Bab 20

"Yas, Lo di suruh ke ruangan HRD ada apa?" tanya Sarah penasaran. Saat ini mereka lagi makan siang di kantin.

"O iya gue hampir lupa mau cerita ke Lo." jawab Yasmin.

"Emangnya ada apa?" tanya Sarah kembali.

"Lo tau Sar, mulai besok gue pindah dan gak di tempatkan di administrasi lagi."

"Apa?" tanya Sarah terkejut. "lo besok gak di administrasi lagi?! terus Lo di pindahkan kemana Yas..? apa lo bakalan di pindahkan ke luar kota?!" Sarah terus mencecar banyak pertanyaan ke Yasmin, membuat Yasmin bingung sekaligus ingin tertawa juga melihat begitu serius nya wajah sahabatnya, Sarah.

"Hahaha.." akhirnya Yasmin tertawa juga karena Uda tidak tahan dengan ekspresi wajah Sarah.

"Kok Lo malah ketawa sih Yas.. gue kan serius tanya sama Lo... kalau Lo di pindah, gue gak bareng sama Lo lagi dong.. terus gue gak ada temannya di ruangan itu dong.." ucap Sarah cemberut.

"Hahaha.. jangan cemberut gitu, gue gak di pindahkan keluar kota. Tapi.. gue hanya pindah ruangan dan lantai aja.."

"pindah ruangan ?!" tanya Sarah

"iya.. di lantai 25." jawab Yasmin

"Lantai 25," Sarah berpikir sejenak, ia seperti tahu lantai 25 itu ruangan siapa. "tunggu deh, bukannya lantai 25 itu.. ruangan CEO kita ya..? jadi lo mau pindah ke ruangan Pak Gio? sebagai apa Yas?" tanya Sarah kembali.

"kalau tanya itu satu-satu dong Sar.." balas Yasmin.

"Uda cepat deh jawabnya, jangan bikin gue semakin penasaran!"kesal Sarah.

"Ha ha ha.. gak sabaran amat sih! iya gue jawab nih." ucap Yasmin yang terus saja tertawa. "Ini bisa di bilang kabar bagus Sar, gue... gue akan menjadi sekretaris pak Gio.." ucap Yasmin.

"Sekretaris pak Gio? Lo serius Yas..!" tanya Sarah terkejut

"Hmm."

"Ya Allah Yas.. Lo beruntung banget bisa jadi sekretaris pak Gio.." ucap Sarah senang. "Gue juga mau jadi sekretaris pak Gio, bisa melihat wajah tampannya setiap hari. Oh, ya ampun.. sayangnya bukan gue, tapi elo yang di pilih jadi sekretaris nya. Nih Ya Yas, kalau karyawan wanita di sini tau.. pasti mereka pada iri sama lo." ucap Sarah lagi dengan begitu senang sembari tersenyum-tersenyum.

"Gue terima sebagai sekretaris pak Gio bukan mau melihat wajah tampannya, tapi ini bagus untuk masa depan gue. Dengan menerima jadi sekretarisnya, gaji gue jadi lumayan dan gue bisa bantu ibu panti." tutur Yasmin.

"Ya..ya..ya" balas Sarah pasrah.

Keesokan harinya, tepat pukul 7.30 Yasmin sudah berada di lantai 25. Yasmin merapikan meja sekretaris yang sudah di siapkan oleh kantor kemaren dan mejanya di letak tepat di depan ruangan CEO. Selesai merapikan meja, Yasmin duduk di kursinya sembari memainkan ponselnya, ia masih bingung apa yang harus ia kerjakan karena CEO ADIJAYA sendiri belum datang.

Saat asik dengan ponselnya, Yasmin di kaget dengan suara bas seseorang, ya siapa lagi kalau bukan Gio.

"Ehmm." Yasmin pun langsung berdiri.

"Pa-pagi tuan.." sapa Yasmin langsung sembari membungkuk kan tubuhnya memberi hormat pada Gio.

"Pagi." balas Gio datar. "Yasmin masuklah keruangan saya." ucap Gio masih dengan nada datar. Lalu langsung berjalan masuk kedalam ruangan nya.

"Ini." Gio memberikan beberapa dokumen ke Yasmin. "Kamu pelajari dokumen itu dan kamu rangkum ulang kedalam komputer, terus kamu print lalu serahkan ke saya. Dan saya mau sore ini harus Uda selesai." Ucap Gio dingin, membuat Yasmin melebarkan matanya melihat dokumen yang ia pegang dan harus di selesaikan sore ini juga.

"Tap_"

"Saya paling tidak suka di bantah. Kerjakan sekarang!" potong Gio langsung sembari menatap tajam Yasmin.

Yasmin yang di beri tatapan tajam, langsung menelan salivanya. Ia pun akhirnya menghela nafasnya pasrah.

"kamu boleh keluar."

"Ba-baik tuan." balas Yasmin sembari membungkukan tubuhnya, kemudian keluar dari ruangan Gio.

Sedangkan Leo hari ini tidak berada di kantor, melainkan ada di luar kota mengurus bisnis Gio yang lain. Karena Leo tidak ada, oleh karena itu dokumen atau berkas yang tadinya harus di selesaikan oleh Leo, di serahkan ke Yasmin. Ya hitung-hitung Gio ingin melihat kerja seorang Yasmin Kiara Prasetyo.