Bab 06

Akhirnya Yasmin dan juga sahabatnya, Sarah sampai di Jakarta setelah menempuh perjalanan hampir 12jam. Kini mereka masih di terminal bus tengah menunggu taksi. Sepupu dari Sarah sudah mengirim alamat ke ponselnya di mana sepupunya itu tinggal.

Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya mereka mendapatkan taksi juga. Yasmin dan Sarah pun langsung masuk ke dalam taksi, lalu Sarah menyebutkan alamat yang dituju ke pada supir taksi tersebut.

Yasmin membuka kaca jendela taksi, untuk melihat ke arah luar. Ini pertama kalinya Yasmin menginjakkan kakinya di kota Jakarta. Orang bilang kalau kita ingin sukses, harus merantau ke Jakarta. Apakah itu benar atau enggaknya Yasmin juga tidak tahu, tapi ada sebagian teman-teman kuliahnya yang sukses setelah mencari pekerjaan di kota ini.

"Sar, gue gak nyangka kita bisa sampai di Jakarta. Ternyata gedung-gedung disini tinggi banget ya.. Selama ini gue hanya bisa melihat di televisi dan sekarang gue Uda di sini aja." Ucap Yasmin sembari matanya masih terus memandang kearah luar.

"Ya, gue harap selama disini Lo bisa melupakan si brengsek Rangga itu. Terus membuka hati lagi untuk orang lain, siapa tau aja jodoh Lo ada di Jakarta, kita kan gak pernah tahu!" cicit Sarah

"Ck! Gue baru aja putus Sar.. gak semudah itu untuk mencari pengganti nya ataupun membuka hati gue untuk orang lain. Gue masih trauma, gue gak mau sakit untuk kedua kalinya. Yang gue pikirin sekarang adalah mencari pekerjaan yang lebih baik dari kemarin, Lo kan tahu selama ini gue membantu biaya panti." ucap Yasmin menjelaskan.

"Iya, gue tahu itu. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus disini. Disini kan banyak perusahaan-perusahan besar, entar kita masukan lamaran kerja ke Perusahaan-perusahan itu. Percuma dong kita kuliah tapi masa' kita kerja hanya sebagai SPG doang, ya seenggaknya jadi staf di kantor kek.." Sarah langsung memeluk sahabatnya itu dari samping. Ia tahu saat ini hati Yasmin masih patah hati.

"Aamiin.." balas Yasmin.

Satu jam mereka baru sampai ke alamat yang mereka tuju.

"Mbak ini alamat rumah yang mbak sebutkan tadi.." ucap supir taksi yang sudah berhenti tepat di sebuah rumah minimalis yang tidak besar.

Ya, sepupu dari Sarah tinggal di sebuah perumahan. Rumahnya emang tidak besar seperti rumah yang lainnya, tetapi rumahnya bagus. Kemudian Yasmin dan Sarah keluar dari mobil setelah membayar ongkos taksi. Ongkosnya lumayan mahal dari terminal bus ke rumah sepupunya, tapi gak masalah namanya di kota besar apa-apa serba mahal, lagian mereka patungan membayarnya.

Di tempat yang berbeda, disebuah kamar seorang pria tengah menghubungi seseorang hingga beberapa kali, tetapi nomor yang di hubungi tidak aktif. Ia pun kesal dan langsung membanting ponselnya.

"Sial! kamu dimana sih Yasmin.." kesalnya, sudah entah yang keberapa kali ia menghubungi tunangannya itu, tapi ponselnya tidak aktif.

Pria tersebut, siapa lagi kalau bukan Rangga Aditama yang terus menghubungi ponsel Yasmin. Kemudian Rangga bergegas keluar dari kamarnya. Ia ingin kerumah Sarah, kerumah sahabat Yasmin, tunangannya. Ya, sampai hari ini Rangga masih menganggap Yasmin sebagai tunangannya, ia tidak ingin hubungannya bersama Yasmin berakhir, apalagi tidak lama lagi mereka akan segera menikah.

"Rangga.. kamu mau pergi kemana? apa kamu gak ke kantor?" tanya Mamanya yang melihat anaknya jalan melewatinya menuju pintu dengan hanya memakai pakaian santainya.

Bagas menghentikan langkahnya lalu menatap mamanya yang juga sedang menatapnya.

"Rangga ada perlu mam, dan.. hari ini Rangga gak masuk kantor, karena ada hal penting yang harus Rangga selesaikan." Jawab Rangga santai kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju mobilnya.

Rangga melajukan mobilnya keluar dari dari rumah nya menuju rumah Sarah, ia yakin Yasmin berada di sana. Tanpa ia ketahui kalau Sarah dan juga Yasmin sudah tidak lagi berada di rumah kontrakan Sarah ataupun tidak berada di Surabaya lagi, melainkan mereka sudah berada di kota Jakarta untuk mengadu nasib.