Cerita Baru

Bunyi pintu kamar yang dibuka oleh pak French membangunkan Putri, "anak cewe kok bangunnya keduluan sama matahari?" katanya yang langsung membuka gorden kamar Putri.

Putri mendengar suara ayahnya dan langsung terbangun. Ia mengucak matanya dan melihat ke arah masuknya cahaya setelah gorden dibuka. "ternyata sudah pagi" katanya sambil merenggangkan kedua tangannya,

"ayo sarapan nak!" pinta pak French yang singgah mengelus rambut anaknya lalu lebih dulu turun ke bawah,

"okeyyyy papa ku yang gemes" balas Putri tersenyum lebar.

Putri turun dari tempat tidur dan langsung merapikannya. ia kemudian mandi.

setelah itu bersiap-siap dan turun kebawah untuk sarapan.

ternyata pak French sudah menunggu dari tadi, sambil mengutak-atik handphone nya.

"nungguin yah?" tanya putri yang langsung duduk,

"hari ini nggak adalah jadwal operasi Put?" tanya pak French yang langsung melahap sarapannya,

"ya.. semoga nggak ada Pah, aku kayaknya cuman ngecek pemulihan pasien VVIP" jawab putri yang juga mulai sarapan.

*Dengan gelar Dokter Spesialis Bedah, Putri kembali mengabdikan diri di rumah sakit ayahnya. Meskipun begitu ia tidak masuk lewat jalur koneksi tetapi melewati jalur lamaran dan wawancara seperti beberapa temannya yang lain. Menyelesaikan spesialis nya hanya dalam jangka waktu 3 tahun lebih, dan Putri baru bekerja selama 8 bulan di rumah sakit ayahnya yang mau dibilang memang akan menjadi miliknya karna hanya dia satu-satunya pewaris tunggal dari Cahyani French Adittama, atau yang biasa disapa Pak French.

seluruh staf dirumah sakit mengetahui jelas status Putri, namun dengan paras yang cantik Putri tidak suka dianggap paling tinggi, ia sangat merendahkan hati dan bekerja sewajarnya bahkan ia meminta agar orang-orang tetap menganggap nya sebagai dokter yang sama seperti dokter lainnya, bukan sebagai anak pemilik rumah sakit dan calon direktur utama rumah sakit itu*

"papah hari ini mau kerumah sakit?" tanya putri,

"ia nak, ada beberapa urusan yang harus papa selesaikan, papah udah telfon pak Felix buat nanti kita ada meeting cepat" jelas pak French,

"aku duluan yah!" tambah putri yang sudah selesai melahap roti lapis nya "Salim pah" Putri berdiri dan menyalami ayahnya, lalu menghabisi susu di gelas. dan beranjak dengan sedikit terburu-buru.

"hati-hati!" pesan pak French yang masih asyik dengan sarapan nya.

.

(Dirumah Sakit)

.

🏥🏥🏥🏥

Putri tiba di rumah sakit. Turun di parkiran dan langsung menuju ruangannya di lantai 3.

"selamat pagi dok!" terdengar sapaan dari setiap orang yang ia temui, dan putri selalu membalasnya dengan senyum lebar dan ramah.

Ia masuk ke lift, dan ternyata berbarengan dengan temannya, Dokter Fandi yang merupakan spesialis penyakit dalam.

"morning put" sapa dokter Fandi .

*sedikit gambaran tentang dokter Fandi, dia adalah seorang dokter muda yang paling memikat di rumah sakit itu. memiliki paras tampan yang membuat setiap perawat, suster, maupun dokter wanita pangling. ia adalah orang yang ramah, rendah hati, dan pintar. Ia juga baru bekerja selama 8 bulan, waktu itu masuk bersamaan dengan putri. aAyahnya adalah sahabat pak french*

"baru datang fan?" tanya putri langsung

dokter Fandi mengangguk "tadi juga liat kamu diparkiran, aku panggil nggak nyahut" jelasnya

"masa? nggak dengar tuh" sambung Putri heran,

"hehe bercanda, aku dari Radiologi, ngambil hasil ronsen pasien" jelas Fandi lagi,

"dasar, makanya aku heran orang benaran nggak dengar ada yang manggil" kata putri,

"ia kan aku manggil nya make suara hati" kata Fandi tersenyum,

"haha mulai kan" Putri ikut tersenyum.

mereka tiba di lantai 3, ruangan mereka memang beda arah,

"dah" kata Putri yang sudah keluar,

"Yo.. semangat ya guys ya hehe.." sambung Fandi yang tidak lupa melemparkan senyum nya yang membuat Putri hampir lupa jalan.

ada beberapa perawat yang hendak masuk lift pun dibuat meleleh. mereka suka menjodoh-jodohkan Fandi dan Putri, dengan sebutan masa depan Rumah sakit. Dilihat dari semua segi, putri dan Fandi memang cocok.

"selamat pagi dok" sapa perawat Tari, asisten putri yang sudah sampai lebih dulu.

"pagi Tar, aman kan?" jawab Putri,

"hehe aman dok!" sambung Perawat Tari.

Putri langsung masuk, menggantungkan tasnya, memakai jas, dan mengalungkan stetoskop. sempurna! siap bekerja di hari baru ini.

Tari masuk membawa list kegiatan kerja putri hari ini.

"di mohon kerjasamanya ya!" pinta putri setelah membaca list-nya.

Tari tersenyum dan mengangguk.

seperti biasa, hari ini putri akan lebih dulu mengecek kondisi pasien VVIP, dan akan bermain dengan pisau bedah jika ada pasien gawat darurat yang harus di operasi.

*setelah kejadian 4 tahun yang lalu, putri memilih untuk menutup rapat-rapat pintu hatinya. sejak pulang dari desa hari itu, Arga sama sekali tidak menghubunginya sampai saat ini. Sampai sekarang pun Putri tidak mengerti dan tak paham apa alasannya. Ia terus mencari kabar tentang Arga namun seperti kresek yang ditiup angin kencang, Arga tak ditemui dalam sekejap bahkan mungkin sampai selamanya. Merasa di patahkan hatinya, Putri sempat depresi dan tak ingin melanjutkan sekolahnya saat itu, seperti kehilangan arah dan motivasi namun karna pak French berusaha dengan segala cara membujuk Putri dan akhirnya Putri bisa ada saat ini dengan kondisi yang saat ini juga. Putri sangat mencintai Arga. Arga sudah sebagai orang yang paling berharga setelah ayahnya, namun entah kenapa Arga menghilang tanpa kabar sedikit pun, tanpa alasan apapun. Seperti digantung, Putri memilih menutup diri kepada siapapun yang ingin mengajaknya serius. Bahkan sampai saat ini, perasaan nya terhadap Arga masih sama dan mungkin masih utuh.*

"dok, dipanggil Pak DirutFelix katanya penting" kata Tari,

"baiklah" Putri langsung keluar menuju ruang direktur

...

Jelang beberapa jam, Fandi datang, "dokter Putri didalam?" tanya nya ke Tari,

Tari menggeleng "tadi menghadap ke Pak Dirut dan belum balik dok" jawabnya,

"oh baiklah, udah jam makan soalnya. Titip pesan yah, bilangin aku nunggu di kantin" pesan Fandi yang kemudian langsung menuju kantin.

"baik dok" sambung tari.

Fandi memang sengaja ingin mengajak Putri makan siang bersama.

tak lama putri kembali,

"tadi di cariin dokter Fandi dok" kata Tari

"oh yah? ngapain?" tanya Putri,

"nggak tau dok, cuman nitip pesan katanya nunggu di kantin" jawab tari,

"benar yah, udah jam makan siang. Mana aku belum sempat ngecek lagi. lama ya ke pak Direktur nya?" tanya putri lagi,

"hehe lumayan lama dok. Nggakpapa nanti selesai makan aja kita ngceknya" jawab Tari,

"ia sih, tapi mereka udah pada makan kan?" tanya Putri,

"hehe sudah dong dok" Jawab tari,

"baiklah. yuk sekalian ke kantin!" ajak Putri langsung,

"aku udah selesai dok, hehe.." tolak Tari yang memang sengaja agar tidak mengganggu Fandi dan Putri,

"lah cepat kamu yah. yaudah aku ke kantin ya! kalau ada apa-apa langsung telfon aja" pesan Putri yang lalu menyusul ke kantin.

ia langsung menuju meja Fandi, "tadi aku keruangan kamu tapi katanya masih ngadap Pak Direktur" sambut Fandi yang memberikan kursi untuk Putri duduk,

"hehe iya. itu loh papa datang! kita ada meeting cepat" jelas putri,

"oh gitu. Pesen soto ayam kan? hehe" tanya Fandi,

"hehe kok tau?" tanya Putri balik,

"taulah, walaupun kita kenal baru beberapa bulan belakangan, aku hafal loh sama warna kesukaan kamu, makanan kesukaan kamu, tempat makan kesukaan kamu, bahkan apa lagi ya" jelas Fandi yang begitu antusias karna Putri mau menyusulnya ke kantin,

"haha benaran? pasti dapat bocoran dari Tari kan?" tanya putri penasaran

"nggak lah. dari om French sendiri haha" jawab Fandi santai,

"papa? haha.. emang yah" sambung putri tersenyum,

tak lama mengobrol, makanan pesanan mereka pun datang.

"mau disuapin nggak nih?" tawar Fandi bercanda,

"haha apaan sih fan, dikira aku anak kecil" tolak Putri tertawa,

"mungkin maksud dokter Fandi kecil dan menggemaskan kali" tambah Mba Isa pelayan kantin,

"nah tepat bangat Mba, menggemaskan hehe" timpal Fandi yang tidak dapat menyembunyikan rasa gemasnya terhadap putri,

"jangan lama-lama Dok, nanti diambil orang loh" goda Mba Isa Yang mengetahui jelas dari raut Fandi yang menyukai putri.

mendengar candaan mba Isa, Putri dan Fandi saling menatap karena kaget,

"tuh kan.. apa saya bilang" tambah Mba Isa yang ikutan gemas melihat kedua muda-mudi yang mulai malu-malu ini,

"Ahm.. hehe Mba Isa ada-ada saja" potong Fandi yang mulai salah tingkah, Putri hanya tersipu malu.

*sejak Fandi mulai dekat dengan putri, banyak yang sudah mulai curiga kalau mereka memang sudah berpacaran*

"eh yuk! keburu selesai waktunya" ajak Putri berusaha menutupi wajah malu-malu nya,

"eh benar loh haha" sambung Fandi yang juga berusaha menutupi salah tingkah nya. Sebenarnya ia sangat tersentuh dengan kata mba Isa tadi, ia memang takut jika Putri sampai diambil orang.

selesai makan, mereka langsung kembali ke ruangannya, "eh Fan, mau nggak aku kenalin ke sahabat ku!" tawar Putri di tengah jalan mereka,

pernyataan yang menyayat hati Fandi, ternyata Putri tidak tertarik dengannya, buktinya Putri malah ingin mencomblanginya dengan sahabat Putri.

Fandi hanya terdiam dan terus melangkah dengan tatapan kedepan,

"Fan, dengar nggak sih?" tanya Putri,

"hah? kenapa? sorry otak ku lagi kemana-mana" tanya Fandi balik,

"itu loh, aku ada sahabat, namanya Elsa. aku kenal dia 3 tahun yang lalu deh karna kita kan sekampus. masih jomblo loh dia, mau nggak?" jelas Putri lagi,

"ehm.. put, aku duluan yah. masih banyak pasien yang harus ku kontrol. sorry ya bahas nya lain kali aja" tolak Fandi yang memilih pergi duluan daripada semakin mendengar tawaran Putri yang sebenarnya sangat sesak di hati,

Putri pun bingung kenapa Fandi tiba-tiba dingin begini. 'apa lagi turun salju yah' tanyanya dalam batin. Ia pun langsung menuju ruangannya.

Fandi tiba di ruangannya, "sudah ada pasien yang menunggu disana Dok, saya arahkan ke ruangan bisa?" tanya PA-nya, Fandi mengangguk dan masuk lebih dulu.

'sial. aku ditolak bahkan sebelum nyatain' kesalnya dalam batin.

...

waktu berjalan begitu cepat dan sekarang menunjukkan jam sebelas malam, semua yang piket pagi sudah melepas piketnya diganti dengan yang piket malam.

Putri melepas jas dan stetoskop nya. Ia mengambil tassnya dan keluar.

"trimakasih Tar" katanya ke tari,

"terimakasih kembali dok" kata tari yang sudah selesai merapikan mejanya.

"yuk sekalian!" ajak Putri.

mereka pun bersama-sama menuju lift,

saat lift terbuka, didalam sudah ada Fandi yang hendak turun juga, Putri langsung masuk dan pikirnya akan diikuti oleh Tari, "eh aku kelupaan kunci rumah di meja dok. duluan aja" kata Tari yang sebenarnya sengaja karna lagi-lagi tak ingin mengganggu Fandi dan Putri.

"lah?" Putri kaget, namun lift langsung pelan-pelan tertutup,

ada satu staf yang buru-buru dan ingin sekalian, namun tari menghalangi nya

"et.... bentar-bentar" palangnya,

"why?" tanya staf itu,

"mohon jangan diganggu yah! dokter ku lagi harus love time banget hehe" bisiknya,

"haha oh masa Depan rumah sakit" sepertinya staf itu langsung mengerti dan membiarkan nya .

di dalam lift, Putri ingin bicara namun canggung takut salah bicara dan membuat mood Fandi lebih rusak lagi,

"baru mau balik?" tanya mereka barbarengan,

mereka kaget kenapa bisa bareng dan saling tatap lagi,

Fandi kembali salah tingkah, "ia maksudku, baru balik?" tanyanya ulang,

"hehe ia" jawab Putri mencoba tersenyum,

"udah makan?" tanya Fandi lagi,

putri mengangguk tersenyum,

membuat Fandi tidak bisa menahan rasa gemasnya, ia langsung mengelus rambut putri "kalau mau mandi pake air hangat ya!" pesannya perhatian,

kali ini jantung putri berhasil dibuat berdegup, sudah lama tidak mendapat perlakuan begini dari laki-laki selain ayahnya "iya Fan, tengs ya udah ngingetin" katanya tersenyum.

Fandi membalas nya dengan senyum yang tak kalah manis 'aku suka sama kamu put' katanya dalam batin. Ia langsung membuka sweteer nya dan membungkus tubuh Putri yang tanpa jeket itu.

"eh" Putri kaget, namun tidak bisa menolak,

"takut masuk angin" kata Fandi,

"makasih loh" sepertinya Putri kehabisan kata-kata karna gugup.

tak lama, lift terbuka.

mereka pun sama-sama menuju parkiran. Fandi menemani Putri sampai mobilnya, "mau sekalian?" ajak Putri,

"haha nggak lah, nanti mobil aku nganggur" tolak Fandi,

"hehe.. kan kamunya ikut sampai sini, aku pikir mau nebeng" jelas Putri,

"nebeng ke hati mu boleh lah" goda Fandi,

"haha" Putri hanya bisa tertawa kecil,

"gih masuk! hati-hati ya!" pesan Fandi, yang sudah membukakan pintu mobil untuk Putri,

"Yoo.. tengss" sambung Putri yang lalu masuk.

ia langsung menyetir dan pulang.

Fandi lalu menuju mobilnya.

'nggakpapa deh, pelan-pelan aja dulu' tukasnya dalam batin.

ia pun melajukan mobil dan pulang.

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!