curiga dia langsung meminumnya.

Namun setelah itu dia pusing dan tidak tahu apalagi yang terjadi setelah itu,saat sudah sadar tangannya sudah dalam kondisi terikat.

Gus Alzam melihat sekeliling kamar, kamar yang dominan warna abu-abu desain modern dan sangat mewah dan dapat dipastikan pemiliknya ini merupakan orang kaya.

Tapi siapa pemiliknya?? ditengah pemikiran Gus Alzam tiba tiba pintu terbuka, seorang lelaki muda berbadan kekar masuk,

"Anda sudah sadar tuan ??"

tanya pria tersebut.

"Iya,, anda siapa?? mengapa anda membawa saya ketempat ini??" tanya balik Gus Alzam beruntun.

"Maaf sebelumnya Tuan perkenalkan nama saya Alonzo, kalau mengapa anda berada disini tanyakan saja pada Nona kami nanti." jawab Alonzo.

"saya permisi tuan biar maid nanti membawakan makan siang anda" pamit Alonzo hendak meninggalkan kamar, namun suara Gus Alzam menghentikannya.

"Maaf Alonzo bisakah kau bukakan ikatan di tanganku dulu,, saya mau sholat dulu" pinta Gus Alzam.

Alonzo terlihat masih berpikir, Gus Alzam kembali bersuara

" saya tidak akan lari, jika itu yang kamu khawatir kan ,kamu bisa mengunci pintunya dari luar."

Alonzo membuka ikatan ditangan Gus Alzam,lalu mengunci pintunya dari luar.

Gus Alzam bersyukur setidaknya dia tidak akan meninggalkan sholat,walau dia begitu khawatir bagaimana keadaan Pesantren Darussalam, bagaimana keadaan Abi dan Uminya dan bagaimana dengan pernikahannya.

********

Sudah lebih dari lima jam Arvin menunggu Queena di depan supermarket namun belum juga kelihatan batang hidungnya, akhirnya Arvin memutuskan untuk mengecek Queena kedalam supermarket namun Queena tidak ada , dia terus berkeliling disekitar supermarket namun hasilnya nihil sampai ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.